RUPS PT PI, Apa Artinya Buat Persebaya dan Bonek?

RUPS PT Persebaya Indonesia.
Iklan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Persebaya Indonesia (PT PI) telah dilakukan pada Sabtu (26/3). Bertempat di salah satu rumah makan di Surabaya, agenda tersebut diikuti pengurus klub internal dan manajemen tim Persebaya.

Dua tokoh sentral PT PI, Saleh Ismail Mukadar (SIM) yang merupakan Komisaris Utama (Komut) dan Cholid Goromah (CG) sebagai Direktur Utama (Dirut) ikut hadir. Dua nama ini banyak disorot Bonek untuk mundur dari kepengurusan PT PI. Dikutip dari beberapa media cetak, elektronik, dan media sosial, hasil RUPS telah beredar sejak Sabtu siang.

Hasil RUPS tentu saja tidak memuaskan semua pihak terutama bonek. Manajemen mungkin akan mengatakan jika ini hasil maksimal yang sudah mereka lakukan untuk mengganti kepengurusan yang selama ini dipermasalahkan bonek. Dari statemen SIM dan CG yang dikutip dari media elektronik, keduanya menyatakan bahwa mereka sebenarnya ingin menyerahkan semua saham yang mereka pegang kepada klub-klub internal.

“Saya ikhlas menyerahkan saham saya kembali ke klub. Sekaligus saya mundur dari Komut PT PI,” kata SIM kemarin (26/3).

Iklan

Begitu juga dengan CG. “Saya bersedia melepas semua saham dan mundur sebagai Dirut. Alasan keluarga adalah yang utama dan tidak ingin keberadaannya di PT PI digunakan pihak yang membencinya untuk terus memfitnah dan menjatuhkan Persebaya”.

Keinginan keduanya tidak serta-merta disetujui mayoritas peserta RUPS. Hanya keinginan SIM yang mundur sebagai Komut yang diterima. CG tetap menjabat sebagai Dirut. Alasan lain adalah peserta RUPS tetap menginginkan semua persoalan Persebaya termasuk tunggakan gaji bisa diselesaikan sebelum SIM dan CG benar-benar melepaskan semua saham.

Sebagai Bonek, saya menghargai apa yang dilakukan manajemen PT PI. Walau masih banyak catatan yang mengganjal, terutama hasil kepengurusan dan komposisi saham. SIM dan CG yang nyata-nyata gagal dan meninggalkan banyak hutang masih saja dipertahankan. SIM memang telah melepaskan jabatannya sebagai Komut, namun CG masih ditetapkan sebagai Dirut hanya karena memiliki 15 persen saham. Alasan belum selesainya hutang-hutang Persebaya adalah untuk menutup tetap dipertahankannya CG.

Semua hal pasti mengandung resiko. Jika berani mengambil resiko, semestinya pemegang saham terbesar berani mendepak CG dari kursi Dirut. Alasan mereka masih punya saham tidak bisa dijadikan sebagai patokan. Posisi CG sebagai Dirut membuat masalah masih tetap ruwet.

BACA:  Surat Terbuka untuk Saleh Ismail Mukadar

CG telah menyatakan jika keberadaannya di PT PI digunakan pihak yang tidak senang terhadapnya untuk menjatuhkan Persebaya. Apakah klub-klub internal lupa bahwa Persebaya adalah tujuan utamanya bukan tentang siapa personalnya. Jika CG tahu keberadaannya membuat Persebaya dijatuhkan, mengapa dia masih dipertahankan? Mempertahankan CG berarti membuat Persebaya bakal selalu difitnah dan dijatuhkan.

Klub-klub internal mengijinkan SIM untuk mundur sebagai Komut dengan alasan dia sibuk mengurusi bisnisnya di Ambon. Saya kira jika CG legowo, dia akan melakukan hal sama seperti yang dilakukan SIM. Ini akan jauh lebih baik dan bisa diterima semua pihak.

Tanda Tanya Koperasi Surya Abadi Persebaya

Masalah Koperasi Surya Abadi Persebaya (KSAP) juga menjadi tanda tanya besar. Menurut kabar, Koperasi ini beranggotakan pribadi dan bukan kumpulan klub internal. Saya memang belum mendapat salinan akta KSAP. Jika benar demikian, maka saat RUPS kemarin, tidak semua klub internal menjadi anggota KSAP.

