Magis Lagu Via Vallen dan Kemenangan di GBT

Feri Pahabol dan Osvaldo Haay. Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Cuaca Surabaya pada Minggu (4/10) berkisar 34 derajat celcius. Di hari itu pula, Bonek berbondong-bondong menuju Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) yang letaknya di Surabaya Barat dan dikelilingi tambak. Teriknya cuaca tidak menghalangi Bonek untuk terus hadir mendukung tim kebanggaannya, Persebaya yang bertanding dengan Persija Jakarta. Pertandingan klasik kedua tim yang selalu bersaing dalam sejarah sepak bola Indonesia sejak era Kolonial bersama-sama mendirikan PSSI, era Perserikatan hingga era Liga Indonesia ini begitu dinantikan oleh semua publik sebak bola di tanah air.

Semenjak siang hari, GBT yang berkapasitas 55 ribu penonton telah dipadati oleh 50 ribu bonek, yang dengan sabar menunggu kick off dimulai. Paparan sinar matahari semakin terik membuat suasana tidak hanya panas dalam tensi pertandingan, hawa panas yang menyengat menusuk  kulit bonek yang membuat mereka bermandi peluh keringat.

Untuk mendinginkan tensi dan suasana cuaca yang memang panas, lantunan musik dan lagu Via Vallen diputarkan di GBT. Lagu Via Vallen  Yo Yo Ayo Asian Games 2018 membuka persiapan pertandingan yang diikuti dance tiga perempuan beserta Jojo dan Zoro maskot Persebaya di pinggir lapangan. Sayup-sayup nyanyian “yo yo ayo,,, yo ayo yo, yo ayo,,,” dilantunkan oleh para Bonek membuat stadion bergema. Sejalan dengan itu, lagu Sayang pun juga diputar membuat suasana menjadi sedikit sejuk meredakan tensi dan suasan cuaca GBT.

Sesaat setelah lagu Sayang berakhir, deretan pemain Persija dan Persebaya memasuki lapangan untuk untuk memulai laga dan dilakukannya kick off laga klasik tersebut. Seperti pada laga-laga Persebaya di GBT, bonek menyanyikan Song For Pride dan chant dukungan untuk para punggawa Persebaya. Pertandingan belum genap menit kedua dimulai. Fandi Eko Utomo berhasil mencetak gol pertama Green Force hasil dari umpan tendangan bebas di luar kotak pinalti Persija. Gol cantik kedua pun datang dari Oktafianus Fernando membawa tim kebanggaan bonek itu unggul 2-0 sampai babak pertama. Laga ini pun dimenangi oleh Persebaya tiga gol tanpa balas setelah di babak kedua, Feri Pahabol mencetak skor di akhir babak kedua.

Iklan

Setelah pertandingan usai, timeline sosial media ramai membahas lagu Via Vallen yang diputar di GBT. Sementara itu, menurut catatan Dhion Prasetyo, pengamat sepak bola dan penulis buku Persebaya and Them di EJ, selain permainan punggawa Persebaya yang memang efektif dan taktis dalam bermain juga ditunjang oleh Persija yang tidak bisa mengembangkan permainan, terutama dilihat dari permainan bintang Persija yakni Marco Simic.

Pemain dari Kroasia itu tidak banyak membahayakan daerah pertahanan dan kotak pinalti Persebaya yang dikawal dengan baik oleh Miswar Saputra. Hanya satu peluang berbahaya dari sundulan kepalanya yang tajam, namun bisa ditepis Miswar. Alih-alih menjadi target man  dan bermain ke dalam, ia pun sering terjebak offside dan terlihat frustasi hingga melakukan diving namun tidak menghasilkan hukuman pinalti untuk timnya.

Apakah ada kaitannya antara lagu Via Vallen dengan Marco Simic yang permainannya menurun pada laga klasik itu? Hal itu tentu saja sangat spekulatif. Akan tetapi lirik lagu “Sayang, opo kowe krungu jerite atiku”, “Hari demi hari uwes tak lewati, yen pancen dalane kudu kuat ati” serasa membawa magis tersendiri suasana GBT saat itu.

Begitu juga bait lirik Meraih Bintang “Ini saat yang kutunggu, hari ini ku buktikan, ku yakin aku kan menang, hari ini kan dikenang, semua doa kupanjatkan, sejarah ku persembahkan.” menjadi cerita tersendiri bagi Persebaya dan Bonek. Tidak ada lagu rasis dan dibunuh saja, tidak ada lemparan botol masuk ke areal stadion meski terlihat botol minum air mineral berada di samping mereka. Bonek hanya menghabiskan isi airnya untuk mendinginkan tenggorokan dan suasana batin hati mereka. Lebih dari itu, mereka saling mengingatkan dan menjaga suasana tetap adem meski menghadapi teriknya matahari sepanjang siang dan sore semenjak pertandingan belum dimulai sampai selesai dua kali babak 90 menit plus injury time.

Ya, ujian untuk menjadi suporter yang mendukung tim kebanggannya dengan penuh martabat telah dilewati dengan baik oleh Bonek hari itu. “Kalau menang berprestasi, kalau kalah jangan frustasi, kalah menang solidaritas, kita galang sportivitas,,,, huo,,, o,, o,,” setelah wasit meniupkan peluit panjangnya, pertandingan pun diakhiri dengan pelukan hangat yang ditunjukkan oleh kapten Persebaya Rendi dan legenda Persija, Bambang Pamungkas, sebagai apresiasi bersama.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display