EJ – Manajemen Persebaya baru saja membuat keputusan untuk memecat pelatih kepala Iwan Setiawan, Senin (22/5) kemarin. Manajemen akhirnya membuat keputusan untuk memberhentikan Iwan dengan dalih untuk menjaga kondusifitas tim. Tanpa Iwan, situasi internal Persebaya memang menjadi lebih kondusif. Buktinya, Persebaya berhasil meraih empat poin dalam dua laga tanpa kehadiran Iwan Setiawan, yang pada dua pertandingan Liga 2 terakhir juga sudah di-suspend manajemen.
Pasca dipecatnya Iwan, kursi pelatih Bajul Ijo dipastikan lowong. Sebelumnya ketika Iwan sedang diskors oleh manajemen, kursi pelatih Persebaya diisi oleh asisten pelatih Ahmad Rosyidin. Namun sepertinya manajemen belum ingin mengangkat status Ahmad Rosyidin menjadi pelatih kepala. Oleh karena itu, manajemen Persebaya pun gencar diberitakan akan merekrut pelatih kepala yang baru.
Dalam dua hari terakhir, beberapa nama pelatih top diisukan sedang didekati oleh manajemen. Namun dari beberapa nama pelatih yang diisukan akan menjadi nakhoda baru Green Force, kandidat pelatih kepala Persebaya mengerucut pada tiga nama, yaitu: Jaya Hartono, Aji Santoso dan Alfredo Vera.
1. Alfredo Vera
Angel Alfredo Vera menjadi satu-satunya nama pelatih asing yang masuk dalam bursa pelatih baru Persebaya. Nama Alfredo Vera mulai mencuri perhatian publik sepakbola nasional kala menangani Persipura Jayapura di gelaran ISC A tahun lalu. Masuk ke Persipura ketika tim sedang terpuruk di awal ISC A, pelatih berkebangsaan Argentina tersebut sukses mengembalikan mental juara Boaz Solossa dkk. Ditangan Vera, Persipura terus bangkit hingga akhirnya keluar sebagai kampiun ISC A.
Jelang bergulirnya Liga 1 musim ini, Persipura secara mengejutkan memutus kontrak Alfredo Vera. Dari kabar yang berhembus, Vera dipecat terkait lisensi kepelatihan yang ia miliki. Selama ini, Vera mengantongi lisensi kepelatihan dari CONMEBOL yang diakui oleh lebih dari 200 negara di dunia. Namun sempat ada rumor yang menyebutkan bahwa lisensi kepelatihan Alfredo Vera tidak diakui oleh PSSI.
Terlepas dari rumor mengenai lisensi kepelatihan yang ia punya, Alfredo Vera merupakan salah satu pelatih asing dengan kualitas mumpuni. Banyak yang menyebut masalah awal Persipura di ISC tahun lalu adalah di sektor pelatih, karena secara materi pemain Persipura merupakan salah satu yang terbaik. Masuknya Vera menggantikan Jafri Sastra terbukti mampu mengubah segalanya. Mental anak-anak Mutiara Hitam kembali garang di atas lapangan.
Kemampuan Alfredo Vera dalam mengangkat moral dan semangat pemain akan sangat berguna bagi Persebaya. Namun ada beberapa handicap yang harus dihadapi Vera jika dialah yang akhirnya ditunjuk menjadi pelatih Persebaya. Tantangan pertama Vera adalah ia belum mengenal kultur Persebaya. Setelah sempat ada kegaduhan dengan Iwan Setiawan, suporter Persebaya menghendaki sorang pelatih yang memang sudah mengenal seluk-beluk Persebaya. Kemudian, Vera juga belum sepenuhnya teruji menangani sebuah tim yang berisikan materi pemain non bintang. Sebelum Persipura, Alfredo Vera sempat menangani Persela dan Persegres dimana prestasi Vera bersama kedua klub itu tidak terlalu maksimal.
