Catatan Ganesha Putera: Ketika Partisipasi Membiayai Prestasi!

PemainPersebaya Future Lab Maickel Protasius Yesaya Junior Pisso saat menjalani sesi latihan di Spanyol/Foto: Official Persebaya
Iklan

Catatan Kunjungan Persebaya Future Lab ke Eropa – Bagian 1

“Partisipasi adalah income, prestasi adalah cost. Jika partisipasi terus dikembangkan, maka partisipasi akan membiayai prestasi” – Azrul Ananda

Tulisan besar di tembok kantor Persebaya inilah yang memantapkan hati saya untuk berkolaborasi dengan klub ini. Buat saya, tulisan tersebut adalah “visi” tentang membangun sepakbola dengan fondasi kuat dan tepat. Fondasi yang memastikan sekali klub mencapai prestasi tertentu, keberlanjutannya akan tetap terjaga.

Pengalaman bekerja di sepakbola Indonesia, banyak organisasi mengejar prestasi jangka pendek dengan cara sekedar “membeli pemain”. Tak heran di sepakbola kita, jamak terjadi klub menjadi juara di satu musim, lalu terdegradasi langsung atau di beberapa musim berikutnya.

Hal lain adalah penyakit “elitisme”. Jika bicara pembinaan, semua hanya berpikir performa dan prestasi tinggi. Sampai hari ini, belum pernah kita mendengar Federasi bicara soal strategi peningkatan partisipasi. Padahal, tanpa partisipasi, prestasi level elite adalah kemustahilan.

Iklan

Persebaya berada di jalur yang benar. Kami ingin mencapai prestasi dengan basis partisipasi sebagai fondasi. Sebuah impian yang masih harus terus diperjuangkan!

 

Pembinaan di Spanyol

Di masa jeda kompetisi usia muda saat ini, Persebaya Future Lab (PFL) memanfaatkannya untuk melakukan “upgrading” dengan mengunjungi sumber-sumber pengetahuan sepakbola level atas. Tujuan awal adalah Spanyol, negara Juara Piala Eropa 2024.

Perlu ditegaskan pengertian sumber pengetahuan sepakbola level atas bukan berarti melulu datang dari sepakbola kasta tertinggi. Justru di pekan awal, PFL berkunjung ke klub sepakbola kasta bawah. Fokusnya ialah melihat bagaimana praktek level tinggi di sepakbola kasta bawah!

Cerita tentang kunjungan klub kasta bawah Spanyol akan dibeberkan pada tulisan selanjutnya. Sebelum masuk ke sana, penting untuk kita mempelajari struktur pembinaan sepakbola di Spanyol. Sebagai gambaran Spanyol adalah negara dengan 48 juta orang. Sebanyak 1,1 juta orang (2,1% dari jumlah penduduk) merupakan pesepakbola terdaftar.

Pengertian pesepakbola terdaftar adalah pemain yang berlatih (minimal 2 latihan per pekan) dan bermain di kompetisi Liga tiap akhir pekan. Sebagai gambaran, data FIFA mencatat hanya 67.000 pesepakbola terdaftar (0,02% dari jumlah penduduk) di Indonesia. Tentu kuantitas saja sudah bicara tentang perbandingan level sepakbola kedua negara.

Di senior, ada 10 kasta Liga. La Liga mengelola dua kasta teratas liga profesional. Selanjutnya di kasta ke-3 ada Primera Federacion, ke-4 ada Segunda Federacion, ke-5 ada Tercera Federacion. Tiga kasta ini adalah liga Semi Pro yang dikelola oleh RFEF (PSSI-nya Spanyol). Terakhir kasta ke-6 sampai 10 adalah liga amatir yang dikelola oleh Federasi Regional (Asprov).

Untuk junior, dibagi menjadi beberapa kelompok usia. U19 bernama Juvenil (2006-2007-2008). Lalu U16 adalah Cadete (2009-2010). U14 dinamai Infantil, yang terbagi ke dua sub kategori, yaitu Infantil Sub 14 (2011) dan Infantil Sub 13 (2012). U12 dinamai Allevin, yang terbagi ke dua sub kategori, yaitu Allevin Sub 12 (2013) dan Allevin Sub 11 (2014).

