Green Force vs Mutiara Hitam, Adu Dua Tim Ofensif

Foto: Etsha Magenta/EJ
Iklan

Partai pekan 11 yang disajikan pada 29 Mei 2018 mempertemukan tuan rumah Persebaya dan tamunya Persipura Jayapura. Duel dua tim mantan anggota Perserikatan yang sarat sejarah dan bakal saling beradu ofensif dengan kekuatannya masing-masing.

Persebaya bersama Angel Alfredo Vera sangat senang bermain dengan penguasaan bola. Sesuai pakem, mereka bermain dengan skema 4-3-3. Ketika menyerang Persebaya terlihat memaksimalkan sektor sayap-sayap mereka yang sangat kencang. Kecepatan striker macam David “Robogoal” da Silva bisa menambah kekuatan lini serang. Ditambah versatilitas dari bek sayap seperti Abu Rizal Maulana dan ofensifnya Ruben Sanadi membuat semakin kaya opsi penyerangan Green Force.

Hasilnya terlihat dalam dua pertandingan terakhir. Lawan-lawan Persebaya harus keteteran menghadapi kecepatan-kecepatan para penghuni sektor sayap Green Force. Dan Irfan Jaya sebagai salah satu penghuni tetap lini depan sudah membuka rekening golnya sejak melawan Borneo FC.

Ditambah lagi semakin mengkilapnya permainan dirigen lini tengah Persebaya, Robertino Pugliara, membuat semakin kaya opsi penyerangan tim. Apabila Pugliara dibiarkan bebas berkreasi dan mampu mendikte permainan, akan menjadi lonceng tanda bahaya bagi Persipura Jayapura. Kegesitan dan skill Sang Kapten Rendi Irwan pun bisa menjadi senjata tersendiri. Dua assist di pertandingan melawan Madura FC membuktikan kapasitasnya.

Iklan
BACA:  Persebaya Terus Asah Penyelesaian Akhir

Tapi Persebaya bukan tanpa kelemahan. Kurang fokusnya lini pertahanan harus dibenahi. Dan yang patut diwaspadai adalah umpan silang tim lawan. Baik dari skema open play maupun dari cara bola mati. Karena sudah beberapa kali Persebaya Surabaya harus terhukum gol lawan akibat skema-skema ini.

Persipura yang dilatih oleh pelatih asal Inggris, Peter Butler, pun gemar menggunakan formasi 4-3-3. Kekuatan Tim Mutiara Hitam terletak pada kolektifitas dan kecepatan masing-masing pemainnya. Ditambah lagi Persipura saat ini dikombinasikan antara pemain senior dan junior. Kapten Boaz Salossa dengan segudang pengalamannya bisa memimpin rekan-rekannya menghancurkan Persebaya di kandang sendiri. Tak hanya piawai memainkan umpan-umpan silang, mereka juga cerdik dalam memberikan umpan terobosan. Ujung tombak Marcel Sacramento (Brasil) dan striker gaek Hilton Moriera (Brasil) patut diwaspadai dan diatensi segala pergerakannya.

Di lini kedua, Butler bisa mengandalkan kreatifitas dan kekuatan dari Ian Louis Kabes serta Imannuel Wanggai. Dan di bangku cadangan sudah disiapkan pula nama-nama pemain muda bertalenta seperti Priska Womsiwor dan Todd Rivaldo Ferre. Dari nama-nama ini, patut diwaspadai skema serangan balik mereka yang cepat dan mematikan.

BACA:  Menerka Valente di Persebaya

Kelemahan Persipura adalah belum bisa meraih kemenangan ketika melakoni partai tandang. Dan ditambah lagi para pemain mereka mudah terkena hukuman kartu merah.

Dari sisi perbandingan peringkat pada klasemen sementara, Persipura bercokol di puncak klasemen sementara Liga 1 2018 dari sepuluh pertandingan. Sedang Persebaya berada di peringkat kesebelas dari sembilan pertandingan. Kedua kesebelasan hanya terpaut empat poin saja.

Pengalaman Angel Alfredo Vera sebagai mantan pelatih Persipura di tahun 2016 dan pengalaman Otavio Dutra, Ruben Sanadi, Fandry Imbiri, Riky Kayame, Nelson Alom, dan Ferinando Pahabol sebagai mantan pemain Persipura bisa jadi modal berharga menghadapi tim ini.

Menang, seri atau kalah rek? Mari kita doakan yang terbaik untuk tim kebanggaan kita, Persebaya. (dpp)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display