Sepak Bola adalah Untuk Pesta

Foto: Chandsoe/EJ
Iklan

“Selamat datang teman-temanku
Maafkan bila lama menunggu
Ini waktu yang tepat tuk bersama
Bersuka ria” — TIPE X –

Akhir pekan adalah hari-hari yang dinantikan hampir semua orang. Waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Yang kos luar kota bisa pulang ke rumah, bisa apel ke rumah pacar, atau bahkan membawa cucian ke laundry. Itu adalah beberapa kegiatan akhir pekan. Ada lagi yaitu berpiknik ataupun bersenang-senang setelah sepekan melakukan rutinitas.

Bagi anak bola, akhir pekan yang paling dinantikan adalah melihat, bermain, ataupun berkumpul dengan sesama anak bola di lapangan atau tribun stadion. Inilah cara mereka berpiknik ataupun berpesta meluapkan segala hasrat dan tenaga. Bersenang-senang di stadion. Almarhum Oka Eka Purisetya dalam salah satu penggalan liriknya menulis “Di dalam stadion, kita bersaudara” mempunyai arti sangat dalam.

Piknik untuk berpesta atau berwisata untuk bersenang-senang. Inilah tujuan utama atau esensi saat orang menuju stadion menonton sepakbola. Ada harapan, kegembiraan, kebanggaan, dan saling bertemu sahabat, teman lama, dan bahkan mendapatkan teman baru. Yang lebih dalam lagi ada juga yang mendapatkan pasangan hidupnya justru saat berada dalam stadion.

Iklan
BACA:  PSSI DAN LIB SIAP?

Beberapa hari lalu ada korban meninggal setelah menonton sepak bola dengan cerita yang berbeda-beda. Ini mengulang kejadian-keadian di tahun-tahun sebelumnya. Tentu ini sangat menyedihkan masih terus terulang. Sepakbola bukan menjadi ajang berpiknik dan berpesta. Ada kekerasan dan kekejaman didalamnya.

Salah satu hal yang sangat menjadi diskusi serius di Surabaya saat ini adalah tentang estafetan Bonek. Bonek sudah memulainya diinternal bonek sendiri. Juga sudah duduk bersama managemen dan kepolisian wilayah Surabaya. Merumuskan tentang keamanan dan kenyamanan menonton sepakbola utamanya saat away atau partai tandang.

Apapun hasilnya nanti sudah semestinya bisa ditaati bersama. Evaluasi dan penyempurnaan bisa dilakukan sambil jalan. Tujuan utamanya tetaplah agar saat menuju stadion, di atas tribun dan kembali ke rumah masing-masing bisa nyaman dan aman. Satu langkah menuju itu sudah kita mulai bersama.

BACA:  Target Persebaya Saat Ini adalah Mental Juara yang Disunat

Eduardo Galeano, penulis berkebangsaan Uruguay, mengatakan jika sebuah stadion itu diibaratkan sebuah kuil, stadion adalah tempat peribadatan suci satu-satunya tanpa ada umat yang kafir. Semua bisa dengan khusuk dan bergembira bersama menikmati permainan. Ada kalah ada menang. Ada tangis gembira juga kadang air mata kesedihan. Semua menjadi satu. Yang menang bergembira dan menghibur yang sedang mengalami kekalahan.

Isyana Saraswati dalam lirik lagu Pesta-nya mengajak kita semua untuk bahagia dan tertawa.

“Aku percaya kau merasakan hal yang sama
Kita bahagia semuanya suka dan terus tertawa
Berpesta tak lelah berdansa”

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display