EJ – Persebaya gagal meraih kemenangan ketiganya secara beruntun. Rentetan kemenangan Persebaya terhenti di tangan Persinga Ngawi, pada pertandingan terakhir di putaran pertama, Sabtu (15/7) lalu. Sempat unggul cepat melalui sepakan bebas akurat Misbakhus Solikin pada menit ke-8, Persebaya harus puas dengan hasil imbang setelah tuan rumah mampu menyamakan kedudukan lewat gol Slamet Larso Hariyadi di menit ke-70. Tambahan satu poin hasil seri dengan Persinga membuat Green Force harus kehilangan posisi puncak klasemen Grup 5 karena di waktu yang sama Martapura FC secara mengejutkan bisa menang telak atas tuan rumah Madiun Putra dengan skor 2-4.
Di luar faktor non teknis yang mengiringi jalannya pertandingan, hasil satu poin dari lawatan ke Stadion Ketonggo, Ngawi akhir pekan lalu merupakan hasil yang patut disyukuri oleh Persebaya. Meski gagal meneruskan rekor impresif dengan kemenangan ketiga secara beruntun, namun kerja keras Rendi Irwan cs. di atas lapangan sangat pantas mendapat apresiasi.
Persebaya sendiri meraih hasil imbang di Ngawi dengan cara yang tidak mudah. Permainan keras menjurus kasar yang diperagakan tuan rumah berhasil merusak skema permainan Bajul Ijo. Pada laga ini, arsitek Persebaya, Alfredo Vera terpaksa menarik keluar Misba Solikin dan kapten Rendi Irwan pada babak kedua untuk menghindari cedera yang lebih parah. Di penghujung babak kedua pun, Oktafianus Fernando harus terpincang-pincang keluar lapangan akibat permainan keras tuan rumah. Dengan deretan pemain inti yang tak bisa bermain penuh selama 90 menit, hasil satu poin pada laga kemarin merupakan hasil yang tidak terlalu buruk. Tambahan satu poin tersebut tetap menjaga posisi Persebaya di papan atas klasemen sementara Grup 5. Selain tetap menjaga posisi Green Force di papan atas klasemen, hasil imbang pada laga kontra Persinga pun memunculkan beberapa catatan menarik yang bisa menjadi bahan pertimbangan Persebaya untuk menatap paruh kedua Liga 2 nanti.
Lawan Terapkan Permainan Keras untuk Hadapi Persebaya
Permainan menanjak Persebaya semenjak dipegang Alfredo Vera membuat lawan-lawan Bajul Ijo di Grup 5 menjadi ekstra waspada. Di tangan Alfredo, kini Persebaya menitikberatkan pola permainan pada penguasaan bola guna mengendalikan ritme serta melakukan pressing tinggi di garis pertahanan lawan. Penguasaan bola lebih lama yang dilakukan pemain-pemain Persebaya membuat lawan mau tak mau bergerak naik untuk merebut bola. Dan untuk merebut penguasaan bola yang dilakukan pemain-pemain Persebaya, tak jarang dilakukan dengan cara yang agresif dan keras. Hal inilah yang terlihat pada dua laga terakhir yang dilakoni Persebaya, yakni menghadapi PSBI di Stadion Sultan Agung dan yang paling hangat pada saat melawan Persinga Ngawi.
Pada pertandingan kontra PSBI, Kurniawan Karman menjadi korban permainan keras lawan di awal babak pertama, sehingga harus digantikan oleh Irfan Jaya. Hal serupa dialami oleh Misbakhus Solikin dan M. Irvan, meski keduanya tetap sanggup bermain penuh hingga akhir pertandingan. Usai menghadapi PSBI, Persebaya kembali berhadapan dengan lawan yang menerapkan permainan keras. Kali ini, yang menjadi lawan adalah Persinga.
Jika Kurniawan Karman adalah korban dari laga kontra PSBI, maka yang menjadi korban dari pertandingan menghadapi Persinga kemarin adalah Misbakhus Solikin dan Rendi Irwan. Misba yang sebenarnya masih merasakan nyeri di punggungnya pasca laga kontra PSBI, memaksakan turun untuk laga menghadapi Persinga. Dengan kondisi Misba yang belum 100 % fit ditambah lagi permainan keras lawan, Alfredo pun terpaksa menariknya pada babak kedua. Hal yang sama dilakukan pada kapten Rendi Irwan.