Kemudian ada Benjamin untuk U10,yang terbagi ke dua sub kategori, yaitu Benjamin Sub 10 (2015) dan Benjamin Sub 9 (2016). Terakhir, Pre Benjamin untuk U8, yang terbagi ke dua sub kategori, yaitu Pre Benjamin Sub 8 (2017) dan Pre Benjamin Sub 7 (2018).

Di tiap kelompok usia, juga terdapat kasta. Misal di Juvenil (U19), kasta tertinggi adalah Division de Honor. Kasta ini dikelola oleh RFEF, dengan membagi Spanyol ke 6 wilayah. Tiap wilayah merupakan lintas 2-3 Asprov berisi 16 tim. Lalu ada Juvenil Divison Nasional (kasta 2), Juvenil Division Preferente (kasta 3), Juvenil Division Primera (kasta 4) dan Juvenil Segunda (kasta 5). Hal serupa juga di kelompok usia lainnya.

 

Banyak Tim, Banyak Pemain

Menariknya, kompetisi di Spanyol memperbolehkan klub untuk mendaftarkan sebanyak mungkin tim di seluruh kasta kompetisi. Setiap klub bisa saja memiliki banyak tim semua kasta. Tentu penentuan di kasta mana tim berada, tergantung dari prestasi, lewat mekanisme promosi dan degradasi.

Real Madrid misalnya memiliki tim A yang bermain di La Liga. Lalu, tim B yang bermain di Primera Federacion (kasta 3). Juga, tim C yang bermain di Segunda Federacion (kasta 4). Lalu misal CE Europa, klub semenjana yang saya kunjungi memiliki Tim A di Segunda Federacion dan Tim B di Tercera Federacion (kasta 5).

Hal ini berlaku juga di sepakbola usia muda. Akademi FC Barcelona misal memiliki 19 tim yang bermain di Juvenil (U19) hingga Benjamin (U10). Jumlah ini sedikit, karena di akademi klub papan atas, hanya pemain terpilih yang dapat berlatih di sana. Dimana pemain akan mendapatkan beasiswa untuk berlatih dan bermain dengan gratis.

Di akademi klub papan bawah, jumlah tim dan pemainnya jauh lebih banyak. Biasanya karena program sepakbola mereka berbayar. Siapapun pemain, apapun levelnya, berhak untuk berkompetisi. Misal klub memiliki 60 pemain U14, maka klub akan membagi ke 4 tim @15 pemain. Ada tim yang main di Division Nacional, Division Primera, dan seterusnya. Semua mengikuti level pemain dan peringkat tim di musim sebelumnya.

 

Partisipasi adalah Income

Dari penjelasan di atas, sekarang kita bisa memahami bahwa jumlah pemain yang berpartisipasi sangatlah banyak. Dengan mengakomodir semua pemain segala usia dan segala level, jumlah tim dan pertandingan menjadi banyak. Semua bermain, semua belajar, tanpa kecuali!

Nah ini yang menarik, semua akan jadi income. Di CE Europa misal, mereka memiliki lebih dari 800 pemain. Setiap pemain wajib membayar Iuran Keanggotaan seharga 1000 Euro per tahun. Jika kita kalikan, maka klub akan mendapat income 800.000 Euro. Alias 13,6 milyar Rupiah. Uang inilah yang dipakai CE Europa untuk membiayai Tim Utama dan operasional klub lainnya. Partisipasi membiayai Prestasi!

Rumus partisipasi adalah income juga berlaku untuk Asprov. Di Asprov Catalunya misal, pada level Juvenil (U19), terdapat 16 tim Division de Honor. Lalu, 16 tim Division Nacional, 4 grup @16 tim Division Preferente, 14 grup @14-16 tim Division Primera, 52 grup@14-16 tim. Total terdapat lebih dari 1000 tim yang mengikuti kompetisi Juvenil (U19) di Asprov Catalunya.

Setiap musim, untuk bisa mengikuti kompetisi, pemain perlu mendaftar untuk mendapat lisensi bermain. Biayanya adalah 110 Euro per pemain per tahun, termasuk biaya Asuransi. Jika katakanlah ada 1000 tim dengan 15 orang pemain, maka total ada 15.000 pemain. Jika kita kalikan, maka Asprov akan mendapat 1,65 juta Euro alias 28 milyar Rupiah. Ini baru dari kompetisi U19 saja ya!

Jika partisipasi terus dikembangkan, maka partisipasi akan membiayai prestasi!

-bersambung-

Ganesha Putera
Kepala Persebaya Future Lab

 

 

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display