Banyak pendapat pro dan kontra yang dilakukan oleh dulur-dulur Bonek soal tiket pertandingan. Ada yang menginginkan diberlakukannya tiket pertandingan (khusus laga home) secara terusan selama satu musim.
Mungkin dengan tiket terusan sangat mudah dibeli oleh dulur Bonek yang sudah berpenghasilan, akan tetapi berbanding terbalik dengan dulur Bonek yang belum berpenghasilan (misal: pelajar). Karena Bonek terdiri dari kalangan semua umur, dari yang muda sampai yang tua.
Saya hanya memberi ide untuk kampanye “No Ticket No Game”. Ide ini saya ambil dari contoh pembayaran jalan tol yang begitu mudah dan cepat di jalur Gardu Tol Otomatis (GTO). Pembayaran di jalur GTO hanya menggunakan kartu e-money dari Bank Mandiri dan hanya mengurangi saldo pada kartu (selama kartu ada saldo).
Kalau mau masuk ke dalam stadion diterapkan sistem pembayaran seperti itu (GTO) dengan kartu e-money dari Bank Mandiri, maka akan mengurangi terjadinya pemalsuan tiket, meminimalisir calo dan dana akan langsung masuk ke kas manajemen.
Kenapa saya memberi ide dengan kartu e-money atau e-toll dari Bank Mandiri? Karena sejarah, di mana pada tahun 2004 saat Persebaya juara “Liga Bank Mandiri” dan kartu tersebut (e-money) bisa didesain dengan logo Persebaya atau Bonek. Asalkan ada kerjasama dengan pihak Bank.
*) Annafi Masruri (annafi*****@yahoo.com)