PSIS Dihantui Catatan Buruk di Kandang, Sering Rotasi Pemain dan Ganti Formasi

Foto: psis.co.id
Iklan

Kembalinya Bruno Silva sepertinya sedikit membuat lega tidak hanya pelatih, tetapi juga supporter yang selama ini menginginkan PSIS kembali produktif seperti musim lalu. Dengan nilai transfer 4,6 M mampukah Bruno Silva menjawab permasalahan tim? Lantas bagaimana dengan performa kandang yang buruk? Melawan Persebaya yang dalam empat pertandingan terakhirnya tidak pernah kehilangan poin, strategi Bambang Nurdiansyah sangat dinantikan dengan kedatangan beberapa pemain di paruh musim ini.

PSIS Semarang musim ini mendapat catatan performa yang kurang baik. Bagaimana tidak, Laskar Mahesa Jenar tercatat sebagai tim paling buruk dalam produktivitas gol. PSIS hanya mampu mencetak 14 gol saja hingga pekan ke-18, bersama Semen Padang, penghuni dasar klasmen. Terlebih dalam tiga laga kandang terakhir mereka, semua berakhir dengan kekalahan. Tercatat Persipura, PS Tira Kabo, dan Persib sukses mencuri poin penuh di stadion Moch. Soebroto Magelang, kandang sementara PSIS.

Anjloknya performa tim kebanggaan Jawa Tengah tersebut bukan tanpa sebab, pasalnya mereka kehilangan juru gedornya seperti musim lalu. Musim lalu Bruno Silva menjadi top skor tim dengan membukukan 16 gol dari 31 pertandingan musim 2018/2019. Tetapi Bruno harus pergi meninggalkan tim dan berlabuh ke Al Ain, salah satu klub besar di Arab Saudi.

Kini, harapan supporter untuk melihat kembali Bruno Silva menjadi kenyataan. Bruno Silva resmi diperkenalkan oleh tim pada Senin, (16/9) dengan nilai transfer 4,6 M. Lantas bagaimana efek kedatangannya di paruh kedua ini, mengingat dirinya juga tidak begitu mendapat jam bermain di Al Ain?

Iklan
BACA:  Tira Persikabo: Sulit Menang, Kapan Menang?

Sebelum khusus membahas striker asal Brasil tersebut, mari kita simak perjalanan PSIS hingga pekan ke 18 ini.

Pergantian Pelatih dan Seringnya Rotasi Pemain

Di bawah coach Jafri Sastra, PSIS sering bermain dalam beberapa formasi tetapi tetap pada pakem andalannya di 4-2-3-1. Dirinya juga menerapkan 3-5-2 flat yang dirasa cukup ampuh untuk melawan tim dengan pemain tengah yang bagus. Tidak hanya itu, rotasi pemain juga kerap sekali ia gunakan. Septian David Maulana yang diharapkan menjadi tumpuan PSIS musim ini bahkan baru mencetak dua gol. Bagaimana tidak, Septian bahkan terlihat beberapa kali dimainkan sebagai Defensive Miedfilder. Hanya beberapa kali dibawah Jafri Sastra, Septian bermain sebagai Attacking Miedfilder.

Pun demikian dengan beralihnya kursi pelatih dari Jafri Sastra ke Bambang Nurdiansyah. Pelatih kelahiran Banjarmasin tersebut masih utak-atik formasi juga. Ia pernah memainkan formasi 4-3-3, hasilnya mampu menahan Arema di Kanjuruhan. Bambang juga pernah merubah ke 3-4-2-1, sebuah formasi jadul yang ingin coba kembali. Hasilnya justru mampu mengalahkan tuan rumah PSM Makassar dengan skor 1-0. Dengan hadirnya pemain baru seperti Finky Pasamba, Jonathan Cantillana, F. Saputra, M. Tegar, serta Bruno Silva, akan membuat coach Bambang putar otak kembali. Formasi apakah yang akan dicoba saat melawan Persebaya Jumat (20/9) esok? Bermain di 3-4-2-1 sepertinya akan menjadi sesuatu yang harus dicoba, mengingat pemain-pemain tengah Persebaya dikenal cukup punya koletivitas tinggi.

BACA:  Tira Persikabo: Sulit Menang, Kapan Menang?

Duel Brasil di Lini Depan Kedua Tim

Dalam pertandingan ini aroma Brasil sepertinya akan dominan, bagaimana tidak, sekembalinya Bruno Silva, PSIS seperti mendapat jawaban atas permasalahan di lini depan. Tetapi Bambang Nurdiansyah mengatakan belum tentu langsung menurunkan pemain plontos tersebut. Mengingat ia baru bergabung latihan Rabu sore kemarin. Tentu fisik masih menjadi kendala, meski musim lalu menjadi pemain andalan di timnya. Akan tetapi patut kita tunggu bagaimana respon Bambang terhadap Persebaya untuk nama David da Silva dan penyerang anyarnya Diogo Campos. Apakah duel juru gedor asal Brasil dari kedua tim tersebut yang membuat berwarna pertandingan esok?

Catatan Kaki

Dari 5 pertandingan terkahirnya, PSIS hanya mampu menang satu kali. Dan hasil itu diperoleh saat bertandang ke Makassar dengan menggunakan formasi klasik 3-4-2-1. Setidaknya yang dilakukan PSIS Semarang dalam pertandingan melawan Persebaya nanti adalah merespon apa yang akan dilakukan Persebaya. Mengingat anak asuh Alfred Riedl tersebut sekarang bermain lebih direct..

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display