Bonek Sudah Berubah, Jangan Ada Lagi Laga Tanpa Penonton

Kapolres Madiun, AKBP I Made Agus Prasatya, melambaikan tangan ke arah Bonek yang melintas di wilayah Kabupaten Madiun. Foto: @polisijatim.
Iklan

Kamis malam (20/7), lanjutan pertandingan Liga 2 grup 5 yang mempertemukan tim kebanggaan warga Madiun sekaligus berstatus tuan rumah, Madiun Putra vs Persebaya Surabaya. Terselenggaranya pertandingan ini sekaligus menandakan bahwa putaran ke 2 telah dimulai.

Pertandingan sendiri berjalan cukup menarik. Kedua tim silih berganti jual beli serangan meskipun tim tamu mendominasi pertandingan. Waktu 90 menit plus tambahan waktu telah usai dan peluit panjang telah ditiup oleh sang pengadil lapangan, skor 2-1 untuk kemenangan tim tamu Persebaya. Gol kemenangan Persebaya dicetak striker Yogi Novrian pada menit ke-48 dan eksekusi penalti gelandang flamboyan Misbakhus Solikhin pada menit 54

Selain pertandingan kedua tim yang menarik, ada hal lain yang menyedot perhatian kita. Bagaimana antusiasnya Bonekmania menyambut laga away ini. Kuota 7.500 tiket yang diberikan oleh pihak tuan rumah benar-benar dimanfaatkan secara maksimal oleh Bonek. Seluruh tiket sold out. Bahkan bisa dikatakan Stadion Wilis madiun serasa GBT. Di samping antusiasme yangtinggi, kita harus angkat topi terhadap Bonek yang hadir di Madiun karena turut berperan serta dalam menjaga kondusifitas dan kelancaran pertandingan hingga selesai. Tentunya kita juga tidak bisa mengesampingkan peran dari Madiun fans, pihak kepolisian, dan panpel.

BACA:  Memaknai Rivalitas Melalui Pandangan Sanada dan Masamune

Dengan berjalan lancarnya pertandingan, seakan mematahkan anggapan suara-suara minor dan stigma buruk bonek ketika awaydays. Bonek yang pada pertandingan tersebut hampir menguasai seluruh tribun Stadion Wilis menunjukkan kreatifitas nya. Mereka tak henti-hentinya meneriakkan chant penyemangat untuk pemain berjuang di lapangan dan hampir tidak ada nyanyian rasis.

Iklan

Bonek telah mengubah stigma buruknya dalam beberapa tahun terakhir. Jika Era 90-an hingga 2000-an awal, masyarakat mendengar kata “Bonek” sering terdefinisikan dengan sendirinya oleh hal-hal yang bersifat negatif dan menyeramkan, namun sekarang berbanding terbalik. Bonek telah mengajarkan apa arti tentang kesetiaan dan loyalitas yang sebenarnya dalam mendukung tim kebanggaannya. Satu hal yang lebih penting, Bonek telah memenuhi janjinya dalam menjaga kelancaran pertandingan dan kondusifitas kota Madiun pada umumnya.

BACA:  Indah Putri, Bonita yang Ingin Mengubah Citra Bonek

Pertandingan kamis malam itu, Bonek seakan memberikan pesan bagi pihak keamanan dan panpel lawan persebaya di Grup 5, masihkah kalian bersikukuh menggelar pertandingan tanpa penonton ketika menjamu Persebaya dengan dalih keamanan dan over capacity? Persebaya dan Bonek tidak sedang disanksi begitupun juga dengan pihak lawan. Salah satu unsur dalam menuju sepakbola industri adalah pemasukan yang didapat dari penonton. Ketika pertandingan digelar tanpa penonton tentu tidak mencerminkan slogan yang selalu didengung-dengungkan oleh induk federasi, yaitu “Football Industry”.

Mari berbenah!

*) Eka Prasetya, mahasiswa UB pecinta persebaya.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display