Belakangan ini, ramai sekali permasalahan yang menerpa tim kebanggaan arek Suroboyo. Mulai konflik di dalam tim sendiri, krisis kepercayaan suporter terhadap pelatih kepala Iwan Setiawan, permainan tim yg belum sesuai ekspektasi dan cenderung keluar dari karakteristik permainan khas ngeyel Suroboyo-an hingga yang terbaru Persebaya seakan dipersulit ijin tandingnya ketika melakukan pertandingan away
Entah benar atau tidak, konsep ini seakan menjadi dejavu ISL 2009 ketika Persebaya akan tanding play off melawan Persik Kediri hingga pertandingan digelar sampai 3 kali. Dan yang terakhir, Persebaya merasa dikerjai hingga tidak menghadiri laga melawan persik di Palembang yang kemudian diputuskan kemenangan WO untuk Persik dan Persebaya terdegradasi ke Divisi Utama musim selanjutnya
Ini memang beda konteksnya. Ketika itu, Persebaya berusaha untuk bertahan di ISL. Sedangkan saat ini Persebaya berusaha untuk promosi Liga 1.
Yang terbaru, Persebaya tidak mendapatkan ijin tanding laga away sebanyak 2 kali dari total 3kali. Away pertama yang harus ketika akan berhadapan dengan PSBI Blitar dengan alasan keamanan dan stadion masih renovasi. Yang kedua akan bertandang ke DIY kandang PSIM Yogyakarta meskipun menggunakan homebase SSA Bantul dengan alasan keamanan dan penolakan warga sekitar.
Selama ini, hubungan kedua suporter bisa dibilang harmonis meskipun mempunyai catatan kelam pada 28 januari 1995. Saat itu PSIM bersua Persebaya di Mandala Krida yang menyebabkan jatuh korban dari pihak bonek bernama suhermansyah karena terhimpit dan jatuh.
Selain itu, antara PSIM dan Persebaya juga pernah bertukar pemain. Gelandang M. Taufik yang masih remaja jebolan klub internal persebaya Fatahillah direkrut PSIM untuk memperkuat skuadnya.
Memang Bonek juga memiliki cerita kelam dengan warga Bantul pada 2011 ketika IPL masih bergulir. Untuk memperbaiki citranya, Bonek juga aktif menjalin silahturahmi dengan warga Bantul.
Pihak kepolisian seharusnya obyektif melihat peristiwa ini. Bonek telah berusaha keras merubah image-nya selama 5 tahun terakhir. Gelaran Dirgantara Cup di Sleman jadi bukti nyata Bonek telah berubah sikapnya menjadi lebih santun. Meskipun masih ada beberapa yang membuat kisruh
Laga away ini yang paling ditunggu para pecinta Persebaya. Karena sudah lama Bonek tidak bersua Brajamusti. Selain itu, ini merupakan duel tim legendaris di era nya yang selalu meninggalkan cerita tersendiri.
Jika laga ini batal digelar atau tanpa penonton dengan alasan keamanan, bukankah salah satu tugas dari kepolisian adalah memberikan keamanan yang baik di pertandingan sepakbola? Selain itu meminjam istilah yang familiar di sepakbola Football Without Fans Is Nothing.
Panpel PSIM pun juga merugi ratusan juta dari income tiket pertandingan ini.
Untuk pihak keamanan bekerjalah sesuai tupoksi anda. Proses sesuai hukum yang berlaku bagi oknum yang melanggar. Dan untuk Bonek, jaga image positif dan hubungan harmonis dengan DIY yang selama ini terbangun
Bagi bonek, Jogja tetap istimewa!
*) Eka prasetya, mahasiswa UB pecinta Persebaya