Penampilan gemilang Rachmat “Rian” Irianto dalam dua kali uji coba Persebaya melawan PSIS Semarang akhirnya berbuah manis. Ya, nama Rian ikut masuk dalam 12 nama yang dipanggil pelatih Indonesia U-19, Indra Sjafri.
Dipanggilnya Rian untuk mengikuti seleksi timnas U-19 (27 Maret – 6 April) di Jakarta memang bukan sesuatu yang mengejutkan lagi. Usai laga melawan PSIS di Gelora Bung Tomo (19/3) lalu, Ketua Umum PSSI Letjend Edy Rahmayadi memang sudah memberikan “kode” bahwa Rian bisa saja langsung dipanggil timnas U-19 karena mampu tampil bagus bersama Persebaya.
Masuknya nama Rian mengikuti seleksi timnas U-19 memiliki dua arti bagi Persebaya. Dengan dipanggilnya Rian, maka Persebaya melanjutkan tradisi menyetor pemain-pemain terbaiknya untuk berseragam Merah Putih. Hal ini semakin terasa istimewa karena status Persebaya yang baru saja bangkit.
Namun “kepergian” Rian ke timnas dibarengi fakta bahwa arsitek Persebaya, Iwan Setiawan harus kembali memutar otak untuk mengubah komposisi lini belakangnya. Meski statusnya debutan, namun Rian memang berpotensi menjadi pemain inti di lini belakang karena penampilan bagusnya selama menjalani dua kali pertandingan uji coba bersama Green Force.
Entah nanti lolos seleksi timnas U-19 atau tidak, hilangnya Rian selama latihan pramusim tentunya membuat coach Iwan harus mengutak-atik formasi lini belakang untuk menemukan kombinasi bek tengah terbaik. Untungnya, Persebaya memiliki kedalaman skuad yang cukup baik di lini belakang. Jadi, coach Iwan tidak akan terlalu kesulitan dalam menemukan formasi bek tengah pasca kepergian Rian mengikuti seleksi timnas U-19.
Rachmat Latief-M. Syaifudin Bisa Jadi Pilihan Pertama
Persebaya patut bersyukur bisa mendapatkan tanda tangan Rachmat Latief lebih cepat. Mantan bek Pusamania Borneo FC hadir di saat yang tepat setelah sebelumnya Persebaya memiliki M. Syaifudin, Andri Muliadi, Mochamad Irvan dan Rahmad Juliandri serta Rachmat Irianto di pos bek tengah.
Latief pun sudah menunjukkan kemampuannya pada laga kandang mejamu PSIS Semarang. Pada laga tersebut, Latief berduet dengan Rachmat Irianto dan berhasil membuat Persebaya tidak kebobolan. Jam terbang Latief yang tergolong tinggi membuatnya mampu mengoordinir rekan-rekannya di lini belakang Green Force. Apalagi, Latief juga didukung oleh postur tubuhnya yang tinggi sehingga memiliki kekuatan dalam duel bola-bola atas.
Dengan pengalaman serta kematangannya, Latief memang diunggulkan untuk megisi satu posisi dalam duet center back Persebaya. Sempat muncul angan-angan bahwa coach Iwan akan memainkan “duet Rachmat” (Rachmat Latief-Rachmat Irianto) di skuad inti Persebaya musim ini. Namun dengan tugas negara yang diterima Rian, dan kemungkinan jika lolos seleksi maka putra Bejo Sugiantoro itu akan mengikuti pelatnas jangka panjang timnas U-19, maka sepertinya penggemar Persebaya harus menunda keinginan untuk melihat duet Rachmat beraksi di lapangan.
Sebagai pengisi posisi bek tengah yang akan bertandem degan Rachmat Latief, coach Iwan memiliki beberapa nama yang bisa dikedepankan. Namun dari beberapa pengisi pos bek tengah yang ada, nama Mokhammad Syaifudin layak untuk dikedepankan.
Syaifudin memang memiliki potensi untuk bertandem dengan Latief di posisi center back. Pada Dirgantara Cup lalu, mantan pemain Pelita Bandung Raya dan PSS Sleman itu merupakan pilihan pertama coach Iwan di lini belakang Green Force, bersama Andri Muliadi. Sepanjang gelaran Dirgantara Cup, Syaifudin bermain 4 kali. Di Dirgantara Cup, rekor Persebaya jika Syaifudin bermain adalah 3 kali menang dan 1 kali kalah. Jika ditambahkan laga away melawan PSIS, maka selama pramusim Persebaya kalah 2 kali saat Syaifudin menghuni starting eleven.
Secara total, Syaifudin sudah diturunkan dalam 5 pertandingan pramusim Persebaya. Dari 5 pertandingan itu, Persebaya kemasukan 3 gol. Namun ada catatan menarik, 2 gol yang bersarang ke gawang Persebaya terjadi saat Syaifudin dimainkan di posisi bek kanan (vs Cilegon United fase grup Dirgantara Cup). Itu artinya, jika Syaifudin diturunkan sebagai bek tengah, Persebaya hanya kemasukan 1 gol, yakni saat melawan PSIS di Jatidiri.
Selain memiliki kemampuan bertahan dan tekel yang baik, kelebihan lain yang dimiliki Syaifudin adalah pandai memanfaatkan situasi bola mati di depan gawang lawan. Pada laga final Dirgantara Cup lalu, Syaifudin adalah pemecah kebuntuan Persebaya ketika tandukannya di menit 34 memanfaatkan sebuah sepak pojok berhasil menjebol gawang Cilegon United. Apalagi, Syaifudin juga cukup kenyang pengalaman karena pernah membela PSS Sleman dan timnas Indonesia U-23. Tanpa maksud meremehkan kemampuan bek tengah lain yang dimiliki Persebaya, Syaifudin memang cukup layak untuk ditandemkan dengan Rachmat Latief sebagai tembok lini belakang Bajul Ijo.
Masuknya Syaifudin ke dalam formasi inti lini belakang Persebaya, membuat coach Iwan memiliki komposisi terbaik di sektor pertahanan. Latief-Syaifudin akan berduet di pos bek tengah. Sementara dua pos full back kanan-kiri akan diisi oleh Abdul Azis dan Mat Halil. Kemudian untuk melapis duet Latief-Syaifudin, coach Iwan masih memiliki Andri Muliadi dan Rahmad Juliandri. Khusus untuk Andri, pemuda asal Aceh itu sudah menunjukkan potensi sebagai bek tengah tangguh ketika tampil kokoh bersama Syaifudin pada gelaran Dirgantara Cup yang lalu. Jadi, kalaupun coach Iwan harus lebih lama kehilangan Rian, maka Persebaya juga tidak akan kekurangan tenaga pelapis bek utama.