Tak banyak klub di Indonesia yang mempunyai coach staff statistics atau staf pelatih statistik. Hanya ada beberapa klub Liga 1 yang menggunakan jasa staf pelatih statistik antara lain PBFC, Persija, Persib, dan Arema. Keputusan Persebaya memakai staf pelatih statistik tentu mengejutkan. Apalagi Persebaya “hanya” bermain di kasta kedua sepak bola. Noor Arief Budiman, pria asal Bantul yang sebelumnya berkarir di klub Villa 2000 ditunjuk sebagai staf pelatih fisik. Bagaimana ia menjalankan perannya di Persebaya?
***
Noor Arief tampak duduk di samping pelatih Persebaya, Iwan Setiawan, di depan papan skor Lapangan Kodam V Brawijaya, Rabu (15/2). Rupanya pria yang akrab disapa Arief itu sedang mengamati para pemain seleksi Persebaya yang saat itu mengikuti latihan. Ia lantas mencatat performa mereka di kertas yang dibawanya dalam map.
Itulah sebagian kecil yang dikerjakan Arief sebagai staf pelatih statistik setiap mengikuti latihan Persebaya. Tak hanya mencatat, ia juga mendokumentasikan latihan dalam sebuah video. Tujuannya mengetahui performa setiap pemain dalam bentuk statistik. Catatan dan video itu akan ditunjukkan kepada Iwan sebagai bahan evaluasi.
Arief adalah staf pelatih yang direkomendasikan Iwan sebagai orang yang menangani bagian statistik Persebaya. Kerjasama antara keduanya sudah dimulai sejak ia berkarir di Akademi Sepak Bola Villa 2000. Iwan merupakan salah satu pemilik akademi itu.
Sebelum di Persebaya, Arief telah bekerja sama dengan pelatih yang ia panggil dengan sebutan ayah ini selama tiga tahun.
“Alhamdulillah sudah tiga tahun saya bekerja sama dengan Ayah Iwan Setiawan. Karir saya di sepak bola berawal di akhir tahun 2013 ketika saya memutuskan keluar dari Indosat dan memilih sepak bola sebagai karir selanjutnya. Passion saya di sepak bola,” ujar Arief kepada EJ.
Awal karir Arief bukan sebagai staf pelatih statistik melainkan sebagai marketing manager di Akademi Sepak Bola Villa 2000. Akademi ini berubah namanya menjadi Villa 2000 FC saat lolos ke Divisi Utama tahun 2014. Pertengahan 2015, Arief didapuk menjadi Sekjen Villa 2000.
“Di saat jadi sekjen inilah, saya banyak belajar tentang statistik,” lanjut Arief.
Arief belajar statistik karena saat itu ada kursus internal untuk staf pelatih. Semua staf pelatih wajib menguasai statistik karena dianggap sangat berperan demi kesuksesan tim, terutama perkembangan pemain.
“Apalagi, Villa 2000 kan banyak match, terutama usia muda. Jadi lumayan banyak untuk melatih dan belajar statistik,” tutur pria berusia 33 tahun ini.
Lantas, apa yang dilakukan Arief di Persebaya sebagai staf pelatih statistik?
Arief menerangkan jika job desc-nya ada empat. Pertama, melakukan pendataan semua program pelatih dan jadwal tim yang akan dilakukan setiap harinya. Kedua, menyiapkan materi briefing team saat menjelang pertandingan, baik motivasi dan kepelatihan. Ketiga, melakukan pendataan bahan dalam rangka kebutuhan tim pelatih mempersiapkan analisa lawan. Terakhir, melakukan pendataan statistik fisik pemain (goal, assist, umpan, kartu, shoot, menit bermain, dll) dalam pertandingan resmi. Namun untuk uji coba, hanya sebatas goal, assist, dan perkembangan organisasi permainan yang bisa dilihat dari umpan sukses.
“Dan juga jadi jembatan komunikasi antara tim pelatih dengan manajemen selama satu musim di Persebaya,” tambahnya.
