Bonita Archives | Emosi Jiwaku https://emosijiwaku.com/tag/bonita/ Portal informasi terpercaya dan terkini tentang Persebaya dan Bonek Tue, 13 Oct 2020 10:32:14 +0000 en-US hourly 1 145948436 Mbak Rum, Tiket Final di GBK Rp 5.000, dan Sederet Catatan Bersejarah https://emosijiwaku.com/2019/03/27/mbak-rum-tiket-final-di-gbk-rp-5-000-dan-sederet-catatan-bersejarah/ Wed, 27 Mar 2019 11:43:02 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=24449 Bung Karno pernah mempopulerkan istilah Jas Merah: Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Tampaknya pesan itu melekat pada benak Tri Suryaningrum, yang berupaya merawat ingatan melalui sebuah kliping tentang kenangannya bersama Persebaya.

The post Mbak Rum, Tiket Final di GBK Rp 5.000, dan Sederet Catatan Bersejarah appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Bung Karno pernah mempopulerkan istilah Jas Merah: Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Tampaknya pesan itu melekat pada benak Tri Suryaningrum, yang berupaya merawat ingatan melalui sebuah kliping tentang kenangannya bersama Persebaya.

Perempuan yang akrab disapa Mbak Rum ini masih menyimpan kliping yang berisi tiket pertandingan, tanda tangan pemain, serta sederet catatan hariannya saat mendampingi Bajol Ijo berlaga. Siapa sangka, kini catatan itu menjadi coretan yang memiliki nilai sejarah tinggi.

Tri Suryaningrum. (Joko Kristiono/EJ)

Betapa tidak, kliping itu merekam sepak terjang Green Force di era 90-an, setidaknya khusus mengenai laga yang pernah disaksikan Mbak Rum.

“Semua koleksi ini didapat setelah saya menyaksikan laga Persebaya. Saat kuliah di Surabaya dari 1994, saya tak pernah bolos untuk melihat Persebaya bermain di Gelora 10 November,” ujarnya saat berbincang dengan EJ, Selasa (25/3).

Di antara himpunan kliping itu, terdapat tiket pertandingan pada 30 April 1995 antara Persebaya vs Arema di Stadion Gelora 10 November. Selain itu ada pula pertandingan lain di stadion yang sama, dalam kompetisi Liga Dunhill Indonesia pada Minggu 24 november 1994 dengan harga tiket Rp 3.000.

Tri Suryaningrum. (Joko Kristiono/EJ)

Melalui kliping tersebut, Mbak Rum juga menyimpan karcis kereta dari Surabaya tujuan Jakarta pada 23 Juli 1997. Bahkan, tiket semifinal dan final Liga Indonesia 1996/1997 juga masih terdokumentasikan dengan sempurna.

Masing-masing dari tiket tersebut tercantum nominal harga Rp 5.000, berlaku untuk 1 orang. Selebihnya, banyak koleksi lain yang barangkali kini masuk kategori barang langka.

Tri Suryaningrum. (Joko Kristiono/EJ)

“Karcis pertandingan ini dari 1994 sampai 2000, kelar pertandingan langsung saya tempel biar enggak hilang,” kata Mbak Rum yang juga wartawan senior Duta Masyarakat tersebut.

Mbak Rum sendiri bukanlah seorang yang lahir di Surabaya, melainkan Bojonegoro. Namun, sejak berseragam SMP dia sudah mulai menaruh hati pada Persebaya.

“Dulu bapak saya sering mendengarkan radio setiap Persebaya berlaga lewat saluran radio RDS. Bahkan skripsi saya soal Persebaya. Kecintaan sejak SMP menjadikan ada semua ini (koleksi tiket dan tanda tangan),” bebernya.

Tri Suryaningrum. (Joko Kristiono/EJ)

Kini, karena kesibukannya Mbak Rum sudah tak lagi sesering dulu menyaksikan pertandingan secara langsung. Aktivitas di buku klipingnya pun terhenti pada Kamis 17 Februari 2000, saat Persebaya menjamu PSM di Stadion Gelora 10 November Surabaya.

“Setelah itu saya sudah ndak pernah lihat Persebaya lagi karena balik ke Bojonegoro,” pungkasnya. (dit/rul)

The post Mbak Rum, Tiket Final di GBK Rp 5.000, dan Sederet Catatan Bersejarah appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
24449
Nekat ke Senayan Sendirian, Mbak Rum jadi Saksi Persebaya Juara https://emosijiwaku.com/2019/03/27/nekat-ke-senayan-sendirian-mbak-rum-jadi-saksi-persebaya-juara/ Wed, 27 Mar 2019 08:53:41 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=24442 Tri Suryaningrum menjadi satu dari puluhan ribu penonton yang menjadi saksi perjalanan Persebaya meraih juara Liga Indonesia (Ligina) 1996/1997. Mbak Rum, sapaan akrabnya, sampai saat ini masih mengingat detail perjalanannya yang berbuah tinta emas sejarah manis Bajol Ijo.

The post Nekat ke Senayan Sendirian, Mbak Rum jadi Saksi Persebaya Juara appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Tri Suryaningrum adalah satu dari puluhan ribu penonton yang menjadi saksi perjalanan Persebaya meraih juara Liga Indonesia (Ligina) 1996/1997. Mbak Rum, sapaan akrabnya, sampai saat ini masih mengingat detail perjalanannya yang berbuah tinta emas sejarah manis Bajol Ijo.