Tumbangnya Kurniawan, Misba, Rendi serta Oktafinus Fernando pada dua laga terakhir menunjukkan fakta bahwa permainan keras kini menjadi senjata lawan untuk menghadapi Persebaya. Tentunya hal ini harus diantisipasi oleh staff pelatih Persebaya. Coach Alfredo Vera pun juga harus menyiapkan strategi lain apabila lawan menerapkan permainan keras, seperti yang terjadi pada laga menghadapi PSBI dan Persinga.
Persebaya Butuh Kedalaman Skuad yang Lebih Baik
Hasil imbang kontra Persinga semakin menunjukkan bahwa kedalaman skuad yang dimiliki Persebaya belum begitu mumpuni. Sempat menguasai jalannya pertandingan pada babak pertama, permainan Persebaya berantakan begitu masuk babak kedua. Ditariknya Misbakhus Solikin dan Rendi Irwan nyatanya memberikan efek yang cukup besar terhadap skema permainan Persebaya.
Tanpa Misba di lini tengah, Persebaya tidak memiliki gelandang yang bertugas mengatur ritme sekaligus membagi bola. Hal ini juga semakin menunjukkan peran pemain bernomor enam itu masih sangat vital di dalam skema permainan Persebaya. Pengganti Misba pada laga kemarin, Ridwan Awaludin, belum menunjukkan kemampuan sebagai gelandang tengah sebaik Misbakhus Solikin. Manajemen tentunya harus mempertimbangkan untuk mendatangkan seorang gelandang tengah dengan kemampuan selevel top scorer Persebaya tersebut. Hal ini untuk berjaga-jaga apabila Misbakhus Solikin harus absen akibat cedera atau skorsing.
Selain harus kehilangan Misba Solikin, di babak kedua pertandingan menghadapi Persinga, Persebaya juga harus bermain tanpa kapten Rendi Irwan. Tanpa Rendi Irwan di lapangan, sebenarnya lebih ke masalah psikologis pemain-pemain lainnya. Tak bisa dipungkiri, Rendi memiliki peran yang sangat penting di atas lapangan. Sebagai kapten tim, teriakan dan komando Rendi di atas lapangan terbukti ampuh dalam memotivasi rekan-rekannya.
Selain membutuhkan pelapis Misba dan Rendi, posisi lain yang saat ini masih mengkhawatirkan adalah full back. Di pos full back, M. Irvan dan Abu Rizal memang mulai menunjukkan potensi mereka. Tapi penampilan keduanya masih naik turun. Abu Rizal yang sempat mencuri perhatian berkat penampilan gemilang pada laga kontra Persepam dan Persatu, justru tampil tidak terlalu baik di dua laga terakhir yang dilakoni Persebaya. Sementara M. Irvan meski terus menunjukkan progress permainan, masih belum begitu kokoh untuk mengisi pos bek kiri. Pada bursa transfer dan rekrutmen pemain paruh kedua nanti, manajemen bisa memanfaatkannya untuk memperkuat tim serta memperbaiki kedalaman skuad.
***
Hasil imbang dengan Persinga membawa Persebaya menempati peringkat kedua pada paruh pertama fase grup Liga 2, di bawah pemuncak klasemen Martapura FC. Dengan berbagai “drama” yang menyertai langkah Persebaya di paruh partama, posisi dua di tabel klasemen sementara Grup 5 merupakan hasil yang cukup bagus. Namun jika dilihat dari penampilan di atas lapangan, kinerja pemain-pemain Persebaya masih jauh dari kata memuaskan.
Manajemen pun sempat menyatakan bahwa penampilan tim hingga saat ini belum memuaskan, karena manajemen percaya bahwa pemain-pemain seharusnya bisa berbuat lebih. Oleh karena itu, bursa transfer tengah musim harus benar-benar bisa dimanfaatkan secara efektif oleh manajemen. Sementara bagi pemain, mereka harus sebisa mungkin menjaga konsistensi permainan karena lawan-lawan tangguh sudah menunggu di putaran kedua. Dengan kondisi internal tim yang semakin kondusif, serta dukungan Bonek yang terus menyertai langkah Persebaya dimanapun Persebaya berlaga, misi sapu bersih sisa laga di fase grup, terutama laga kandang, merupakan target yang sangat realistis. Wani! (rvn)