Dalam setiap latihan ia bertugas mendokumentasikan pemain saat mereka bermain game full pitch atau box to box dalam bentuk video. Hasilnya akan dilihat saat meeting dengan tim pelatih. “Kenapa harus didokumentasikan? Karena dengan begitu, kita bisa berulang-ulang melihat performa para pemain,” ucapnya.
Yang menarik, nantinya ia juga bertugas sebagai mata-mata yang akan mengintip performa calon lawan Persebaya. Ia akan mengunjungi stadion tempat calon lawan bertanding dan kemudian mencatat dan merekamnya. “Tapi kalau tidak bisa ke lokasi pertandingan, berarti tugas saya ngubek-ngubek internet,” kata pria yang mengaku sedang jomblo ini.
Bagaimana menyiasati calon lawan yang tidak banyak data di internet? Jika demikian, ia harus berangkat menuju lokasi pertandingan untuk mencari data-data yang dibutuhkan. Tentu bukan hal yang sulit dilakukan. Apalagi Jawa Pos sebagai investor Persebaya mempunyai jaringan yang luas yang bisa dipakai sebagai tempat mencari data klub.
Dalam menganalisa dan membuat statistik, ia juga menggunakan software semacam Prozone. Namun ia mengaku lebih menyukai cara manual. Dalam sebuah video pertandingan, ia akan memotong video per 10 menit. Dari situ, ia kemudian menganalisanya.
“Sudah 1,5 tahun seperti itu dan alhamdulillah bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Arief sudah bekerja di Persebaya sejak Iwan ditunjuk sebagai pelatih kepala. Ia langsung mengikuti Iwan saat mendampingi Persebaya di uji coba melawan 81 FC di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Senin (30/1).
Di kantor manajemen, ia disediakan ruang khusus untuk bekerja. Meski begitu, ia lebih menyukai bekerja di kamarnya karena lebih fokus. Tiap hari, ia membuat laporan yang akan diserahkan langsung kepada Iwan sebagai pelatih kepala. Laporan itu berupa tulisan, grafis, dan angka-angka.
Bagi Arief, bekerja untuk Persebaya adalah sebuah kebanggaan. Meski amanat yang diembannya sangat berat, ia mengaku siap menjalaninya.
Arief mengenal Persebaya saat klub berjuluk Green Force itu melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Mandala Krida. Waktu itu, ia masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar. Terakhir menonton Persebaya pun saat melawan PSIM.
Meski lahir di Bantul, ia mengaku sebagai Slemania. Saat diajak menonton pertandingan PSS di Stadion Tridadi, ia menjadi kecanduan. Ada aura yang berbeda ketika ia bergabung menjadi Slemania. Aura itulah yang kini ia rasakan ketika menginjakkan kaki pertama kali di Stadion GBT. “Aura totalitas untuk klub kebanggaan,” ucapnya semangat.
Ia lumayan mengikuti perjuangan Bonek mengembalikan eksistensi Persebaya. Baginya, Bonek berbeda jika dibanding suporter lain. “Cintanya berasal dari hati yang bersih untuk Persebaya. Benar-benar totalitas. Total pasti loyal dan loyal belum pasti total,” tutur pria yang pernah menikah ini.
Meski bekerja di salah satu klub legendaris tanah air, ia mengaku tak memiliki beban. Namun, ia bertekad akan lebih bekerja keras dibanding saat bekerja di dua klub sebelumnya. “Kenapa harus kerja keras? Karena ada marwah persebaya yang harus saya jaga. Marwah yang tidak saya dapatkan di dua klub sebelumnya,” tegasnya.
Di Surabaya, Arief ditempatkan di sebuah hotel oleh manajemen. Ia menyebut jika manajemen Persebaya sangat luar biasa karena menyediakan fasilitas lengkap untuk ukuran klub Liga 2 bahkan Liga 1.
Ia berharap jika Persebaya bisa berprestasi saat Liga 2 bergulir. “Semoga di bawah Head Coach Iwan Setiawan ini, Persebaya yang baru saja bangkit ini mampu mencetak prestasi di Liga 2. Juara? Semua ingin meraih juara. Tapi ikuti prosesnya saja yang paling penting adalah fokus dan kerja keras di saat latihan dan match resmi nanti,” pungkasnya. (iwe)