Kala itu, kompetisi menyisakan empat tim terbaik di babak semifinal. Iklim sepak bola Surabaya benar-benar mencapai puncak kejayaannya ketika Kota Pahlawan ini menempatkan dua tim legendaris, Persebaya dan Mitra Surabaya di empat besar.

Semifinal dijadwalkan berlangsung pada 25 Juli 1997 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Sisa kompetisi ini mempertemukan Persebaya vs PSM Ujung Pandang dan Mitra vs Bandung Raya.

Demi menyaksikan laga itu, Mbak Rum berangkat seorang diri dari Surabaya pada dua hari sebelum jadwal pertandingan.

“Saya sendiri naik kereta ekonomi, tanggal 23 Juli 1997. Lalu di stasiun bertemu dengan rekan Bonek lainnya, tiga orang di stasiun. Saya ingat ketiga orang itu berasal dari Wonorejo Surabaya,” kenangnya ketika berbincang dengan EJ, Selasa (26/3).

Mendekati hari berlangsungnya pertandingan, aroma panas mulai mencuat. Betapa tidak, laga ini menyedot animo masyarakat penggila bola dari daerah yang memiliki basis sepak bola besar, yakni Surabaya, Bandung, dan Makassar.

Sejak era perserikatan, masing-masing daerah itu memang memiliki tensi tinggi rivalitas sepak bola. Terbukti, partai semifinal antara Mitra kontra Bandung Raya harus terhenti di menit 63 akibat insiden gas air mata.

Ya, di tribun penonton saat itu tengah terjadi gesekan antar suporter. Kejadian itu membuat aparat menembakkan gas air mata ke arah tribun. Parahnya, hembusan angin membuat dampak gas tersebut menjalar ke tengah lapangan.

Para pemain lantas saling berlarian mencari bantuan medis. Beberapa di antaranya mengalami sesak nafas. Laga pun terpaksa dilanjutkan pada esok harinya, 26 Juli 1997, untuk menentukan tim yang berhak melaju ke final.

Di semifinal lainnya, Persebaya memastikan diri lolos ke partai puncak setelah mengandaskan PSM dengan skor 3-2. Sayangnya, harapan mengawinkan all Surabaya final pupus setelah Mitra dihentikan Bandung Raya 0-1, di laga lanjutan 26 Juli 1997.

Nuansa panas laga semifinal itu, bagi Mbak Rum sudah menjadi hal biasa. Insiden gas air mata yang sempat terjadi juga tak membuatnya takut.

“Sudah biasa, bahkan waktu di Gresik pernah nonton bola, rekan saya mendapat pukulan dari aparat,” paparnya.

Sebagai seorang perempuan, Mbak Rum memang terbiasa dengan iklim stadion. Riuh rendah dan gegap gempita sepanjang laga merupakan pemanis dalam sepak bola.

“Biasa biasa saja, karena di Stadion 10 November Surabaya sudah biasa berdesak-desakan. Karena laga ini sama saja dengan di Surabaya. Cuma bedanya saya berangkat (ke Jakarta) sendiri, tapi di Senayan bertemu dengan rekan lainnya,” urainya.

Akibat insiden panas di semifinal dan berbagai pertimbangan keamanan lainnya, laga final yang sedianya digelar 27 Juli digeser menjadi 28 Juli 1997. Mbak Rum yang memang sejak awal berniat menyaksikan kompetisi hingga tuntas, tetap bertahan hingga mendapatkan kepastian juara.

Partai final akhirnya mempertandingkan Persebaya menghadapi Bandung Raya. Penantian Mbak Rum berbuah kado indah: Persebaya juara Ligina!

Green Force yang diasuh Rusdi Bahalwan unggul melalui gol Aji Santoso (58 pen), Jacksen F. Tiago (60), dan Reinald Pieters (80). Sedangkan Bandung Raya hanya bisa mendapatkan gol hiburan melalui aksi Budiman (84).

Kemenangan 3-1 bagi Persebaya kian komplit setelah Jacksen F. Tiago dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak. Bonus ini kian melengkapi kebahagiaan Mbak Rum. Usahanya mbonek ke Senayan seorang diri ditutup dengan hasil gembira.

“Terharu pasti mas, sampai suara saya habis waktu pulang ke Pasar Senen bersama teman teman Bonek lainnya,” pungkasnya. (dit/rul)

The post Nekat ke Senayan Sendirian, Mbak Rum jadi Saksi Persebaya Juara appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
24442
Merissa Sulatri, Boncil yang Idolakan OK John https://emosijiwaku.com/2018/10/19/merissa-sulatri-boncil-yang-idolakan-ok-john/ Fri, 19 Oct 2018 05:36:42 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=21468 Kecintaan pendukung terhadap klub kesayangannya mayoritas dihuni kalangan usia dewasa, muda mudi dan para remaja. Meski tidak banyak, sering kita jumpai anak-anak usia di bawah 7 tahun atau usia balita menghiasi tribun penonton saat klub kebanggaan berlaga

The post Merissa Sulatri, Boncil yang Idolakan OK John appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Kecintaan pendukung terhadap klub kesayangannya mayoritas dihuni kalangan usia dewasa, muda mudi dan para remaja. Meski tidak banyak, sering kita jumpai anak-anak usia di bawah 7 tahun atau usia balita menghiasi tribun penonton saat klub kebanggaan berlaga.