2. Jaya Hartono
Jaya Hartono merupakan pelatih berpengalaman yang saat ini masih tercatat sebagai pelatih kepala Sragen United. CV kepelatihan Jaya memang sangat mentereng. Prestasi terbaik yang perhan diraih Jaya adalah ketika mengantarkan Persik Kediri menjadi juara Liga Indonesia musim 2003. Selain mampu menghadirkan kejutan dengan membawa Persik menjadi juara, Jaya juga dikenal dengan prestasinya mengubah Deltras Sidoarjo menjadi tim yang cukup diperhitungkan di sepakbola nasional pada periode 2005-2008.
Dalam melatih, Jaya dikenal piawai menjaga keharominisan tim dan dikenal cukup dekat dengan pemain-pemainnya. Oleh sebab itulah, beberapa pemain Deltras seperti Hariono dan Airlangga Sucipto pun mengikuti jejak Jaya Hartono ketika ia diboyong oleh Persib Bandung pada tahun 2008.
Selepas menangani Persib, Jaya pernah melatih Persija Jakarta dan PSS Sleman, sebelum pada Liga 2 2017 menjadi pelatih Sragen United. Kelebihan yang dimiliki seorang Jaya Hartono adalah mental juara, mengigat ia pernah menangani sejumlah klub besar di Tanah Air. Meski memiliki pengalaman melatih dan bermental juara, namun Jaya Hartono juga mempunya sedikit kekurangan. Jaya belum teruji dalam menangani klub dengan materi “kelas 2”. Jaya bisa sukses di Persik dan Deltras karena saat itu ia memiliki pemain-pemain yang sudah jadi plus legiun asing berkualitas. Tentunya akan menjadi tantangan besar ketika Jaya Hartono benar-benar ditunjuk sebagai pelatih Persebaya yang musim ini dihuni banyak sekali pemain muda potensial.
3. Aji Santoso
Nama Aji Santoso selalu memiliki tempat di hati Bonek. Ia adalah legenda. Pernah bermain untuk Persebaya, mantan bek kiri terbaik yang pernah dimiliki Indonesia itu menjadi bagian dari Persebaya ketika menjuarai Liga Indonesia III tahun 1997. Sukses sebagai pemain, namun karier kepelatihan Aji di level klub tak terlalu cemerlang.
Aji mengawali karier kepelatihan bersama timnas Indonesia U17. Kemudian, Aji sukses menangani tim PON Jawa Timur di tahun 2008. Beberapa klub yang pernah ditangani Aji antara lain Persik Kediri, Persisam Putra dan Persema Malang. Aji pun pernah menangani Persebaya dalam fase play-off promosi/degradasi ISL di tahun 2009. Ketika itu, Aji sukses mengembalikan Persebaya ke liga kasta tertinggi. Aji pun juga pernah menangani Persebaya di era LPI. Ketika menjadi pelatih Persebaya di LPI, Aji disebut-sebut sebagai peletak fondasi tim muda Persebaya, sebelum akhirnya dilanjutkan oleh Divaldo Alves.
Aji sendiri hingga detik ini masih tercatat sebagai pelatih kepala Arema FC. Di Arema FC, Aji sedang menghadapi situasi sulit akibat rentetan hasil buruk yang ia terima serta tuntutan mundur oleh suporter. Namun langkah manajemen Persebaya untuk memboyong Aji Santoso ke Surabaya nampaknya akan menemui jalan terjal karena pihak Arema FC hingga kini belum menyiratkan tanda-tanda akan memecat Aji Santoso.
***
Tiga nama pelatih di atas merupakan kandidat terkuat untuk menangani Persebaya. Meski begitu, kejutan masih saja bisa terjadi apabila akhirnya manajemen justru menunjuk pelatih diluar tiga nama di atas. Namun siapa pun pelatih selanjutnya, ia harus bisa menyatu dengan karakter Persebaya. Potensi kegaduhan dan drama yang berpengaruh kepada kondisi internal tim seperti yang sebelumnya harus sebisa mungkin dihindari. (rvn)