Suporter Bukan Tumbal Bagi Klub Kebanggaan

Bonek hadir di Stadion Surajaya dalam laga Persela menjamu Persebaya, Jumat (30/3). Foto: Joko Kristiono
Iklan

Menemani kebanggaan berlaga merupakan suatu hal yang sangat menggembirakan dan juga membanggakan bagi setiap suporter, baik di dalam stadion kota sendiri maupun di luar kota. Bagi saya, akan sangat membanggakan jika bisa mengikuti semua laga. Tetapi hal itu merupakan suatu kemustahilan. Menemani kebanggaan berlaga di semua stadion sama saja membiarkan nyawa sendiri melayang secara percuma. Seperti kabar duka baru-baru ini, tepatnya pada hari minggu lalu (23/9) suporter Persija yang disebut The Jakmania meninggal dunia sebelum laga Persib Bandung melawan Persija Jakarta di depan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat.

The Jakmania yang meninggal karena dikeroyok oleh oknum-oknum yang tak manusiawi dan juga mengatasnamakan diri mereka adalah suporter Persib (Bobotoh), sebenarnya mereka-mereka yang melakukan kekerasan hingga pembunuhan bukanlah suporter, akan tetapi penjahat. Bagi suporter mendukung, mendoakan dan menjaga nama baik klub kebanggaannya adalah suatu kewajiban, bukan sebaliknya.

Menjadi suporter bukanlah penyerahan nyawa, karena suporter bukan tumbal bagi klub kebanggaannya. Suporter adalah ketulusan seseorang untuk membela dan mendukung klub di tanah kelahiran maupun tanah yang sedang di tempatinya saat ini. Jika klub kebanggaan menang maka yang terucap rasa syukur dan bahagia serta sanjungan kepada klub kebanggaan mereka. Jika klubnya kalah, maka para suporter akan tetap menjunjung klub kebanggaannya. Siapa lagi yang akan mereka mendukung selain klub kebanggaan mereka?

Saya pun sebagi seorang suporter ingin kekerasan dalam sepak bola Indonesia ini berhenti, akan tetapi hal tersebut akan membutuhkan waktu yang sangat lama dan panjang. Mediasi di berbagai pihak akan menjadi solusi yang pas, seperti federasi, pemerintah dan pihak kepolisian yang melibatkan masing-masing klub dan perwakilan suporter. Membahas tentang perdamaian antar suporter dan menghentikan tradisi kekerasan dalam sepak bola serta membahas masa depan sepak bola Indonesia.

Iklan

Membayangkan saya bisa away ke stadion lawan dengan tenang, serta menambah saudara di lain kota. Lagu-lagu Bobotoh terdengar nyaring keras di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) bersamaan dengan lagu-lagu The Jakmania (begitu sebaliknya). Lagu-lagu penyemangat dari Bonek-Bonita untuk Persebaya terdengar lantang dan semangat di Stadion Kanjuruhan Malang, yang dibarengi pula dengan lagu-lagu penyemangat dari Aremania. Jika terjadi hal tersebut maka akan terasa menyenangkan sepak bola Indonesia. (*)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display