Adalah Merissa Sulatri Ayu Pribadi, yang akrab dipanggil Sasa (7), putri dari pasangan Aris Pribadi dan Dita Nanda Oktaviani. Sasa memang mempunyai latar belakang dari kedua orang tuanya yang juga Bonek dan Bonita. Sejak usia 5 tahun, Sasa sering diajak kedua orang tuanya untuk mendukung langsung Persebaya berlaga. Kebiasaan inilah yang melahirkan rasa kebanggaan Sasa mencintai Persebaya.

Bonita cilik (Boncil) kelahiran 22 April 2011 saat ini duduk di kelas 1 SDN Kendang Sari 1 Surabaya. Cak Aris sebagai orang tuanya selalu menanamkan rasa mencintai Persebaya, mengenal lebih dekat para pemain Persebaya. Hal ini sering dilakukan tidak hanya menonton Persebaya berlaga, tetapi saat melakukan latihan rutin.

“Di sela-sela pemain persebaya usai latihan itulah saya bersama anak minta sedikit waktu kepada pemain untuk mengobrol dan bersilaturahmi. Tujuannya agar terjalin hubungan pemain dan pendukung,” ujar Cak Aris.

Sasa sudah terbiasa dengan keadaan tribun dan hiruk-pikuk suasana menjelang pertandingan. Mulai 2013, ia sudah diajak nonton langsung di stadion baik nonton Timnas U-19 atau Persebaya berkompetisi di Liga 2.

Boncil ini sangat mengidolakan pemain Persebaya Onorionde Kughegbe atau dikenal dengan nama OK Jhon. “Om OK Jhon itu kalau main gak kebanyakan otak-atik, langsung tendang keras bolanya dan orangnya ramah,” ucap Sasa saat ditanya alasan menyukai OK Jhon.

Sebagai bentuk kecintaanya kepada idola, Sasa juga sempat menemui OK Jhon dan memberikan bingkisan. Bingkisan ini dibeli dari uang jajan sekolahnya yang disisihkan dari hasil tabungan. Boncil ini juga sama dengan Bonek-Bonita dan pendukung Persebaya lainya agar bisa menjadi juara.

Semoga kecintaan Sasa kepada Persebaya akan diikuti dengan bertambah banyak pendukung di kalangan anak-anak. Mem-Persebayakan anak usia dini adalah untuk melahirkan generasi penerus untuk mencintai kebanggaan saat ini dan di masa-masa yang akan datang. (iwe)

The post Merissa Sulatri, Boncil yang Idolakan OK John appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
21468
Sempat Dicibir, Warda Justru ‘Kecanduan’ Mbonek https://emosijiwaku.com/2018/08/10/sempat-dicibir-warda-justru-kecanduan-mbonek/ Fri, 10 Aug 2018 05:44:06 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=19394 Persebaya adalah 'candu'. Kiasan tersebut tampaknya benar-benar cocok untuk menggambarkan rasa cinta Bonek-Bonita kepada Green Force yang terus mengalir tanpa jeda. Rasa cinta itu diimplementasikan melalui dukungan langsung di tiap Persebaya berlaga.

The post Sempat Dicibir, Warda Justru ‘Kecanduan’ Mbonek appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Persebaya adalah ‘candu’. Kiasan tersebut tampaknya benar-benar cocok untuk menggambarkan rasa cinta Bonek-Bonita kepada Green Force yang terus mengalir tanpa jeda. Rasa cinta itu diimplementasikan melalui dukungan langsung di tiap Persebaya berlaga.

Fenomena ini juga dirasakan Warda Arrosyiida, Bonita asal Raci, Benowo, Surabaya. Dara kelahiran 15 April 1998 itu mengaku, perkenalan dengan dunia sepak bola terjadi ketika dia masih duduk di bangku SMP.

“Waktu itu iseng-iseng diajak teman main-main ke stadion pas Persebaya berlaga. Nah kebetulan rumahku berdekatan dengan stadion, jadi ya saya berangkatnya tinggal jalan kaki,” urainya kepada EJ.

Foto-foto Dokumen pribadi Warda for EJ

Warda masih ingat betul pengalaman pertamanya itu, termasuk setiap langkah yang diambil dari pintu rumah hingga pintu stadion. “Saat itu masih polos-polosnya, aku belum tahu apa-apa dan belum mengenal tentang atribut suporter. Setelah sampai di dalam stadion saya merasa terkejut dan bangga bisa berada dan melihat langsung pertandingannya,” urainya.

Dari situ, pada mulanya dia sempat mendapat banyak cibiran. Sebagian orang yang mengenalnya menyampaikan pendapat miring, bahwa tidak seharusnya seorang perempuan berada di tengah-tengah berlangsungnya pertandingan sepakbola.

Foto-foto Dokumen pribadi Warda for EJ

Namun hati dan pikiran Warda berkata lain. Dia justru takjub dan terpesona dengan beragam atraksi pemain di lapangan serta kreativitas Bonek di atas tribun yang tak pernah henti menyuarakan dukungan dengan lantang.

