Apapun Masalahnya, Ojok Sambat Gawe Persebaya

Iklan

Awal masalah sebenarnya mulai terlihat sejak 5 Desember, hari pertama distribusi tiket Celebration Game. Hanya dalam dua hari, 50.000 tiket ludes tak tersisa. Ini jadi PR untuk panpel pertandingan. Sangat tidak masuk akal tiket segitu banyak bisa ludes hanya dalam hitungan jam. Apa tidak masuk job desc panpel untuk monitoring distribusi tiket? (Sedangkan 50.000 tiket itu juga tidak utuh, karena masih diambil kurang lebih 3.500 untuk kuota suporter PSS Sleman, banyak lebihnya sepertinya kalau melihat begitu banyaknya suporter PSS/BCS semalam).

Jadi kalau banyak Bonek yang gak kebagian tiket, ojok sambat, karena dari jauh hari sudah di-share kalau tiket habis dan untuk yang tidak punya tiket agar tidak memaksakan diri untuk datang kestadion. Toh masih disiarkan di MNC TV dan masih bisa nobar di warkop-warkop terdekat.

Carut marut kemacetan, makin menambah kisruh keadaan. Seharusnya panpel berkoordinasi dengan pihak kepolisian sehingga bisa direkayasa sedemikian rupa jalur dari dan ke stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Hal ini mengingat laga diadakan hari Sabtu, berdekatan dengan jam pulang kerja, dan lokasi stadion yang berdekatan dengan area industri di Gresik. Jalur menuju GBT merupakan jalur alternatif utama dari Surabaya-Gresik.

Coba bayangkan dari rumah saya, yang normalnya ditempuh 5-10 menit ke stadion, tapi kemarin harus ditempuh dalam 3 jam. Bagaimana nasib Bonek dari Kenjeran, Rungkut atau bahkan luar kota. Berapa jam harus mereka tempuh?

Iklan
BACA:  Persebaya Bermain Spartan dan Jantan

Bermacet-macet dan sama-sama mandi hujan dengan ribuan Bonek dan BCS yang diangkut menggunakan truk Satpol PP di sepanjang jalan menuju stadion tidak membuat surut niat untuk menyaksikan laga pesta sang kebanggaan. Setelah akhirnya memutuskan untuk memarkir kendaraan dan lanjut jalan kaki, tetap tidak mudah untuk bisa sampai. Saya harus melewati kemacetan yang hampir tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Yang tidak mau berdesakan di tengah kemacetan super itu malah lebih parah. Mereka memilih jalan pintas dengan lewat tambak-tambak, kalau pas jalannya benar ada sih enak, tapi kalau pas buntu mereka terpaksa harus masuk ke tambak dan ber-kecek-kecek di dalam tambak. Gak gampang dadi Bonek… memang.

Setelah bisa masuk di halaman stadion, beristirahat sebentar, dan akhirnya masuk ke dalam stadion, kembali saya dapati kalau semua seperti asal masuk. Di gerbang masuk, tidak ada scan barcode seperti biasanya. Saya jadi berpikir, bagaimana Persebaya mau dapat pemasukan dari ticketing kalau seperti ini? Tiket palsu bisa masuk leluasa. Apa karena ini cuma laga persahabatan? Tapi akhirnya semua lelah dan gundah itu hilang setelah masuk dan menyaksikan Persebaya berlaga. Seperti terbayar lunas.

Sebagai seorang karyawan dengan jadwal kerja shift, memang membuat saya tidak bisa selalu datang ke stadion. Tapi kalau Persebaya main dan jadwal kerja pas off selalu diusahakan untuk melihat langsung. Agak kaget juga saat melihat sebegitu banyaknya antusiasme penonton kemarin. Soalnya saat pertandingan biasa gak begitu-begitu amat. Semoga gak cuma pas pertandingan Celebration Game saja ya. Semoga bisa berlanjut kepertandingan-pertandingan Persebaya berikutnya di Liga 1. Amin.

BACA:  Jangan Pernah Lelah Menjadi Persebaya

Sedikit masukan tanpa bermaksud menggurui pihak manapun (karena saya juga bukan siapa-siapa, hanya penikmat sepak bola dan suporter Persebaya biasa). Tidak tepat kalau kita sedikit-sedikit menyalahkan manajemen. Karena yang diurus managemen itu gak dikit. Manajemen sudah menunjuk panpel pertandingan untuk mengurusi semua hal yang terkait dengan diadakannya sebuah pertandingan.

Masalah kemacetan super parah, distribusi, dan pengawasan tiket yang amburadul bukan sepenuhnya salah managjemen,  (sekali lagi kalau menurut saya) seharusnya itu termasuk dalam job desc dan tanggung jawab panpel pertandingan.

Kalau akses jalan ke stadion yang cuma satu yang disalahkan, (menurut saya) itu masuk ranah tanggung jawab Pemkot Surabaya. Manajemen Persebaya hanya penyewa, dulur. Terkecuali kalau ada kerjasama antara Pemkot dan manajemen untuk mengatasi masalah akses jalan masuk yang cuma satu itu.

Akhir kata, ayo dulur tetap dukung Persebaya dengan cara apapun asalkan positif. Ojok sambat gawe Persebaya, karena dadi suporter atau Bonek iku pancen gak gampang.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display