EJ – Purwo Adi Utomo, Bonek yang akrab dipanggil Tomi ini sejatinya hanya ingin menonton Persebaya. Minggu 3 Juni 2012, dia berangkat ke Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari dengan satu tujuan. Tomi ingin melihat Persebaya mengalahkan tamunya Persija dalam lanjutan Indonesia Premier League (IPL). Namun, dia malah tewas akibat terinjak-injak akibat kericuhan antara aparat kepolisian dengan Bonek.
Menurut Tempo.co, penyebab kericuhan sebenarnya sepele. Sesaat pertandingan berakhir, beberapa Bonek hendak mencopot spanduk. Namun, mereka dihalang-halangi oleh polisi sehingga terjadi aksi saling dorong.
Polisi lalu membabi buta melepaskan tembakan gas air mata ke arah kerumunan suporter. Suasana pun menjadi panik. Suporter kemudian berebut keluar dari stadion untuk menghindari gas air mata yang membuat mata pedih.
Dalam kondisi demikian, Purwo Adi Utomo, terjatuh dari tribun ekonomi lalu terinjak-injak rekan-rekannya yang panik hingga tewas.
Sayangnya, tak ada pihak yang dimintai pertanggung jawaban atas meninggalnya Tomi. Polisi malah menyalahkan Bonek yang menurut mereka memicu terjadinya kericuhan. Sama seperti kerusuhan-kerusuhan yang menyebabkan suporter tewas, tak ada pihak yang disidangkan. Sepertinya, suporter dituntut hanya prihatin menyaksikan tewasnya satu per satu supporter akibat kekerasan. Suporter hanya bisa pasrah dan mengganggap kejadian seperti itu adalah hal biasa.
Untuk mengenang tewasnya Tomi, Bonek menamakan lorong tempat peristiwa itu terjadi, tepatnya di Tribun BB, sebelah kanan VIP, dengan nama: Purwo Gate. (*)
*) Halaman ini dipersembahkan oleh Bonekpedia