“Aku tidak memperdulikan cibiran itu semua. Saat tim kebanggaan berlaga, rasanya seperti merayakan hari yang sangat-sangat spesial dan berharga,” imbuh gadis berparas manis ini.

Warda pun tak kuasa membendung perasaannya ketika mengetahui jadwal bertanding Bajol Ijo. Dikatakan, perasaan tidak sabar selalu muncul sejak beberapa hari sebelum pertandingan dimulai.

Foto-foto Dokumen pribadi Warda for EJ

“Ingin rasanya cepat menginjak tribun. Ada semangat dan rasa bahagia di tempat itu. Saat menginjak tribun tempat kita semua bertemu, berkumpul dan bersatu mendukung tim kebanggaan Kota Surabaya, rasanya seperti tak ada lagi pikiran selain berdiri, bernyanyi, dan menari-nari mendukung tim kebanggaan berlaga,” imbuhnya.

Perempuan yang bekerja di Puskesmas Benowo ini menyebutkan, gegap gempita tidak hanya perlu diserukan ketika pemain mencetak gol. Lebih dari itu, setiap irama saat laga berjalan, senantiasa membuatnya hanyut untuk terus merayakan sepakbola.

“Termasuk saat pemain kita dikasari lawan, dan wasit curang, kita pasti spontan berteriak kencang untuk mendapatkan keadilan. Ini semua menyangkut harga diri tim kebanggaan. Memang itu semua terlihat konyol, tapi itulah kenyataannya. Saat orang lain nyinyir ini itu, saya hanya bisa tersenyum indah karena saya merasa bangga bisa menjadi suporter Persebaya,” pungkasnya. (rul)

The post Sempat Dicibir, Warda Justru ‘Kecanduan’ Mbonek appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
19394
Ingat Semangat Ratu Bonek, Devina Tak Pernah Takut ke Stadion https://emosijiwaku.com/2018/08/03/ingat-semangat-ratu-bonek-devina-tak-pernah-takut-ke-stadion/ Fri, 03 Aug 2018 06:56:08 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=19099 Tribun stadion bukan lagi tempat asing bagi Devina Putri Ningtyas. Bonita yang akrab disapa Devina ini sudah menjadikan tribun sebagai 'habitat' sejak Persebaya masih bermarkas di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambak Sari.

The post Ingat Semangat Ratu Bonek, Devina Tak Pernah Takut ke Stadion appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Tribun stadion bukan lagi tempat asing bagi Devina Putri Ningtyas. Bonita yang akrab disapa Devina ini sudah menjadikan tribun sebagai ‘habitat’ sejak Persebaya masih bermarkas di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambak Sari.

Perkenalannya dengan Green Force tidak lepas dari sosok Noer Miranti Hasana (almarhum), ibu angkat Devina yang juga penggagas Ratu Bonek. Di era 2000-an, Ratu Bonek merupakan wadah bagi para kaum hawa yang mencintai Persebaya.

Kala itu, sebutan Bonita belum begitu familiar di kalangan suporter Persebaya. Sejalan dengan itu, sepakbola juga masih begitu asing bagi perempuan, sehingga keberadaannya di tribun merupakan pemandangan sangat langka.

Foto: Dokumen pribadi Devina Putri Ningtyas

Di bawah komando Noer Miranti Hasana yang akrab disapa Tante Mira, Ratu Bonek lantas gencar memperkenalkan paradigma baru. Bagi Tante Mira dan rekan-rekannya, tidak ada yang salah jika seorang perempuan menjadi pendukung tim sepakbola.

Dedikasi Tante Mira untuk Persebaya itu pada akhirnya menular kepada Devina yang sejak kecil tumbuh di bawah asuhan Tante Mira. Devina bahkan tak mampu mengingat pengalaman pertamanya menginjak tribun stadion.

Foto: Dokumen pribadi Devina Putri Ningtyas

“Waduh lupa aku mas, masih kecil banget. Kayaknya pas baru bisa jalan sudah langsung diajak mama (Tante Mira) ke stadion,” urai gadis berparas manis itu, sambil berupaya keras mengingat kenangan masa kecilnya.

Meski begitu, ada satu pertandingan yang sampai saat ini masih melekat tajam pada ingatannya. Laga yang dimaksud adalah Persebaya vs Arema di Stadion Gelora 10 Nopember, pada awal tahun 2010 silam.

Saat itu, Bajol Ijo mengandaskan Singo Edan dengan skor 2-0 melalui gol yang dicetak M Taufiq dan Andi Oddang. Devina yang saat itu masih duduk di bangku SD, hadir langsung ke stadion bersama Tante Mira dan sejumlah kerabat lain.

Foto: Dokumen pribadi Devina Putri Ningtyas

Bagian yang paling terkenang di benak Devina adalah kericuhan di luar stadion sebelum laga berlangsung. Kondisi mencekam yang sempat terjadi itu seketika membuat Devina kecil panik dan ketakutan.

“Waktu rusuh, aku sama yang lain disuruh sembunyi di bakso urat, dulu letaknya di seberang stadion. Mama sempat pergi nggak tau kemana, itu yang bikin takut,” urainya.

Dia pun terheran dengan keberanian Tante Mira yang tidak pernah kapok Mbonek meski ada potensi kericuhan. Keheranan itu lantas diungkapkan setelah pertandingan berakhir, dan respon Tante Mira sampai saat ini selalu dikenang Devina.

