EJ – Ribuan Bonek bergerak menuju Pulau Garam, Madura, mendukung tim kebanggaan mereka, Persebaya. Meski pertandingan melawan tuan rumah Persepam MU digelar saat hari kerja, Kamis (10/8), hal itu tak menyurutkan antusiasme Bonek datang ke Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan.
Sebagian Bonek berangkat sejak Rabu malam. Sementara mayoritas Bonek mulai bergerak pada Kamis pagi menggunakan bus hingga kendaraan pribadi. Bonek dari berbagai elemen dan komunitas rela menempuh perjalanan sekitar 100 kilometer dari Surabaya menuju Pamekasan.
Bonek harus melalui Bangkalan dan Sampang sebelum memasuki Pamekasan. Sepanjang perjalanan terlihat Bonek berbondong-bondong menuju Pamekasan. Beberapa rombongan beristirahat di tempat-tempat peristirahatan seperti di pom bensin, warung makan. Ada yang berhenti untuk solat di masjid yang mereka jumpai. Terlihat juga rombongan Bonek estafet yang menumpang bak truk.
“Kami berangkat menuju Pamekasan dengan patungan,” ujar Abah, salah satu Bonek yang EJ temui di sebuah pom bensin di Sampang. Mereka rombongan Bonek dari Waru, Sidoarjo yang beramai-ramai menuju Pamekasan menggunakan bus kecil.
Sayangnya, ada beberapa kejadian kecelakaan menimpa Bonek. Seperti yang EJ jumpai saat melintas di Sampang di mana Bonek yang mengenderai motor bersenggolan dengan pick up. Untungnya kejadian itu tak sampai menimbulkan koban jiwa atau luka parah.
Bonek nampak “menguasai” tempat-tempat di sekitar stadion. Mereka bergerombol di warung kopi dan rumah-rumah warga untuk berteduh. Kemacetan tak terelakkan di jalan-jalan menuju stadion. Pamekasan sangat panas dua jam sebelum kick off. Tak terlihat suporter Persepam MU, semua didominasi warna hijau, warna kebanggaan Bonek. Bahkan para PKL lebh banyak enjual atribut Bonek ketimbang atribut tim tuan rumah.
Wajah-wajah penuh semangat terpancar dari Bonek yang bergerombol di luar stadion. Meski kepanasan, mereka tetap setia menunggu sang kebanggaan berlaga. (abi)
