Akankah Muncul Kesepakatan Bagong Jilid II?

Foto : Joko Kristiono/EJ
Iklan

Pucuk dicinta ulama pun tiba. Begitulah peribahasa yang kerap ditulis untuk menunggu sesuatu yang dirindukan.

Betul sekali, Minggu (6/1) menjadi hari yang spesial buat Bonek. Mengambil tema MEET THE PRESIDENT, pertemuan yang digadang-gadang sebagai ajang sharing dengan Manajemen Persebaya, ternyata datang juga. Pertemuan yang diharapkan dapat memberikan angin segar kepada Bonek, ternyata justru malah sebaliknya. Kekecewaan, kekesalan semakin tercermin ketika beberapa kawan-kawan Bonek memilih Walk Out dalam pertemuan sakral tersebut.

Pilihan Bonek untuk Walk Out bukan tanpa sebab, banyak hal di luar harapan Bonek yang ternyata tidak bisa dikabulkan oleh Manajemen Persebaya. Beberapa hal tersebut seperti, transparansi bursa transfer pemain. Serta penempatan orang yang berpengalaman di dalam tubuh Manajemen Persebaya.

Protes keras yang dilakukan Bonek dengan Aksi Walk Out, jadi bukti nyata bahwa pada pertemuan kemarin benar-benar tidak menemukan hasil yang memuaskan. Bahkan setelah pertemuan itu, beredar pernyataan sikap bersama Bonek. Yang isinya bisa dibaca di Emosijiwaku.com.

Iklan

Lantas? Setelah beredar pernyataan sikap bersama tersebut, tetapi tetap tidak mengubah apapun. Akankah Bonek akan memunculkan Kesepakatan Bagong Jilid II?

Apakah Bonek, akan melakukan aksi berjilid-jilid seperti yang pernah ramai di berita-berita? Menuntut terus agar keinginannya dipenuhi? Tentu jawabannya tidak mungkin.

Tulisan ini, saya buat bukan untuk memihak kepada manajemen Persebaya. Tetapi, saya mengajak kawan-kawan Bonek mencermati lebih mendalam lagi. Ini bukan tentang keinginan Bonek yang harus dipenuhi, juga bukan tentang manajemen yang gagal mendapat pemain kebanggaan. Ini semua tentang Persebaya.

Analogi sederhana seperti ini, anggap saja, musim Liga 1 2019 akan dimulai. Sudah di depan mata. Tinggal menghitung hari lagi. Apakah sikap Bonek akan terus menggerutu, menuntut agar manajemen Persebaya menuruti? Sepertinya hal tersebut tidak sesuai dengan karakter Bonek yang dikenal militan. Militan bukan cengeng, Militan itu Wani. Wani bersuara, tetapi tetap realistis.

Bonek bukan manajemen Persebaya. Tetapi manajemen Persebaya butuh Bonek sebagai sebuah sinergitas. Saling membutuhkan satu sama lainnya. Simbiosis mutualisme. Menuruti kepuasan Bonek, adalah keniscayaan.

Biarkan manajemen Persebaya tetap bekerja semaksimal mungkin. Bonek juga berhak mengevaluasi kinerjanya. Bonek mengkritik, Bonek juga tidak boleh anti kritik.

Selamat Tahun Baru 2019
Bangkalan 2019

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display