Nggak usah wedi, Bonek iku wani. Nek kamu wedi bukan anake mama,” kata Devina menirukan ucapan Tante Mira. “Di situ aku selalu ingat, tiap ada apa -apa, dalem hati membatin aku anak mama, wani. Sampai sekarang tidak takut ke stadion,” ujarnya. (rul)

The post Ingat Semangat Ratu Bonek, Devina Tak Pernah Takut ke Stadion appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
19099
Viking Surabaya Siap Sambut Kedatangan Bobotoh https://emosijiwaku.com/2018/07/25/viking-surabaya-siap-sambut-kedatangan-bobotoh/ Wed, 25 Jul 2018 11:33:34 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=18762 Tadi malam (24/7), puluhan Bonek menyambut kedatangan Viking (Bobotoh) di Stasiun Gubeng. Padahal itu belum seluruhnya, puncak gelombang keberangkatan VBobotoh adalah pagi ini (25/7) dari kota mereka menuju kota pahlawan tercinta. Rencananya, ribuan Bobotoh akan sampai di Surabaya malam nanti.

The post Viking Surabaya Siap Sambut Kedatangan Bobotoh appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Tadi malam (24/7), puluhan Bonek menyambut kedatangan Viking (Bobotoh) di Stasiun Gubeng. Padahal itu belum seluruhnya, puncak gelombang keberangkatan VBobotoh adalah pagi ini (25/7) dari kota mereka menuju kota pahlawan tercinta. Rencananya, ribuan Bobotoh akan sampai di Surabaya malam nanti.

Sambutan hangat Bonek kepada pendukung Persib Bandung, membuat ketua Viking Surabaya, Rian Ternando, bangga bisa berjumpa kembali dengan Bonek. “Kalau menurut saya itu seperti hajatan, momen yang membanggakan bisa berjumpa Bonek lagi,” ungkap Rian.

Setelah sampai di Stasiun Gubeng, Bobotoh akan melanjutkan jalan kaki menuju Yayasan Suporter Surabaya (YYS) untuk menginap. “Nanti rencananya jalan kaki dari gubeng menuju YSS, disana disediakan tempat untuk kawan-kawan Viking. Untuk keberangkatan menuju GBT akan disediakan mobil dari dispora,” ungkapnya.

Yang paling ditunggu adalah kabar Viking yang akan mengibarkan koreo 3D di stadion Gelora Bung Tomo besok (26/7). “Untuk pertama kalinya, creative division membuat koreo saat away di kandang lawan. Jadi kita nanti membantu untuk proses pembuatannya,” tutup Rian. (ets)

The post Viking Surabaya Siap Sambut Kedatangan Bobotoh appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
18762
Dessy Maya, Keluarga Tak Suka Bonek, Pindah Surabaya agar Bisa Mbonek https://emosijiwaku.com/2018/07/25/dessy-maya-keluarga-tak-suka-bonek-pindah-surabaya-agar-bisa-mbonek/ Wed, 25 Jul 2018 02:09:27 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=18744 Cinta Persebaya tak harus berasal dari Surabaya. Contohnya seperti wanita muda yang satu ini. Lahir dan dibesarkan di kota kaki gunung, Magetan, dia adalah Dessy Maya. Wanita yang akrab disapa Dessy tersebut ternyata gemar menonton pertandingan Persebaya.

The post Dessy Maya, Keluarga Tak Suka Bonek, Pindah Surabaya agar Bisa Mbonek appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Cinta Persebaya tak harus berasal dari Surabaya. Contohnya seperti wanita muda yang satu ini. Lahir dan dibesarkan di kota kaki gunung, Magetan, dia adalah Dessy Maya. Wanita yang akrab disapa Dessy tersebut ternyata gemar menonton pertandingan Persebaya.

Memiliki nama lengkap Dessy Maya Surya Anjarsari, Bonita berusia 21 tahun ini meninggalkan kota kelahirannya demi Persebaya. Keluarga Dessy kebetulan tidak suka dengan stigma negatif yang dimiliki Bonek, terlebih masih banyak yang menggap hal tersebut membawa pengaruh buruk bagi sekitar.

“Cuma mau cari kerja di Surabaya biar mbonek enak, soalnya keluargaku gak suka sama Bonek karena stigma negatifnya,” ungkapnya.

Rasa cintanya kepada Persebaya dia rasakan begitu saja. Dia menyadari bahwa hal tersebut adalah anugrah, seperti mencitai seseorang. “Dan cinta pasti Allah yang datangin untuk kita dan wajib kita jaga sebaik baiknya,” ujar Dessy.

Dessy yang tinggal bersama buliknya tersebut, berharap agar Bonek tak lagi terpecah dan kembali menjadi satu. “Bonek belum bisa bersatu, mereka masih memikirkan ego padahal di depan kita Persebaya. Memang sih itu hak masing-masing, tapi kalau mereka sudah bilang aku suporter, berarti dia harus paham seperti apa tugas supporter,” jelas Bonita tersebut kepada EJ.

Bonita satu ini benci dengan Bonek-Bonek yang kadang merusak fasilitas-fasilitas umum, terlebih lagi dia melihat secara langsung hal tersebut dan menegurnya. “Saya benci pas pertama mbonek itu ada anak yang merusak pagar, biar luas jalannya. Akhirnya spontan tak marahin, soalnya itu milik Persebaya kenapa dirusak,” imbuhnya.

