“Kartini mempunyai ide-ide besar dan mulia yang mampu dia gerakkan sehingga mengilhami perjuangan kaumnya dari ketidaktahuan akan pendidikan di masa lalu.”
Sepenggal kalimat di atas menggambarkan sosok Raden Ajeng Kartini dalam upayanya membuka kesadaran kaum wanita agar tidak hanya berada di dapur saja, namun harus mampu mengenyam pendidikan lebih baik.
Bicara tentang Kartini, hari ini kita memperingati hari kelahirannya. Sosok wanita yang tangguh, kalem dan selalu semangat dalam mewujudkan cita-citanya agar kaum wanita mendapat pendidikan yang sama.
Saya mencoba memposisikan diri sebagai suporter wanita yang menjadikan sosok Kartini sebagai panutan hidup. Jika lebih dikerucutkan, saya mencoba menjadikan Bonita, suporter wanita pendukung Persebaya, sebagai obyek observasi ini.
Sebagai Bonita, saya sering mengamati bagaimana tingkah pola, perilaku, dan cara Bonita bersikap. Style Bonita hampir membuat lawan jenis ingin menggoda. Stylenya sangat casual, sporty, dan lebih enak dipandang namun mampu menempatkan diri saat di stadion atau pun saat bertemu sesama Bonek.
Di stadion dengan tribun yang masing-masing mewakili karakter Bonek, juga ada Bonita di dalamnya. Peran Bonita bukan sekadar pemanis tribun yang hanya datang, kemudian menjadi pusat perhatian untuk digoda. Kehadirannya tidak lagi hanya untuk menemani pasangannya.
Bersama Bonek, Bonita ikut merasakan keceriaan saat bernyanyi, menari, dan berkoreo ria. Saya pun ikut merasakan efeknya.
Sayangnya, jika bicara tentang citra Bonita, ya sama saja seperti citra Bonek. Masyarakat umum masih memandang remeh. Mereka masih menganggap jika Bonek hanya bisa membuat keributan, bersikap anarkis. Bahkan Bonek dicap sebagai orang-orang yang tidak berpendidikan.
Maka, di sinilah letak keistimewaan seorang wanita. Wanita mampu memberikan pemahaman dan menyampaikannya dengan cara berbeda dibanding kaum pria. Setiap Bonita mempunyai ciri khas, ideologi, style, dan cara dukungan yang berbeda. Termasuk mampu mengambil peran dan memberi dampak positif atas apa yang telah dia perankan.
Ambil contoh saat acara bagi-bagi bunga dalam rangka memperingati Hari Valentine di area Car Free Day Taman Bungkul, 14 Februari 2016 lalu. Tujuan acara adalah membagikan bunga kepada masyarakat umum. Teman-teman yang tergabung dalam Bonek Campus, pelopor acara, sepakat untuk “menerjunkan” Bonita-Bonita dari berbagai komunitas yang ada. Hasilnya, masyarakat umum pada akhirnya mempunyai sudut pandang berbeda saat memandang Bonek. Sebagian mungkin berpendapat: “Oh, ada Bonek wanita yang ikut mendukung Persebaya” atau “Ternyata wanita bisa menjadi suporter”, dan lain-lain. Ini membuktikan upaya Bonek Campus dengan komunitas lain untuk memberi gambaran lain tentang sosok Bonek dan Bonita lumayan berhasil.
Setiap Bonita mempunyai ideologi dan cara mendukung yang berbeda. Bonita mempunyai peran penting baik saat menjadi suporter di tribun atau peran lain yang berhubungan dengan pekerjaan, pendidikan, dan organisasi.
Ketika Bonita mampu memainkan peranannya dengan baik, maka identitasnya sebagai Bonita akan memberikan nilai tambah. Pandangan miring tentang Bonita perlahan-lahan akan terkikis dengan hal-hal positif. Saat sendiri atau bersama kelompoknya, saya tetap berharap itu bukan batasan bagi Bonita untuk berperan. Kita tidak pernah tahu esok, lusa atau entah kapan, Bonita akan memainkan peranannya dalam memperbaiki stigma buruk yang tertempel pada Bonek. Kita sama-sama berupaya dan bukan hanya menunggu. Bonita harus melakukan perubahan dengan kelebihan yang dimilikinya untuk diterapkan dalam rutinitas sehari-hari, entah menjadi penyiar radio, jurnalis, model, dll. Muaranya agar citra Bonek dan Bonita menjadi baik.
Dalam peluncuran kanal baru idBonita di Emosi Jiwaku (EJ) disebutkan di sebuah tulisannya jika menjadi suporter adalah pilihan. Dan menjadi suporter wanita adalah keistimewaan. Wanita, wani, wangi, dan beretika adalah kami para Bonita. Wani dalam hal positif dan mampu percaya diri dengan pilihannya sebagai Bonita yang mampu berkarya dan mempunyai mental yang kuat. Wangi berarti setiap Bonek atau Bonita harus selalu mandi, berpakaian rapi, dan enak dipandang. Sementara beretika adalah usaha perlahan-lahan untuk memberikan pemahaman, menumbuhkan passion kuat tentang pilihannya menjadi Bonita.
R.A Kartini adalah sosok yang berintelektual dan mempunyai passion jelas. Maka sewajarnya Bonita belajar dan menjadikan sosok Kartini sebagai panutan. Bonita akan mempunyai landasan dasar yang jelas dan kuat dengan passion menjadi Bonita. Saat menjadi Bonita, mau tak mau Bonita harus memahami apapun tentang Persebaya, mulai masalah, sejarah, rencana-rencana Persebaya ke depan, bukan hanya sekadar ikut-ikutan. Dan saat passion ada dalam pikiran, hati, serta prinsip kita, maka godaan apapun akan tetap membuat kita bisa berdiri dengan kuat. Kita akan tetap yakin dengan apa yang pilihan kita menjadi suporter.
Jadikan kami cahaya yang mampu menerangi gelapnya suasana. Kami akan memberikan angin segar dengan kehadiran kami. Bukan hanya menjadi suporter di tribun, bukan hanya pemanis tetapi kehadiran kami mampu memberikan hal-hal lebih baik. Bonita dengan peranannya harus bisa merubah stigma masyarakat terhadap Bonek dengan karya dan hal-hal positif .
***
Berdiri, bernyanyi, menari bersama
Tawa canda, senyum tersirat saat wajah elokmu memberikan kesan pertama terlihat
Di hujat, dipandang sebelah mata, dan di olok-olok tidak lagi hal baru yang kami dengar
Ditentang orang tua, dicecar pertanyaan oleh guru dan dosen tentang apa yang kami pilih
Suporter bukanlah kriminal, menjadi Bonita bukanlah kesalahan