Aspek-Aspek Keuangan Persebaya Yang Perlu Dibenahi

Iklan

Perkembangan industri sepak bola di Indonesia di masa depan berpotensi melahirkan pemain sepak bola yang handal. Hal ini bisa dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 300 juta jiwa dan kecintaan masyarakat kita terhadap sepak bola serta kegemarannya menonton pertandingan di televisi.

Sebagai salah satu klub sepak bola tertua dan terbesar asal Surabaya, Persebaya sangat berpotensi melahirkan pemain-pemain yang sukses menjadi andalan Timnas seperti Andik Vermansah.

Dengan dukungan suporternya fanatik, yaitu Bonek dan dikelola manajemen profesional serta konsisten, bukan hal mustahil untuk meraih cita-cita tersebut.

Namun hal yang masih menjadi masalah di klub ini adalah penunggakan gaji pemain yang belum dilunasi. Seperti kita ketahui, manajemen mempunyai hutang kepada pemain dan offisial kurang lebih Rp 7 Miliar. Angka yang sangat fantastis, bukan?

Iklan

Belajar dari pengelolaan klub sepak bola di luar negeri, tulisan ini dibuat untuk memberi sedikit gambaran agar aspek keuangan Persebaya di masa depan bisa dikelola dengan lebih baik dan masalah penunggakan gaji tidak terjadi lagi di masa mendatang.

Rekrut Manajer Keuangan Handal

Keuangan klub Persebaya harus dipegang oleh orang yang mempunyai latar belakang manajemen bisnis. Semua pendapatan serta pengeluaran harus seimbang dan dicatat dengan baik. Manajer keuangan dengan dukungan para direktur klub, harus memastikan bahwa pendapatan klub minimal menyamai pengeluaran klub. Perlu dihindari untuk pengeluaran yang besar bersandar pada estimasi pendapatan yang belum diterima dan yang terlalu tinggi.

Manajer keuangan harus membuka akun bank atas nama klub Persebaya dan membuat perjanjian dengan pihak bank bahwa setiap pengeluaran harus disetujui oleh dua orang (manajemen dan pihak klub internal). Setiap perubahan anggaran harus atas nama dua orang dan pihak bank harus segera diberi tahu.

Para pemilik klub internal, direktur, dan manajer keuangan harus mengumpulkan serta menetapkan modal awal Persebaya kemudian membayar biaya-biaya keanggotaan di liga, sewa lapangan, gaji para karyawan, mencari apparel untuk jersey pemain dan membayar kontrak pemain.

Direktur klub bersama manajer keuangan perlu menetapkan batas atas persentase total gaji para pemain, pelatih dan staf klub dari estimasi pendapatan total klub secara konservatif. Jika sampai gagal menetapkan dan memenuhi batas ini, maka yang akan terjadi Persebaya akan terjerat hutang, gaji para pemain tidak terbayar seperti kondisi saat ini dan bisa saja sampai pada kebangkrutan.

Seandainya manajemen memiliki rencana ekspansi di masa depan, maka resiko tersebut sebaiknya lebih kecil agar bisa menghasilkan laba lebih besar dan bisa diinvestasikan kembali ke Persebaya.

Manajer keuangan perlu membuat pembukuan berbasis mingguan dan tahunan karena begitu banyaknya aktivitas keuangan yang harus dilakukan dalam sebuah klub sepak bola. Yang pertama, rekrut seorang manajer keuangan yang punya latar belakang pendidikan dan pengalaman bagus serta mampu menunjukkan jika dia benar-benar paham bidang pekerjaan manajer keuangan. Sebisa mungkin jabatan ini dipertahankan sampai berganti musim dan jangan diberhentikan kecuali jika terpaksa.

BACA:  Persebaya Masa Depan: Sebuah Keharusan atau Sebatas Harapan?

Banyaknya aktivitas keuangan dalam sebuah klub sepak bola, bahkan dalam basis mingguan memerlukan seorang manajer keuangan yang bertahan lama di posisinya.

Jangan Hanya Berburu Laba Pribadi

Kedua, para pemilik saham klub dan para direktur serta manajemen klub harus menahan diri agar tidak mengambil dividen/bonus besar dari laba klub. Sebaiknya laba klub diinvestasikan kembali ke Persebaya. Contohlah klub besar di luar negeri bukan hanya punya toko suvenir dan restoran, tapi juga berhasil membuka hotel di dekat stadion serta memiliki stasiun televisi sendiri. Di tahap ini, keuntungan klub bisa sangat besar, sehingga porsi dividen yang kecil pun nominalnya sudah besar.

Manajemen harus rela berkorban demi Persebaya bukan semata memburu laba pribadi di Persebaya.

Ada baiknya saat ini Persebaya dimiliki oleh seseorang atau beberapa orang yang sudah mapan, memiliki cadangan dana yang siap untuk dipakai membantu keuangan Persebaya. Tentunya dengan tetap memegang prinsip konservatif dalam pengelolaan keuangan.

Pengeluaran klub yang cukup signifikan adalah membayar gaji para pemain dan pegawai klub. Jumlah pegawai tidak bisa sedikit, lapangan latihan dan mess para pemain serta semua fasilitas yang ada perlu dibersihkan serta dirawat.