“Tapi intinya, kesannya Bonek itu suporter istimewa.”

Bonita asli Magetan tersebut bangga bisa cinta dengan Persebaya. Dia berharap agar Persebaya tetap bermain dengan kemampuan terbaiknya, dan harus bersikap profesional.

“Bermainlah untuk kebanggaanku Persebaya dari hati. Belajarlah untuk menjadi yang lebih baik lagi dan lagi walaupun bukan terbaik. Kalau kalian jadi yang terbaik gak mungkin kalian akan di-paido. Kami mencintai Persebaya tidak pernah main main. Kami cuma minta penuhi janjimu untuk memberikan kemenangan kepada Persebaya,” harapan Dessy untuk para pemain Persebaya. (don/ets)

The post Dessy Maya, Keluarga Tak Suka Bonek, Pindah Surabaya agar Bisa Mbonek appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
18744
Dengan Cara Apapun, Semua Berhak Mencintai Persebaya https://emosijiwaku.com/2018/07/19/dengan-cara-apapun-semua-berhak-mencintai-persebaya/ Thu, 19 Jul 2018 12:31:40 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=18541 Mahal itu relatif, kebanggaan itu mutlak. Mungkin saya naif mempercayai bahwa dengan apparel Persebaya yang swadaya (saya tidak suka menggunakan istilah non-apparel), hasilnya betul-betul akan linier dengan perkembangan tim di segala sektor usia. Tapi memang ini hal paling mendekati realistis.

The post Dengan Cara Apapun, Semua Berhak Mencintai Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
Mahal itu relatif, kebanggaan itu mutlak. Mungkin saya naif mempercayai bahwa dengan apparel Persebaya yang swadaya (saya tidak suka menggunakan istilah non-apparel), hasilnya betul-betul akan linier dengan perkembangan tim di segala sektor usia. Tapi memang ini hal paling mendekati realistis.

Hanya sangat bersyukur bahwa Persebaya tidak (lagi) dihidupi dari panggung politik. Sudah cukup era roller coaster itu. Saya makin bersyukur setelah membandingkan dengan apa yang terjadi terhadap Sriwijaya FC akhir-akhir ini.

Untuk yang telah mengikrarkan diri sebagai paido boys, juga jangan lupa konsisten. Tetap memaido ketika bahkan tim ini menang, bukan hanya ramai ketika poin seret. Tentu dengan adab yang sesuai. Semuanya agar supaya tim juga selalu ingat untuk konsisten berbenah. Tapi dengan segala kerendahan hati, semoga bukan dengan cara mencoreti tembok store dengan aerosol spray. Itu vandalisme yang nggilani!

Ini tim yang menjadi wajah kita, simbol kota Surabaya dan kitalah (baik atau buruk) yang harus mempertahankan citranya, bukan mencorengnya dengan ketidakdewasaan.

Dalam bercinta, ada pasang surut, dingin panas, wajar-wajar saja. Tapi pastikan hanya kitalah yang menikmati indahnya gelora cinta ini, orang lain gak perlu tahu (kepo boleh), gak perlu diumbar-umbar. Cukup riuh di stadion, dan gencar beli produk ASLI terutama pas diskon.

Sejauh ini saya konsisten menjalani peran senyap sebagai kolektor memorabilia Persebaya. Yang siap mendukung dengan tenang. Yang konsisten lebih suka nonton di layar kaca dan sesekali nyetadion sambil makan lumpia di tribun VIP. Tapi saya yakin telah turut menyokong kegiatan dan keberlangsungan tim meskipun dalam skala sekecil-kecilnya.

Rek, aku konsisten gak tau nge-chant, gak apal lagu-lagune. Tapi aku tetep bangga kok sebagai arek Suroboyo, sebagai Bonek. Dianggep karbitan yo ben, aku gak ngurus, gak perlu klarifikasi. Karena saya yakin, tim Persebaya dan pendukungnya terdiri dari berbagai elemen, yang tentu punya cara sendiri-sendiri mengekspresikan kecintaannya.

Ada ‘wong tuo’ sing paham sejarah, ada ababil yang suka selfie di stadion, ada yang tergila-gila merchandise asli, ada yang garis keras, ada yang garis lunak, ada yang sepanjang laga bernyanyi, ada yang sebaliknya duduk manis, ada yang santun, ada yang korak, onok sing ayu, onok sing asu. Ya inilah keluarga besar kita. Semua layak mendapatkan kesempatan untuk mencintai Persebaya. Kedewasaan kita salah satunya ditentukan dengan bagaimana kita menerima perbedaan pandangan dan tata cara.

Tetap konsisten di jalur apapun kita berada, asalkan adabnya sesuai. Niscaya piala itu akan datang nantinya. Sabar dan konsisten adalah kuncinya! Ok Ok? OK Jooohhn! WANI!

The post Dengan Cara Apapun, Semua Berhak Mencintai Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
18541
Sunnah, Diajak Sang Ayah ke Stadion Saat Masyarakat Memandang Wanita Tabu Nonton Persebaya https://emosijiwaku.com/2018/07/18/sunnah-diajak-sang-ayah-ke-stadion-saat-masyarakat-memandang-wanita-tabu-nonton-persebaya/ Wed, 18 Jul 2018 07:38:44 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=18477 Istilah Bonek yang dulu bermakna negatif di benak masyarakat, tentu perlahan berubah di era yang sekarang. Hal tersebut dirasakan oleh Bonita ini. Gemar menonton Persebaya sejak kecil, Nurul Machsunnah adalah Bonita yang setia mendukung Green Force.

