EJ – Tiket terusan merupakan barang baru di Indonesia. Tak pernah ada klub-klub di tanah air yang menerapkan sistem tiket yang jamak dilakukan klub-klub Eropa.
Di tahun 2017 ini, Pusamania Borneo FC (PBFC) berencana menerapkan sistem tiket terusan untuk memanjakan suporternya. Langkah yang diambil manajemen klub ISL ini merupakan terobosan baru yang perlu dikuti klub-klub lain.
Manajemen baru Persebaya perlu memikirkan sistem tiket ini untuk diterapkan pada kompetisi mendatang. Persoalan tiket menjadi isu paling hot di kalangan Bonek menjelang kompetisi berlangsung. Umumnya, mereka menuntut kemudahan dalam membeli tiket.
Kebanyakan Bonek setuju penerapan tiket terusan diberlakukan manajemen. Hal itu tercermin dalam polling yang dilakukan EJ yang diikuti 2.448 voter. 53 persen mengaku akan membeli tiket terusan jika sistem itu diterapkan. Sementara 21 persen tidak akan membelinya, sisanya 26 persen belum memilih.
Jika nanti PERSEBAYA akan jual tiket terusan . Beli apa tidak TIKET TERUSAN ini ? Bantu share ya
— EMOSIJIWAKU (@emosijiwakucom) January 11, 2017
Beberapa Bonek meminta manajemen baru Persebaya nanti menerapkan tiket terusan. Alasannya system itu bisa membuat distribusi tiket tertib dan bisa memberantas calo.
@emosijiwakucom berharap tiket terusan ini bisa diwujudkan kedepannya
— adensuryana (@lurus_digeser) January 17, 2017
@emosijiwakucom saya mewakili ABBT akan membeli tiket terusan…
— Bonek A.B.B.T.1927 (@Bonek1927Arifin) January 11, 2017
Tiket terusan dijual sebuah klub selama laga kandang. Tiket ini memberi keuntungan buat pembelinya yakni harga yang murah dan tidak perlu repot mengantri.
Ilustrasinya, misal harga tiket normal Persebaya per pertandingan untuk kelas VIP adalah Rp 50.000. Untuk tiket terusan lebih murah, misal Rp 45.000. Sementara jumlah pertandingan Persebaya dalam satu musim ada 12 pertandingan. Maka, untuk satu musim kompetisi, Bonek harus mengeluarkan uang sejumlah 12 x Rp 45.000 = Rp 540.000.
Tiket ini berlaku satu musim. Bonek tidak perlu mengantri karena sudah ada jaminan masuk ke stadion. Bonek cukup menunjukkan barcode yang ada di tiket saat masuk pintu stadion. Nanti petugas yang akan men-scan barcode tersebut.
Kendalanya bukan tak ada. Berbeda dengan liga-liga sepak bola Eropa yang tertib jadwal, di liga dalam negeri jadwal sering berubah-ubah. Ini menyulitkan suporter dalam meluangkan waktu pertandingan. Jika jadwal berubah seenaknya tentu akan merepotkan pembeli tiket terusan dalam mengatur jadwal.
Meski sistem tiket terusan relatif baru dan menghadapi beberapa kendala, tidak ada salahnya manajemen baru Persebaya mempertimbangkannya. Jika tidak musim ini, bisa musim selanjutnya. Semua demi kenyamanan suporter dalam menonton Persebaya. (iwe)