EJ – Pasca diberlakukannya regulasi pembatasan usia pemain maksimal 35 tahun di Liga 2, Persebaya kini menghadapi masalah serius di lini belakang. Pasalnya, Mat Halil yang merupakan pemain utama di posisi bek kiri harus terpental dari skuad Green Force akibat terbentur regulasi. Legenda hidup Persebaya itu memang tidak bisa ikut berkompetisi di Liga 2 musim 2017 karena usianya sudah 37 tahun.
Kehilangan Mat Halil di sektor kiri pertahanan Persebaya tentunya membuat Iwan Setiawan sebagai pelatih harus memutar otak untuk mencari pengganti Abah Halil. Mencari penerus Mat Halil bukanlah perkara mudah, meski kini di skuad Persebaya diisi banyak sekali pemain muda potensial guna mengisi satu slot di posisi full-back kiri. Seorang full-back dituntut untuk piawai menjaga area pertahanan yang menjadi daerah teritorinya, serta harus siap naik membantu serangan.
Memiliki kemampuan bertahan dan bisa membantu serangan sama baiknya tentu menjadi salah satu syarat mutlak untuk bisa menjadi suksesor Mat Halil. Jika melihat kedalaman skuad Persebaya di sektor belakang, ada tiga nama yang bisa dikedepankan sebagai penerus Abah Halil, yaitu Abdul Azis, Mochammad Irvan dan Mokhammad Syaifudin. Ketiganya memiliki kemampuan masing-masing untuk mengisi kekosongan di pos bek kiri setelah ditinggalkan Abah Halil. Lalu siapakah yang paling layak untuk menggantikan Mat Halil? Berikut EJ punya analisis kelebihan dan kekurangan masing-masing calon suksesor Mat Halil.
Abdul Azis
Nama Abdul Azis mencuri perhatian penggemar Persebaya berkat penampilan cemerlangnya selama pertandingan uji coba pramusim Persebaya. Dipasang sebagai full-back kanan, Azis tampil impresif dengan menjadi pilihan utama coach Iwan Setiawan selama gelaran Piala Dirgantara beberapa waktu yang lalu. Pemain muda jebolan tim PON Sulawesi Selatan dan sempat ditempa di tim PSM Makassar U-21 itu merupakan tipikal full-back modern. Meski harus meningkatkan lagi kemampuan tekelnya, namun Azis memiliki naluri bertahan yang cukup baik. Posisi sebagai bek kanan memang patut diemban Azis karena dia juga punya stamina yang bagus.
Tidak hanya memiliki kemampuan bertahan yang bagus, Azis juga aktif dalam membantu serangan. Punya kecepatan dan umpan bagus, Azis sangat berbahaya jika melakukan penetrasi ke sektor pertahanan lawan. Selama gelara Piala Dirgantara, Abdul Azis mampu berkolaborasi dengan baik bersama Thaufan Hidayat di sisi sebelah kanan penyerangan Persebaya. Salah satu penampilan terbaik duet Azis-Thaufan adalah saat menjamu PSIS Semarang di Gelora Bung Tomo. Berkali-kali kerjasama one-two touch Azis dan Thaufan mampu merepotkan pertahanan PSIS. Keduanya bekolaborasi apik dalam membongkar pertahanan rapat PSIS kala itu.
Meski kerap dipasang sebagai full-back kanan dan sepertinya sudah menjadi pilhan utama coach Iwan, namun nama Abdul Azis muncul sebagai kandidat suksesor Mat Halil karena ia juga bisa dipasang sebagai bek kiri. Hal ini karena Azis memiliki kekuatan di kedua kakinya. Meski naturalnya memiliki kekuatan di kaki kanan, namun Abdul Azis juga memiliki umpan yang bagus menggunkan kaki kirinya. Ia kerap kali ditugaskan mengambil sepak pojok di sisi kiri pertahanan lawan, dan Abdul Azis pun menggunakan kaki sebelah kiri sehingga menghasilkan umpan sepak pojok dengan arah bola melengkung kedalam.
Namun sedikit kelemahan yang dimiliki Abdul Azis sebagai pemain berposisi full-back adalah ia kerap kali terlambat saat harus kembali turun menjaga pertahanan, sehingga menimbulkan celah di sisi kanan pertahanan Persebaya. Selain itu, Azis juga harus meningkatkan lagi kemampuannya dalam me-marking lawan. Dalam beberapa pertandingan uji coba lalu, Azis kerap kewalahan saat harus melakukan man-to-man marking terhadap pemain lawan.
Mochammad Irvan
Mochammad Irvan menjadi kandidat penerus Mat Halil karena memiliki posisi natural sebagai full-back kiri. Pemain muda binaan klub internal Indonesia Muda ini memiliki potensi untuk menjadi bek kiri Persebaya di masa depan mengingat ia memiliki kemampuan yang cukup bagus serta usianya yang masih 20 tahun.
Pada sesi pramusim, Irvan juga merupakan pelapis utama untuk Mat Halil dan sempat turun pada pertandingan fase grup Piala Dirgantara. Kemampuan Irvan yang bisa bermain di posisi bek kiri dan bek kanan juga memberikan keuntungan bagi coach Iwan.
Sebagai pemain muda, kengototan dan determinasi khas darah muda adalah senjata utama Irvan. Namun saking agresifnya, Irvan kerap kali terlalu asyik membantu penyerangan dan lupa untuk bertahan. Kemampuan Irvan dalam membantu serangan memang didukung oleh akselerasinya yang bagus dalam melewati lawan.