The post Sunnah, Diajak Sang Ayah ke Stadion Saat Masyarakat Memandang Wanita Tabu Nonton Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Istilah Bonek yang dulu bermakna negatif di benak masyarakat, tentu perlahan berubah di era yang sekarang. Hal tersebut dirasakan oleh Bonita ini. Gemar menonton Persebaya sejak kecil, Nurul Machsunnah adalah Bonita yang setia mendukung Green Force.

Berawal pada 2002, perempuan yang akrab disapa Sunnah itu diajak sang Ayah untuk melihat laga Persebaya di stadion Gelora 10 Nopember. Memiliki Ayah seorang Bonek membuat Sunnah diperkenalkan ke dunia sepak bola, yaitu Persebaya. Meskipun awalnya sang Ibu tidak setuju anak perempuannya diajak untuk nonton, sang Ayah mencoba untuk membujuk agar Sunnah bisa mbonek untuk pertama kalinya.

Bonita Sejak Kecil. Foto: Machsunnah

“Ketika itu ada hal lucu sih waktu masih SD. Aku dijemput sama Ayah Ibu buat diizinkan ke guru aku, bilangnya izin karena ada acara tapi sebenernya bohong. Padahal nonton Persebaya,” jelasnya sambil mengingat. “Itu aku sudah pakai baju Persebaya terus dirangkepin baju sekolah,” imbuhnya.

Sang Ayah dianggap oleh orang-orang sekitar sedikit ngawur karena anak perempuannya diajak menonton Persebaya. “Karena dulu di pikiran masyarakat terutama Surabaya sendiri menganggap Bonek itu anarkis, urakan, dan lain lain. Wajar dulu belum ada istilah Bonita, yang ada cuman Bonek. Karena wanita masih dianggap tabu kala itu jika menonton Persebaya,” ungkapnya

Bonita Sejak Kecil. Foto: Machsunnah

Bonita yang sekarang berusia 24 tahun itu dulu selalu diajak sang Ayah duduk di bangku VIP, kadang-kadang di Utama. Padahal dia selalu ingin duduk di tribun ekonomi karena dia merasa melihat para Bonek di sana bisa jingkrak-jingkrak dan bernyanyi sepanjang pertandingan.

Wanita yang mengidolakan Bejo Sugiantoro itu mengaku ketika kecil tak pernah berpakaian seperti anak-anak perempuan pada umumnya. “Ayah aku dulu pingin anak laki-laki, tapi ternyata perempuan dan aku dulu gak pernah pakai rok, selalu celana. Terus rambut itu selalu pendek gak pernah panjang,” ungkapnya.

Bonita Sejak Kecil. Foto: Machsunnah

Sempat vakum saat SMA akibat Persebaya mati suri, Sunnah akhirnya bisa menikmati kembali nostalgia masa kecilnya ketika di Gelora 10 Nopember. Setelah di awal 2017 Persebaya akhirnya namanya kembali diakui oleh PSSI. “Meskipun sekarang bermain di Gelora Bung Tomo, yang jelas jauh lebih bagus fasilitas dan kapasitasnya. Tapi Gelora 10 Nopember gak tergantikan buat aku. Gelora 10 Nopember jelas lebih angker untuk lawan ketimbang di Gelora Bung Tomo,” tutur Sunnah.

Bonita satu ini berharap agar Persebaya bisa bertahan di Liga 1 musim ini dan mencoba yang terbaik demi menjadi juara musim ini. Wanita yang juga mengidolakan Irfan Jaya itu berharap agar Bonita-Bonita tetap semangat. “Jadilah Bonita yang santun dan jaga diri, jangan mau kita diinjak-injak sama siapapun. Harus jaga nama baik Bonita,” pungkas Sunnah kepada EJ. (ets)

The post Sunnah, Diajak Sang Ayah ke Stadion Saat Masyarakat Memandang Wanita Tabu Nonton Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
18477
Shella, Bonita Jombang dan Pengalamannya Sewa Truk Nonton Persebaya https://emosijiwaku.com/2018/07/14/shella-bonita-jombang-dan-pengalamannya-sewa-truk-nonton-persebaya/ Sat, 14 Jul 2018 02:59:08 +0000 https://emosijiwaku.com/?p=18355 Shella nama panggilannya. Seorang Bonita asal Kota Santri, Jombang. Gadis kelahiran Jombang 1996 ini adalah salah satu Bonita dari sebuah komunitas Bonek Ngoro Jombang (BNJ). BNJ adalah sebuah komunitas kecil yang berada di perbatasan Jombang-Kediri. Anggotanya sekitar 50 orang dari segala usia, entah itu anak sekolahan atau kaum pekerja.

The post Shella, Bonita Jombang dan Pengalamannya Sewa Truk Nonton Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
EJ – Shella nama panggilannya. Seorang Bonita asal Kota Santri, Jombang. Gadis kelahiran Jombang 1996 ini adalah salah satu Bonita dari sebuah komunitas Bonek Ngoro Jombang (BNJ). BNJ adalah sebuah komunitas kecil yang berada di perbatasan Jombang-Kediri. Anggotanya sekitar 50 orang dari segala usia, entah itu anak sekolahan atau kaum pekerja.

