Persebaya gagal melanjutkan tren kemenangan pada laga pekan ke-11. Bertandang ke Stadion Gelora Ratu Pamelingan, markas Persepam Madura Utama pada Kamis (10/8) kemarin, Persebaya harus puas berbagi satu poin dengan tim tuan rumah. Dengan hasil imbang ini, maka Bajul Ijo harus menunda untuk menapakkan satu kakinya ke babak 16 Besar.
Sempat unggul cepat melalui Yogi Novrian ketika pertandingan baru berjalan lima menit, Persepam MU yang sedang membutuhkan poin berhasil menyamakan kedudukan delapan menit kemudian melalui eksekusi penalti Fajar Legian. Skor sama kuat di awal babak pertama membuat tensi pertandingan meningkat. Laga yang berlangsung di tengah cuaca terik itu pun menjadi sangat menarik.
Saling jual-beli serangan terjadi di sisa babak pertama. Persebaya yang terlihat lebih banyak menguasai bola mampu kembali unggul ketika Irfan Jaya memanfaatkan bola rebound hasil tendangan Oktafianus Fernando yang mengenai mistar gawang. Hingga turun minum, Bajul Ijo masih unggul satu gol atas Laskar Sapeh Ngamok.
Usai jeda, Persepam yang tampil sebagai tuan rumah meningkatkan intensitas serangan. Sebuah serangan di rusuk kiri pertahanan Persebaya akhirnya membuahkan malapetaka bagi Green Force. Umpan lambung dari sayap kanan Persepam bisa disambar oleh Faris Aditama secara sempurna. Menit ke-77, skor pun kembali sama kuat 2-2. Di sisa laga, jual beli serangan kembali terjadi. Baik Persepam dan Persebaya sama-sama mengkreasi peluang untuk dijadikan gol. Hingga akhir pertandingan, yang sempat diwarnai kericuhan, skor 2-2 tidak berubah. Persebaya pun harus puas hanya membawa pulang satu poin dari lawatannya ke Pulau Madura.
Lini Depan yang Kurang Efektif dan Kerap Kehilangan Momentum
Hasil imbang pada laga kontra Persepam MU memang bukan sebuah hasil yang buruk, jika melihat permainan tuan rumah yang juga tak kalah bagus. Persepam yang memang cukup produktif jika bermain di kandang sendiri terbukti mampu mengimbangi permainan Persebaya. Meski tak banyak mendapat peluang akibat dominannya Persebaya, namun Persepam justru bermain lebih efektif dengan memanfaatkan kecepatan dua sayap mereka.
Pada laga kemarin, nampak jelas bahwa kualitas finishing dan efektifitas sentuhan akhir masih menjadi masalah utama bagi Persebaya. Menghadapi Persepam MU, Yogi Novrian cs. mampu menciptakan 15 peluang. Bahkan 10 diantaranya tepat mengenai sasaran. Akan tetapi, dari melimpahnya peluang yang diciptakan pemain-pemain Persebaya, Bajul Ijo hanya mampu menyarangkan dua gol.
Dua sayap Persebaya yang pada laga kemarin diisi oleh Irfan Jaya dan Oktafianus Fernando memang tampil rancak seperti biasanya. Ofan dan Irfan kerap melakukan drive ke kotak penalti atau cut inside yang membelah lini pertahanan Persepam. Namun sayangnya, akibat terlalu memaksakan diri untuk tetap membawa bola, momentum gol pun menguap begitu saja. Entah itu bola yang berhasil direbut lawan atau ruang yang sudah keburu ditutup para bek Persepam.
Selain masalah buruknya pengambilan keputusan eksekusi peluang, kualitas finishing para juru gedor Bajul Ijo sepertinya juga harus segera dibenahi. Yogi Novrian memang menjanjikan permainan agresif dan ngotot. Namun sebagai penyerang tengah, ia harus lebih bisa menunjukkan karakter predatornya. Pun demikian dengan Rishadi Fauzi yang seperti kehilangan sentuhan mematikan dalam beberapa pertandingan terakhir. Sementara untuk Ricky Kayame, diberikan waktu sekitar 31 menit untuk melakukan debut memang belum bisa dijadikan sebagai ukuran kinerja penyerang muda nan bertalenta tersebut.
Kegamangan lini serang Persebaya di area final third selama ini memang bisa di-cover oleh agresifitas sayap-sayap Bajul Ijo dan produktifnya para pemain dari lini kedua. Namun hanya mengandalkan winger dan para gelandang sebagai sumber gol rasanya bukan merupakan opsi strategi yang bijak. So, repetisi latihan yang berfokus pada peningkatan efektifitas serangan di area sepertiga akhir lapangan bisa menjadi solusi guna meningkatkan kinerja para juru gedor Persebaya.
Menanti Cara Alfredo Vera Memecahkan Masalah Persebaya
Usai laga away ke Pamekasan, memang sedikit banyak memunculkan poin apa saja yang menjadi kekurangan Persebaya. Untungnya, Persebaya kini memiliki sosok Alfredo Vera dan sederet asisten yang benar-benar berkompeten di bidangnya.
Tak bisa dipungkiri, selain ahli taktik dan strategi di atas lapangan, Alfredo Vera juga merupakan seorang pelatih dengan kemampuan adaptasi sangat bagus, serta mau belajar dari hasil buruk yang ia dapatkan. Bukan bermaksud terlalu lebay memberikan pujian. Namun apa yang sudah dilakukan Alfredo Vera selama dua bulan menangani Persebaya adalah buktinya.
Kita tentu masih ingat bagaimana pelatih asal Argentina itu tegas menyatakan bahwa masalah utama Persebaya di awal musim bukan hanya soal stamina, melainkan kemampuan pemain dalam mengendalikan tempo. Hasilnya, kini pemain-pemain Persebaya mulai piawai memainkan tempo dan mengendalikan jalannya pertandingan. Kemudian, bagaimana cara Alfredo belajar dari hasil seri kala jumpa Persinga juga patut mendapat apresiasi.
Berkaca pada hasil kurang maksimal pada laga kontra Persepam, Alfredo tentunya sudah memiliki bahan evaluasi terhadap tim. Pada sesi konferensi pers usai laga, Alfredo sendiri memang sempat menyinggung masalah efektiftas serangan serta para penyerang Persebaya yang dinilai bermain terlalu melebar. Ini artinya, Alfredo menyadari apa yang kurang dari permainan Persebaya. Kini, yang menarik ditunggu adalah bagaimana respon Alfredo Vera untuk laga berikutnya. Persebaya sendiri masih memiliki sisa tiga laga di fase grup. Dengan dua laga diantaranya bakal digelar di kandang sendiri, maka peluang Bajul Ijo untuk keluar sebagai juara Grup 5 masih terbuka lebar. Wani!