Efek masuknya coach Alfredo Vera di posisi pelatih semakin terasa. Dari mental pemain hingga permainan tim menemui titik kebangkitan. Sebuah proses yang bisa dinilai cukup baik untuk mengarungi liga yang masih panjang. Efek ‘Wani’ mulai terlihat saat coach Alfredo berani memainkan pemain yang berasal dari Surabaya. Untuk mental pemain, saya kira coach Alfredo beserta team official berhasil menggugah mental pemain yang di awal musim masih naik turun. Di luar internal tim, pelarangan untuk Bonek menyaksikan Persebaya bermain juga berpengaruh pada pemain beserta team official.
Memainkan pemain asli Surabaya
Sebelum coach Alfredo melatih Persebaya, hanya ada Misbakhus Solikin dan Dimas Galih yang dipercaya di starting eleven. Namun saat melawan Persatu Tuban, coach Alfredo memainkan Rachmat Irianto dan M. Syaifudin sebagai duet bek tengah.
Langkah untuk memainkan pemain asal Surabaya atau jebolan dari kompetisi internal Persebaya adalah suatu langkah yang sangat positif karena hasrat mereka adalah bermain untuk Persebaya. Saat melawan Persinga Ngawi, Abdul Aziz yang terkena akumulasi kartu tidak dapat diturunkan dan pada saat itulah coach Alfredo berani memainkan M.Irvan yang sebelumnya sangat jarang dimainkan.
Keberanian coach Alfredo ini terus berlanjut saat melawan Madiun Putra. Tercatat M. Irvan tetap dimainkan karena penampilan apik saat melawan Persinga Ngawi. Hal itu menunjukkan bahwa M.Irvan bukan hanya bisa menjadi pelapis namun pantas masuk dalam starting eleven. Hingga saat ini tercatat hanya Andri Muliadi, Abdul Azis, M. Hidayat, Yogi Novrian, Irfan Jaya, dan Rishadi Fauzi yang bukan produk kompetisi internal Persebaya yang kemarin menjadi starting eleven.
Pemain cadangan seperti Ridwan Awaludin, Mei Handoko, dan pemain yang sedang absen seperti Sidik Saimima dan Rendi Irwan serta tentunya pemain yang sedang membela Timnas U-19 Rachmat Irianto adalah produk dari kompetisi internal Persebaya. Ditambah baru dua hari lalu, Persebaya resmi mengangkat Adam Maulana yang juga berasal dari kompetisi internal sebagai bagian dari tim.
Melawan permainan keras lawan
Kita ketahui bahwa saat melawan Persinga, pemain Persebaya mendapatkan perlawanan yang bisa dibilang cukup keras. Permainan keras itu menyebabkan sang kapten Rendi Irwan harus absen di beberapa pertadingan. Secara permainan, pemain-pemain Persebaya terlihat belum berani untuk ‘melawan’ permainan keras dari lawan. Melawan disini bukan berarti membalas, namun bermain sedikit keras untuk mengimbangi.
Namum permainan Persebaya sangat berubah saat melawan Madiun Putra di Stadion Wilis. Dengan memainkan Abdul Azis ke posisi aslinya (bek kanan) dan Abu Rizal Maulana ke posisi aslinya (Gelandang), nampak permainan cepat dan sedikit keras dapat mengimbangi pemain-pemain Madiun Putra yang secara rata-rata postur lebih besar dari pemain-pemain Persebaya.
Dengan adanya M. Hidayat sebagai Ball Winning Midfielder serta Misbakhus Solikhin, dan Abu Rizal Maulana sebagai Box-to-box Midfielder, Persebaya mampu menguasai Ball Possesion. Beberapa kali Abu Rizal berduel dengan pemain-pemain Madiun Putra, mengingat di pertandingan-pertandingan sebelumnya pemain-pemain Persebaya belum berani melawan permainan keras lawan. Jadi dengan memainkan pemain-pemain di posisi aslinya, permainan Persebaya semakin hidup dan mampu mengimbangi permainan keras lawan.
Pengaruh Bonek
Pada dua pertandingan away melawan PSBI dan Persinga, Persebaya bermain tanpa disaksikan Bonek. Absennya Bonek dari dalam stadion tidak mengurangi kekreatifan mereka untuk tetap mendukung Persebaya. Bonek tetap hadir di Stadion Sultan Agung dan Stadion Ketonggo namun hanya sebatas dari luar stadion.
Nyanyian dan dukungan yang selalu diberikan Bonek ini menjadi salah faktur utama kebangkitan Persebaya saat melawan Madiun Putra. Setelah dua pertandingan away tanpa penonton, akhirnya Persebaya dapat didukung oleh Bonek dari dalam stadion. Seolah ingin membalas apa yang sudah dilakukan Bonek, pemain-pemain Persebaya pada laga melawan Madiun Putra di Stadion Wilis tampil sangat menyerang meski sempat tertinggal lebih dahulu. Persebaya mampu bangkit dan memenangkan pertandingan. Sesuatu yang sangat bernilai mengingat Persebaya dan Bonek mengalami ‘kesulitan’ dalam dua laga away sebelumnya.
***
Tiga faktor di atas menjadi kunci kebangkitan Persebaya Surabaya. Semoga Persebaya dapat lolos ke babak 16 besar dan medapatkan tiket promosi ke Liga 1.
Salam Satu Nyali, Wani!
*) Bayoghanta Maulana Mahardika, @bayoghanta13