EJ – Pertandingan Persebaya menjamu Persela kemarin Minggu (5/8) di Gelora Bung Tomo dihadiri sekitar 23 ribu pasang mata. Selain Bonek, hadir juga Lamongan Fans untuk pertama kalinya dalam sejarah di stadion tersebut.
Hubungan antara bonek dan Lamongan fans jauh sebelumnya ada kerenggangan yang bisa dikatakan tidak akur. Pelbagai peristiwa sudah dialami oleh keduanya. Upaya-upaya perbaikan terus dilakukan baik oleh beberapa komunitas maupun secara personal antar individu. Berlanjut saling berkunjung secara informal.
Dalam laga pekan kedua Liga 1 putaran pertama, Persebaya melawat ke Stadion Surajaya, Lamongan. Secara resmi Bonek dilarang hadir. Akan tetapi dengan kebesaran hati kedua pihak, ada beberapa Bonek yang menonton langsung ke Lamongan.
Sejatinya panpel Persebaya memberi kuota sebanyak 2500 lembar tiket untuk Lamongan Fans. Yang terlihat di tribun kurang lebih 5000 pendukung laskar Joko Tingkir hadir melihat langsung berdampingan dengan bonek.
Peristiwa ini langsung mendapat banyak respon positif dari semua pihak baik itu dari Bonek maupun Lamongan fans.
“Alhamdulillah.Terimakasih Bonek. Atmosfer yang luar biasa kami jadi saksi bahwasanya bonek di dalam stadion ternyata jauh lebih baik,”kata Nasrudin, salah satu Lamongan Fans kepada EJ.
Menurutnya, dia dan rombongan dari Lamongan tidak menjumpai hal negatif yang mereka terima dari Bonek. Baik dalam keberangkatan maupun saat kepulangannya. Padahal pada awalnya sempat ada rasa kekhawatiran akan hal yang kurang mengenakkan. “Kami juga dipertontonkan tentang loyalitas bonek pada Persebaya,” tambahnya.
Nasrudin berharap semoga persaudaraan selamanya akan terjalin. “Semoga dari Lamongan dan Surabaya terus menyebar virus perdamaian melalui dunia sepak bola,” pesan Nasrudin untuk semua pecinta sepa kbola.
Sementara Aris, suporter Persela lainnya menceritakan bahwa kunjungan ke Gelora Bung Tomo adalah untuk pertama kalinya menonton Persela keluar kandang.
“Stadion yang megah dan fantastis. Terima kasih bonek. Persela kalah tetapi kita semua memenangkan sepak bola,” kata Aris yang mengaku masih sekolah tingkat menengah di Lamongan. (bim)