Melihat Sisi Positif Pelarangan Bonek ke Magelang

Flare yang dinyalakan Bonek di GBT. Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Keputusan Kepolisian Daerah Jawa Tengah melarang Bonek datang ke Magelang dan Jawa Tengah dipandang Bonek sebagai keputusan yang tidak adil. Bagaimana bisa hak suporter mendukung langsung tim kebanggaannya dicabut. Alasan karena Bonek sering berbuat rusuh di berbagai wilayah di Jateng dari 2015 hingga 2018 dianggap mengada-ngada. Banyak Bonek meradang jika disebut sebagai tukang rusuh.

Apapun protes Bonek, keputusan tersebut dipastikan tidak akan berubah. Kepolisian akan menindak tegas Bonek yang nekat datang ke Magelang mendukung Persebaya. Meski sebagian kecil tetap berangkat, namun mayoritas Bonek memutuskan untuk tidak berangkat. Pertemuan antara manajemen dan perwakilan Bonek di Wisma Karanggayam kemarin (20/7) menyepakati jika Bonek akan mematuhi keputusan Polda Jateng.

Jika kita memandang secara emosional, pelarangan itu memang terasa tidak adil. Namun jika melihat secara positif dengan pikiran jernih, pelarangan itu mungkin baik bagi Bonek. Apa alasannya?

Mau tidak mau, kita harus mengakui jika stigma Bonek di mata masyarakat umum dan aparat kepolisian masih sangat jelek. Meski pandangan warga dan aparat Kepolisian di Surabaya terhadap Bonek mulai positif, namun secara umum, stigma jelek terhadap Bonek masih melekat. Beberapa kejadian negatif seperti kerusuhan, bentrok, hingga aksi kriminalitas masih ada dan itu dilakukan oleh Bonek. Contohnya seperti peristiwa bentrok Bonek dan Jakmania di Bantul dan aksi-aksi kriminalitas yang menyertainya. Meski Bonek menyanggah dan menyebut para pelaku adalah Boling (Bondo Maling), namun masyarakat dan aparat tetap menganggap para pelaku adalah Bonek. Mengapa? Karena saat melakukan aksinya, mereka beratribut Bonek.

Iklan
BACA:  Empat Pemain Persib Absen, OK John dan Maitimo Tak Bisa Tampil

Saat away, Bonek sangat rentan disusupi. Para pelaku kriminal yang punya niat untuk “bekerja” sangat mudah berpura-pura menjadi Bonek dalam melancarkan aksinya. Sementara Bonek yang murni mendukung Persebaya belum menemukan cara untuk mengatasinya. Kejadian-kejadian kriminalitas sering terjadi saat Persebaya melakoni laga away, khususnya di Jawa. Hal ini tentu merugikan tak hanya bagi Bonek namun juga Persebaya. Peristiwa di Bantul menyebabkan Persebaya harus menanggung konsekuensi pembatalan laga seperti hangusnya biaya tiket akomodasi dan transportasi. Belum lagi tenaga dan pikiran yang harus terbuang sia-sia. Sementara kompetisi masih sangat panjang dan tentunya gangguan-gangguan tersebut akan sangat mempengaruhi perjalanan Persebaya.

Maka, pelarangan oleh Polda Jateng jika dilihat secara positif justru akan menguntungkan Bonek dan Persebaya. Inilah saat di mana Bonek bisa introspeksi sambil mencari solusi mengatasi permasalahan-permasalahan saat away. Bonek harus duduk bersama untuk memberantas Boling. Pelarangan tersebut bisa menjadi filter bagi para Boling yang hanya berniat maling. Saat away di Lamongan di awal kompetisi, pelarangan Bonek datang ke stadion efektif dalam meredam aksi-aksi Boling. Tak banyak laporan aksi kriminal sebelum, selama, dan sesudah pertandingan. Di stadion memang ada Bonek, namun yang hadir benar-benar Bonek bukan Boling. Terbukti pertandingan tersebut berjalan lancar meski aparat keamanan yang mengamankan jalannya laga tidak banyak. Begitu pula saat Persebaya away di luar Jawa. Lautan menjadi filter bagi Boling untuk datang. Sehingga away di luar Jawa selalu aman dan pertandingan berjalan lancar.

BACA:  Jumlah Penonton Enam Laga Terakhir Persebaya di GBT

Sementara bagi Persebaya, pelarangan itu membuat resiko seperti pembatalan laga akan berkurang. Dampaknya, tim bisa berkonsentrasi penuh menjalani laga. Manajemen juga tak dipusingkan dengan aksi-aksi kriminalitas yang dilakukan Boling. Warga tak bisa lagi menuduh Bonek sebagai pelaku karena Polda telah melarang Bonek datang. Lantas siapa yang berbuat kriminal? Jawabannya pasti Boling bukan Bonek.

Mendukung Persebaya saat away tak harus dengan datang langsung ke stadion. Kegiatan nobar bisa dilakukan. Saatnya Bonek “membantu” kepolisian agar pertandingan berjalan lancar meski itu dengan tidak datang ke stadion. Kepolisian punya tanggung jawab mengamankan kawasannya. Dan melarang Bonek datang adalah solusi satu-satunya dari Kepolisian yang dianggap bisa membuat kawasannya aman. Tinggal bagaimana Bonek mau memandang pelarangan itu, dari sisi negatif atau positif. Pelarangan tersebut bisa menjadi bless in disguise bagi Bonek untuk menaikkan citranya yang mulai membaik. (*)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display