Jadi, seandainya keputusan RUPS menyatakan jika 70 persen saham PT PI dipegang KSAP, maka siapa saja anggota KSAP yang secara legal memilikinya? Seperti diketahui klub-klub internal Persebaya saat masih perserikatan berjumlah 30 klub. RUPS kemarin hanya diikuti 20 klub. Sedangkan 10 klub sisanya tidak diundang dengan alasan saat ini mereka mendukung klub Surabaya United.

Saat Kardi Suwito, salah satu direktur hasil RUPS memposting hasil rapat melalui akun facebook miliknya, Mursyid Effendi yang merupakan salah satu pengelola klub internal Mitra Surabaya justru menanyakan masalah komposisi saham yang dipegang koperasi. Dia menanyakan kepada Kardi: “Klub internal mana yang memegang saham KSAP?”.

Orde lama masih berkuasa dan bercokol kuat di dalam tubuh manajemen. Keputusan telah diambil dan hasilnya akan segera dimasukkan ke dalam akta perubahan PT PI. Tentu hanya berubah pada komposisi persentase saham. Karena secara personal, yang berubah hanya pada nama yang ada di KSAP. Selama ini Koperasi diatasnamakan Suprastowo. Jika benar ketua Koperasi diganti menjadi Maurits Pangkey, maka dialah yang akan menggantikan Suprastowo di akta PT PI. Dengan formasi tersebut, saya masih belum sepenuhnya percaya akan kinerja mereka. Tidak ada orang baru dan hanya bertukar posisi serta persentase saham saja.

BACA:  PT PI Siap Jual Saham Persebaya Kepada Investor

Pentingnya Memisahkan Persebaya dan Klub-Klub Internal

Hal mendasar lainnya adalah pentingnya memisahkan Persebaya sebagai klub profesional yang berbentuk Perseroan dengan klub internal yang amatir. Baik dalam hubungannya sebagai organisasi maupun dalam hal lain, misalnya alur pemain. Klub internal selama ini hanya amatir dan belum berbentuk badan hukum. Jadi hubungan PT PI (baca Persebaya) secara langsung bukan kepada klub melainkan kepada KSAP sebagai pemegang saham. Termasuk juga alur pemain jika pemain sudah mendapat kontrak di Persebaya dan beralih menjadi pemain profesional. Sudah semestinya pemain tersebut lepas ikatan dengan klub asalnya yang amatir dan tidak bisa diakui sebagai pemain klub internal. Nantinya bakal ada transaksi jual beli dan surat perpindahan dari amatir ke profesional. Klub internal tidak boleh lagi menyusu kepada Persebaya karena ini bukan lagi era perserikatan.

Suara bonek yang menginginkan model sosios atau memiliki sebagian saham sama sekali tidak dibahas dan dibicarakan dalam RUPS. Wacana menjual sebagian saham yang dimiliki KSAP juga tidak ada. Bagaimana investor mau masuk jika investor hanya menyewa nama Persebaya tanpa memiliki sebagian sahamnya?

Persebaya dijadwalkan mengikuti turnamen segitiga Piala Kapolres Probolinggo awal April. Sebagai klub professional, Persebaya mestinya mengikat kontrak pemain yang dipakai entah hanya untuk satu turnamen atau satu tahun sebagai karyawan PT.PI. Bukan mengambil pemain dari klub internal yang berstatus amatir dan dipakai begitu saja di klub profesional tanpa ikatan tertulis yang jelas. Jika ini dilakukan, tentu akan mengulang kejadian yang selama ini mereka lakukan.

Sebelum tulisan ini berakhir, saya mau menanyakan apakah tim kecil yang dirumuskan saat Rembug Persebaya kemarin sudah terbentuk? Membaca di media sosial, wakil Bonek sudah ada, tinggal menunggu wakil dari pemain dan manajemen. Segera umumkan tim kecil tersebut beserta tugas-tugasnya.

Semoga perubahan ini akan membawa kebaikan bagi Persebaya. Persebaya akan bangkit jika Persebaya sendiri mau berubah dan menyesuaikan diri dengan jaman yang sudah berubah. Jika tidak sekarang mau kapan lagi. Perubahan adalah pasti. (*)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display