Potensi Pendapatan Persebaya

Pendapatan Persebaya semestinya harus berasal dari 4 sumber elemen, yaitu:

  1. Tiket pertandingan
  2. Aktivitas komersial
  3. Hak siar televisi, dan
  4. Penjualan jersey (termasuk merchandise).

Tiket pertandingan harus dikelola secara optimal. Stadion tempat pertandingan sebaiknya tidak punya celah di mana penonton bisa masuk tanpa membeli tiket. Seperti yang kita ketahui dengan adanya ticket box, para calo semakin sedikit keberadaannya. Para petugas penjual tiket dan penjaga pintu masuk stadion perlu dipilih dengan baik agar tidak ada uang yang dicuri atau meloloskan penonton masuk tanpa membayar. Sudah seharusnya Bonek sadar slogan “No Ticket No Game” atau bisa dengan cara membeli tiket tetapi tidak menonton, semata-mata untuk membantu gaji para pahlawan di lapangan.

Saat Bonek yang menonton pertandingan di stadion dari tahun ke tahun sudah mulai banyak, bisa dibuat tiket terusan yaitu tiket untuk menonton pertandingan di kandang (laga home) selama satu musim. Jika dihitung harga tiket terusan akan lebih murah daripada membeli tiket setiap kali pertandingan selama semusim. Bertambah atau berkurangnya jumlah tiket terusan yang terjual di setiap musim adalah indikator seberapa baik atau buruknya pengelolaan dan prestasi Persebaya secara keseluruhan.

Aktivitas komersial yang utama adalah mencari sponsor dari perusahaan lokal yang berada di Surabaya. Manajer keuangan bisa membuat dan memimpin sebuah tim kecil yang bertugas mencari sponsor. Seandainya Persebaya memiliki stadion sendiri dan area di sekitarnya, aktivitas komersial bisa ditingkatkan dengan membuka toko merchandise. Barang yang dijual bisa berupa gantungan kunci, mug, poster, jersey, serta berbagai barang berlogo Persebaya.

BACA:  Persebaya U-15 Tantang Bhayangkara di Final Piala Askot Surabaya

Penjualan jersey resmi dibahas tersendiri karena ada banyak sekali jersey replika yang dibuat oleh oknum untuk mendapatkan keuntungan pribadi tanpa ada kompensasi ke Persebaya. Manajemen sebaiknya merancang jersey dengan menggandeng apparel besar seperti adidas atau nike agar nilai jualnya terangkat. Selain itu desainnya harus diperhatikan, agar terlihat elegan dan banyak dibeli sehingga pemakainya merasa bangga bisa membeli serta menggunakan jersey tersebut.

Hal yang harus diingat, jangan sampai harga jersey terlalu mahal sehingga hanya sedikit Bonek yang mampu membeli. Jika dikelola dengan baik, uang pendapatan dari penjualan jersey bisa cukup besar. Seandainya jersey Persebaya dijual dengan harga Rp 300.000 dan terjual 1.000 pcs jersey selama semusim, maka akan terkumpul uang sebesar 300 juta rupiah. Sebuah pendapatan yang cukup besar bukan?

Untuk jersey yang mencantumkan nama pemain, sebaiknya ada perjanjian berapa persentase yang didapat si pemain untuk setiap jersey dengan namanya yang berhasil terjual.

Saat ada pemain yang sudah mulai memiliki banyak fans, sebaiknya dibuatkan klausul dalam kontrak perjanjian tentang berapa persentase uang yang didapat klub seandainya pemain tersebut ikut serta dalam iklan di media. Karena pihak Persebaya berjasa membesarkan nama pemain, sehingga Persebaya berhak mendapatkan sebagian pendapatan pemain tersebut dari sektor iklan. Persentase pendapatan Persebaya dari iklan sang pemain sebaiknya dinegosiasikan dengan baik dan hati-hati.

Hak siar televisi untuk pertanding dinegosiasikan langsung antara federasi, pengelola liga, dan stasiun televisi yang menayangkan karena pendapatan klub dari sumber ini cukup besar apalagi jika tersaji duel dengan tim musuh bebuyutan.

Disini saya menekankan pentingnya menjaga komunikasi antara pihak manajemen klub dengan Bonek. Manajemen sebaiknya mempunyai target perjuangan di setiap musim dalam mengarungi kompetisi liga. Apakah menghindari zona degradasi, mencapai papan tengah, atau naik ke papan atas untuk menjadi juara liga atau kompetisi apapun.

Selain itu, buatlah media sosial yang selalu update berita serta foto-foto tentang aktivitas para pemain, baik di dalam maupun di luar lapangan. Hal ini akan menarik minat Bonek untuk mendapatkan berita klub dan pemain pujaannya. Dampaknya akan ada rasa memiliki Persebaya seutuhnya pada diri Bonek.

Terakhir, untuk para pemain dan pihak manajemen, sebaiknya hindari melakukan tindakan buruk seperti suap, pengaturan skor yang mencederai nilai sportivitas olahraga. Karena itu bisa merusak citra tim Persebaya secara keseluruhan dan membuat sebagian Bonek akan berhenti mengikuti perkembangan klub.

Harapan saya, semoga Persebaya di masa depan bisa profesional dalam pengelolaan keuangan klub dan tidak akan lagi ada hutang serta menjadi klub dengan prestasi yang bagus dikancah sepak bola Indonesia.

#PersebayaMasaDepan

*) David Bomber (davit******@gmail.com)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display