Aryn Williams dan Proses Adaptasinya Bersama Persebaya

Aryn Williams. Foto: Rizka Perdana Putra/EJ
Iklan

EJ – Aryn Williams baru satu bulan bergabung bersama Persebaya. Tapi, dalam waktu singkat, pemain asal Australia itu sudah merasa begitu dekat dengan Bonek dan sama sekali tak kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru.

“Orang-orang di sini ramah,” kata Aryn membuka cerita tentang proses adaptasinya di Surabaya. “Saya harus mengatakan jika orang-orang di sini ramah dan sangat membantu kami (beradaptasi). Itu sangat bagus buat saya dan istri,” tambahnya.

Ya, keramahan itu dirasakan Aryn tidak hanya bersama skuad Persebaya, tetapi juga bersama Bonek dan warga Surabaya.

Suasana hangat tercipta ketika banyak suporter menyapanya atau mengajak foto bersama seusai latihan. Ia pun membalas dengan senyuman dan dengan senang hati meladeni satu per satu permintaan foto dari suporter.

Iklan
BACA:  Adaptasi Aryn dan Jenggot Juara

“Saya sangat suka dengan suporter Bonek, mereka sudah seperti keluarga saya sendiri,” ucapnya.

Keramahan warga Surabaya itu akhirnya menjadi alasan terbesar lancarnya proses adaptasi Aryn di Persebaya. Mantan pemain Burnley U-23 itu mampu tampil apik sebagai gelandang bertahan ketika diturunkan dalam tiga laga terakhir Persebaya.

Selain itu, adaptasi pemain 26 tahun itu semakin mudah lantaran ia merasa cocok dengan makanan Indonesia. Ia pun sudah mulai terbiasa memakan masakan lokal seperti nasi goreng, mi goreng atau soto.

“Makanan di sini enak dan penduduknya ramah. Hidup di sini tidak susah sama sekali. Kami senang berada di sini dan ya saya cinta Surabaya,” ucap pemain dengan tiga tato di tubuhnya itu.

BACA:  Aryn Williams Sudah Tiba Di Surabaya

Nah, berhasil melalui proses adaptasi dengan mudah, Aryn ke depan ingin segera fasih berbahasa Indonesia. Ia ingin mengikuti jejak Eric Williams, ayahnya, yang juga fasih berbahasa. Maklum, Eric pernah berkarir di Liga Indonesia sebagai pelatih PSMS Medan dan Perseman Manokwari.

“Saya bisa bicara sedikit bahasa Indonesia,” ucap Aryn dalam bahasa Indonesia. “Dalam waktu dekat saya akan belajar bahasa dan berencana memanggil guru juga,” tambahnya.

Lalu bagaimana dengan bahasa Jawa? “Kalau bahasa Jawa saya tidak tahu apa-apa,” ucapnya sambil tertawa. “Tapi saya akan tunjukkan sesuatu kepadamu,” tambah Aryn sambil merogoh ranselnya.

Ia kemudian membentangkan kaos bertuliskan “Suroboyo vs Koenkabeh”. “Ya Surabaya melawan semuanya. Melawan siapapun. Sangat bagus,” tegasnya. (riz)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display