Menanti Duet Darah Biru dan Hijau di Persebaya

Djajang Nurjaman. Foto: Liga Indonesia Baru
Iklan

Perang Bubat sudah ratusan tahun lalu selesai. Perang antara Majapahit dan Padjajaran begitu melegenda bagi masyarakat Jawa dan Sunda. Tahun ini ada semacam rekonsiliasi antar kepala daerah Jawa Barat dan Jawa Timur. Ahmad Heryawan dan Soekarwo masing-masing menandatangani semacam kesepakatan tersebut. Akan ada nama jalan Padjajaran dan Majapahit di Surabaya dan Bandung.

Sampai saat ini secara khusus warga Surabaya sebagian menolak penggantian nama jalan Dinoyo dan Gunungsari menjadi Padjajaran dan Siliwangi. Bukan menolak kedua nama tetapi mereka memberi masukan agar kedua nama tersebut diabadikan untuk jalan baru yang belum bernama. Singkat cerita DPRD Kota Surabaya tetap menetapkan nama pergantian nama jalan tersebut.

Hubungan antara Jawa Timur dan Jawa Barat  lebih khusus Bandung dan Surabaya masa kini bisa tergambar dari hubungan Bonek dan Bobotoh. Untuk pertama kalinya sejak Persebaya kembali keliga teratas kedua tim kembali bertemu. Tepat 26 Juli 2018 lalu ribuan Bobotoh hadir di Gelora Bung Tomo untuk bertemu Bonek dan memberi dukungan untuk Persib Bandung. Hubungan kedua suporter ini memang spesial, walaupun masih harus diakui ada sebagian kecil yang masih sering eker sendiri di luar lapangan.

Hubungan Persebaya dan Persib juga semakin erat dengan ditunjuknya salah satu legenda terbesar Bandung Djajang Nurjaman untukmelatih Persebaya di sisa laga Liga 1 ini. Djanur sapaan akrab legenda Persib ini menggantikan Alfredo Vera yang diberhentikan Persebaya. Salah satu “Darah Biru” dari Pangeran Biru ini bukanlah pelatih sembarangan.
Malang melintang ketika menjadi pemain di beberapa klub Galatama Sari Bumi Raya dan Mercu Buana membuatnya kenyang bermain di Liga semiprofesional kala itu. Juga sebagai pemain amatir di jaman Perserikatan bersama Persib. Tahun 1986 menghantarkan Maung Bandung juara dengan satu golnya ke gawang Perseman Manokwari. Perseman kala itu dilatih oleh Paul Cumming yang berasal dari Inggris.

Iklan
Duet Djanur dan Bejo

Tidak hanya itu, sebagai asisten pelatih Persib mendampingi Indra Tohir, Djanur membawa Persib meraih juara liga unifikasi atau Liga Indonesia pertama tahun 1994. Liga ini peleburan antara Galatama dan Perserikatan. Di final Persib Bandung mengalahkan Petrokimia Putra yang kala itu diperkuat Jacksen F Tiago dan Carlos de Melo. Belum berhenti sampai di situ, Djanur berprestasi juga sebagai pelatih kepala Persib. Pangeran Biru ini dibawanya meraih trophy dua tahun berturut-turut. 2014 menjadi juara Liga Indonesia dan 2015 menjadi juara Piala Presiden. Prestasi hebat yang sangat komplit untuk level klub.

Aliran darah birunya saat ini akan mengalir ke daerah di mana hijau adalah sesuatu yang dominan. Ya, Persebaya dan Bonek adalah hijau berikut yang menjadi persinggahan Djanur. Sebelumnya Djanur sempat mampir ke PSMS Medan yang juga hijau. Djanur akan berduet dengan salah satu pemain besar dan legenda Persebaya. Bejo Sugiantoro pelatih dengan lisensi B AFC ini akan menjadi rekan duet dari Djanur. Bejo sendiri pernah mengantarkan Persebaya juara pada edisi 1997 saat dilatih Rusdy Bahalwan dan 2004 saat dilatih Jacksen F Tiago.

Darah dan gen juara keduanya akan diuji keilmuannya dan semangatnya meracik skuad Green Force yang saat ini di papan bawah Liga 1. Duet antara pelatih dengan lisensi A AFC Pro dan B AFC ini tentu menarik ditunggu. Darah biru di padang hijau ini bagaikan kolaborasi kekuatan maung dan bajul mengarungi lautan luas yang penuh tantangan.

Salam satu nyali!

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display