Meski sebenarnya punya potensi besar, namun sepertinya Irvan belum akan dimunculkan sebagai bek kiri utama Persebaya dalam waktu dekat. Hal ini karena pemain yang pernah membela Laga FC dan Persekap tersebut masih minim pengalaman. Kemungkinan besar Irvan akan dijadikan back-up untuk posisi full-back kanan/kiri terlebih dahulu. Apalagi, postur Irvan yang tergolong mungil untuk seorang bek kerap membuatnya kewalahan dalam duel-duel dengan lawan yang berpostur lebih besar. Dengan usia yang masih sangat muda, yang diperlukan Irvan adalah menit bermain serta ia harus bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan fisik serta kemampuan bertahannya.
Mokhammad Syaifudin
Sempat diunggulkan untuk mengisi pos bek tengah berduet dengan Rachmat Latief, nama Mokhammad Syaifudin justru muncul sebagai salah satu kandidat penerus Mat Halil setelah ia dipasang sebagai full-back kiri pada laga uji coba tertutup melawan Persigo Semeru FC yang dimenangi Persebaya dengan skor 3-1. Pada laga tersebut, Syaifudin dipasang sebagai bek kiri, menemani Rachmat Latief, Andri Muliadi dan Abdul Azis yang mengisi lini belakang Green Force.
Posisi ideal Syaifudin sebenarnya bek tengah. Namun ketika masih membela PSS Sleman, jebolan tim SAD Uruguay itu juga sering dipasang sebagai bek kanan. Dipasangnya Syaifudin sebagai bek kiri saat menghadapi Persigo Semeru FC menunjukkan bahwa pemain berusia 24 tahun itu adalah seorang versatile player yang bisa bermain di lebih dari dua posisi. Kemampuan Syaifudin bermain sebagai bek kiri tentu akan memudahkan coach Iwan dalam mencari komposisi terbaik di lini belakang.
Sebagai pemain dengan posisi asli bek tengah, Syaifudin tentunya memiliki kemampuan bertahan yang baik. Ia kuat dalam duel satu lawan satu dengan penyerang lawan, serta kuat dalam duel bola-bola udara. Kelebihan lain yang dimiliki Syadifudin adalah jam terbangnya yang cukup tinggi meski baru berusia 24 tahun. Pengalamannya yang pernah membela SAD Uruguay, PSS Sleman dan Pelita Bandung Raya pastinya akan sangat berguna dalam mengarungi kompetisi.
Namun berbeda dengan dua kandidat bek kiri sebelumnya, Syaifudin justru memiliki kelemahan dalam hal membantu serangan. Hal ini memang lumrah dimiliki oleh pemain yang aslinya adalah bek tengah. Jika kerap dipasang sebagai bek kiri secara kontinyu dan dengan arahan tim pelatih, maka kemampuan Syaifudin dalam membantu serangan pun juga akan meningkat dengan sendirinya.
Siapa yang Paling Cocok Mengisi Pos Bek Kiri Persebaya?
Dengan hilangnya dua pemain belakang Persebaya, Mat Halil (regulasi) dan Rachmat Irianto (timnas U-19), coach Iwan memang memiliki dua pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan, yaitu komposisi lini belakang dan lini depan yang masih tumpul. Khusus untuk masalah lini belakang, coach Iwan memang tak menghadapi situasi pelik seperti masalah lini depan karena memiliki cukup banyak opsi di sektor pertahanan.
Apabila berkaca pada hasil pertandingan uji coba terakhir melawan Persigo Semeru FC, sepertinya coach Iwan ingin menjadikan M. Syaifudin sebegai penerus Mat Halil. Meski Syaifudin kurang bagus saat membantu serangan, namun ia terbukti kuat dalam bertahan dan bisa berkoordinasi dengan penghuni lini belakang lainnya. Jika coach Iwan tak ingin mengusik kolaborasi instingtif yang sudah terjalin antara Abdul Azis dan Thaufan Hidayat di sektor kanan, maka kemungkinan Syaifudin-lah yang akan diplot sebagai suksesor Abah Halil.
Sebenarnya ada satu nama lagi yang diproyeksikan untuk menggantikan posisi bek kiri yang ditinggalkan Mat Halil. Pada laga uji coba melawan Persigo Semeru FC pada Minggu (2/4) kemarin, Persebaya menyeleksi satu pemain lagi yaitu Kurniawan Karman. Mantan pemain Persiba Balikpapan dan PSM Makassar itu sebenarnya memiliki posisi asli gelandang serang atau sayap. Namun ia juga bisa difungsikan sebagai bek kanan/kiri. Saat melawan Persigo Semeru FC, Kurniawan dicoba di posisi winger kanan menggantikan Thaufan Hidayat. Coach Iwan sendiri mengaku terpikat dengan penampilan Kurniawan. Namun pelatih kepala Persebaya itu masih belum memutuskan posisi mana yang cocok bagi Kurniawan jika ia lolos seleksi. Atau jika coach Iwan tak ingin mengambil resiko, ia masih memiliki cukup waktu untuk mendatangkan pemain baru yang memiliki posisi natural sebagai bek kiri, meski stok pemain bagus kian minim jelang digulirkannya Liga 2 pertengahan April mendatang.