Berdiri sejak 2010, saat itu masih sangat sedikit Bonek yang bergabung. Pandangan tentang Bonek masih belum utuh. Kini, keberadaan BNJ sudah diakui masyarakat Ngoro dan sekitarnya. Para orang tua tidak takut lagi melepaskan anaknya untuk nonton bola atau melakukan kegiatan apapun bersama BNJ. Mereka sudah mulai mengerti apa itu BNJ dengan segala kegiatan positifnya.

Shella (berjilbab). Foto: Shella

Hal ini bisa dibuktikan dengan kegiatan-kegiatan selalu dilakukan, misalnya mengikuti gerak jalan atau karnaval ketika HUT RI setiap tahunnya, mengadakan acara bagi takjil dan buka bersama di jalan raya, mengadakan acara futsal rutin setiap satu minggu sekali, mengadakan nonton bareng bila tidak memungkinkan untuk away, dan masih banyak lagi.

Sebagai anggota, Shella ikut aktif dalam segala kegiatan BNJ saat masih tinggal di Jombang. Saat ini, Shella berada di Denpasar sebagai salah satu pengajar lembaga bahasa asing. Shella merupakan alumni Bahasa Inggris, Universitas Negeri Surabaya.

Sudah puluhan kali bahkan lebih Shella datang langsung ke stadion. Baik saat Persebaya bermain di kandang maupun tandang. Ada momen-momen menarik yang diceritakannya tentang perjalanan menonton Persebaya.

Shella (berjilbab hitam). Foto: Shella

Salah satu momen unik yang diceritakan Shella adalah saat menonton laga Persebaya di kompetisi LPI. Saat itu, Shella dkk berangkat sejak pukul 10 pagi dari Jombang menggunakan sebuah truk sewaan. Di dalam kendaraan itu, hanya ada dua orang perempuan termasuk Shella.

“Keadaan di dalam sangat sesak dan susah untuk dibuat gerak, kami berdua selalu jaga jarak dengan mereka. Karena ada beberapa anak yang sengaja mepet-mepet kami terus,” tutur Shella kepada EJ.

Belum sampai ke stadion, truk tidak diperbolehkan melanjutkan perjalanan. “Hanya boleh sampai di Terminal Benowo atau apa itu, pokok yang jalan sebelum rel. Alhasil kami harus jalan kaki sangat jauh sekali. Tahu sendiri juga kan? Para lelaki kalau jalan cepet banget dan kami harus mengimbangi mereka. Kalau tidak pasti tertinggal di tengah ribuan orang,” lanjutnya.

Setelah sampai di stadion, mereka makan nasi bungkus yang dibawa dari rumah. Mereka memang membawa bekal dari rumah dengan lauk seadanya. Setelah makan, mereka pun langsung masuk stadion.

Usai pertandingan, mereka harus berjalan kaki sangat jauh untuk mencari truk yang mengantarkannya tadi. Setelah ketemu, mereka akhirnya pulang. Di tengah-tengah perjalanan, hujan turun sangat deras karena kebetulan saat itu musim hujan.

“Semuanya panik dan mencari apapun untuk dijadikan payung. Akhirnya terpal pun dibentangkan di atas truk. Setiap orang memegang sudut-sudut terpal agar tidak bocor. Aku benar-benar salut dengan mas-mas yang rela megangin terpal buat kami para perempuan agar tak kehujanan,” ungkapnya.

Menurut Shella, mereka menahan terpal yang dipenuhi air di tengah-tengah hembusan angin yang begitu kencang. Shella dan teman-temannya yang di dalam truk hanya bisa terdiam dan merasa takut jika tiba-tiba ada petir yang menyambar.

“Dan itu merupakan momen yang tak terlupakan, di mana rasa persaudaraan benar-benar diuji. Suka duka ditanggung bersama,” kata Shella mengakhiri ceritanya.

Ia mempunyai harapan untuk Bonek dan Persebaya. “Semoga Bonek lebih bisa terkoordinir secara rapi, tidak ada lagi oknum Bonek yang merugikan nama besar Bonek yang sudah mulai bagus, kurangi kebiasaan cari ketenaran dan doyan selfie ketika pertandingan, khususnya untuk para Bonek Bonita hits,” ujar Shella.

Sementara harapannya untuk Persebaya adalah agar menjadi klub profesional dalam segi pengelolaan dan peningkatan prestasi, memiliki infrastruktur yang memenuhi standar kelayakan, serta memiliki akademi pembinaan berjenjang yang kompetitif. (bim)

Profil singkat:

Nama: Shella
TTL: Jombang 16 Januari 1996
Prestasi:

  • Juara 1 POPDA 2013 Pencak Silat Jombang
  • Juara 1 Seleksi PORPROV 2013 Pencak Silat Jombang
  • Juara 2 Lomba Cerpen 2015 UNESA
  • 2013 – 2015 Reporter dan Redaktur GEMA UNESA

Hobby: Membaca, menulis, doodle art

The post Shella, Bonita Jombang dan Pengalamannya Sewa Truk Nonton Persebaya appeared first on Emosi Jiwaku.

]]>
18355