Akhirnya, wadah perjuangan Bonek dalam mengawal Persebaya dibekukan. Andie Peci, sosok yang dibebani tugas menjadi jubir, menyatakan bahwa mereka membekukan Arek Bonek (AB) 1927 dari segala aktivitas yang berkaitan dengan Bonek. Alasannya, tugas utama mereka mengembalikan eksistensi Persebaya telah tercapai. Mereka yang selama ini berada di dalam AB1927 akan kembali ke tribun untuk menonton Persebaya.
Pembekuan AB1927 sontak disayangkan sebagian Bonek. Mereka menyesalkan menghilangnya wadah yang dianggap Bonek sebagai panutan. Memang, selama ini AB1927 sudah dianggap sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan Persebaya. Banyak aksi Bonek yang lahir dari inisiatif AB1927.
Sejak Persebaya dipaksa mati suri oleh PSSI dan harus menelan pil pahit tersingkir dari kancah sepak bola tanah air, AB1927 pun terbentuk. Tak ada tanggal resmi kapan berdirinya. AB1927 bukanlah sebuah organisasi yang berbadan hukum. Mereka hadir karena ketidakrelaan beberapa Bonek atas pendzoliman yang dilakukan PSSI kepada klub kebanggaan mereka.
Jadilah AB1927 menjadi lokomotif aksi-aksi Bonek menuntut pengembalian hak-hak Persebaya. Aksi terakhir di mana mereka terlibat adalah aksi Gruduk Bandung saat kongres tahunan PSSI, 8 Januari lalu. Setelah dua aksi di Jakarta gagal mengembalikan Persebaya, aksi di rumah kedua Bonek itu akhirnya berbuah hasil. Persebaya diakui kembali oleh federasi yang selama ini men-dzolimi.
Kegembiraan Bonek setelah bertahun-tahun menuntut keadilan pun pecah. Begitu pula yang dirasakan beberapa Bonek yang berada di balik AB1927.
Dan kabar pembekuan itu pun tiba saat acara “Tasyakuran dan Penggalangan Dana” di Mess Persebaya, Jumat (13/1). “Tujuan mengembalikan Persebaya sudah tercapai. Maka sesuai komitmen awal kita, AB1927 akan kita bekukan. Kita akan kembali ke tribun, kawan,” kata Andie Peci di hadapan ribuan Bonek yang datang.
Jonerly Simanjuntak, Bonek yang juga terlibat dalam AB1927, mengatakan bahwa sudah saatnya Bonek kembali ke komunitasnya masing-masing.
Ya, komunitas Bonek memang sudah menjamur jumlahnya. Mereka berasal dari berbagai daerah dengan tujuan yang sama. Meski jumlahnya sangat banyak, tujuan komunitas-komunitas Bonek dibentuk adalah untuk mewadahi para pendukung Persebaya dalam mengekspresikan dirinya. Tentu saja, tujuan utamanya adalah mendukung Persebaya.
Meskipun AB1927 sudah dibekukan, namun komunitas-komunitas Bonek itu bisa menjadi panutan bagi masing-masing anggotanya. Ibarat kereta api, AB1927 adalah lokomotif, Bonek dan komunitas Bonek menjadi gerbongnya. Saat lokomotifnya menghilang, masing-masing gerbong bisa menjadi lokomatif yang akan mengantarnya menuju stasiun bernama Persebaya.
Komunitas-komunitas Bonek saat ini mempunyai tugas berat yakni memperbaiki citra dan perilaku Bonek. Meski dalam beberapa tahun terakhir, citra Bonek mulai membaik, namun masih ada saja perilaku Bonek yang tidak terpuji. Saat aksi Gruduk Bandung, ada sebagian Bonek yang menjarah dan membobol warung di kompleks GOR Pajajaran yang waktu itu menjadi titik pusat kegiatan Bonek. Ini tentu merugikan citra Bonek yang perlahan-lahan mulai membaik.
Dengan masih adanya tindakan-tindakan negatif Bonek, kita tetap berjuang untuk menghilangkannya. Ada atau tidak ada AB1927, semua wajib menghapus tindakan-tindakan tak terpuji seperti itu.
Bagi sebagian Bonek, AB1927 sudah dianggap sebagai orang tua. Maka wajar jika sebagian anaknya menganggap bahwa kepergian orang tuanya akan membuat mereka sedih dan merasa seperti anak kehilangan induknya. Namun jika kita mau berpikir positif, dengan tidak cawe-cawenya orang tua, kita akan belajar untuk lebih dewasa. Anak akan tumbuh dewasa dengan cepat jika dilepas orang tuanya. Tak selamanya orang tua terus membimbing anak-anaknya, bukan?
Anggap saja AB1927 telah memberi kita contoh bagaimana menjadi Bonek yang benar-benar Bonek. Bonek yang hanya punya satu tujuan yakni mendukung Persebaya dengan baik dan benar. Tak ada yang lain.
Setelah AB1927 dibekukan, Bonek harus menjadi panutan bagi dirinya sendiri. Panutan sudah otomatis berperilaku baik. Bonek harus tahu bagaimana cara mendukung Persebaya dengan baik. Hanya dengan cara itulah kita bisa membuktikan kecintaan kita kepada Persebaya.
Tugas berat menanti di depan. Sebentar lagi, tim kebanggaan kita akan berlaga di kompetisi resmi. Kita akan berjumpa dengan kelompok-kelompok suporter lain. Di sinilah kedewasaan kita diuji. Apakah kita memang cinta Persebaya atau hanya memanfaatkan Persebaya demi ego kita.
AB1927 telah memberi contoh bagaimana mencintai Persebaya sebenar-benarnya. Terima kasih, AB1927…