Persib vs Persebaya: Tak Punya Plan B, Taktik Persebaya Mentok

Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

EJ – Hasil minor kali ini harus diterima Persebaya saat melawan Persib Bandung. Soal formasi, di atas kertas mereka bermain di 4-4-2, tetapi faktanya perdebatan di media sosial tentang formasi apa yang dipakai anak asuh Wolfgang Pikal tersebut juga belum terpecahkan. Dan memang benar, Persebaya tidak bermain dengan 4-4-2 sepenuhnya, atau 3 atau 5 bek seperti banyak penonton yang berkomentar di media sosial. Persebaya memainkan 4-2-1-3. Formasi yang baru pertama kali di pakai musim ini. Sebenarnya formasi dalam waktu tertentu bukan sesuatu yang dikatakan urgent. Tetapi jika hanya soal coba-coba, bukan di kompetisi tempatnya.

Babak Pertama: Dua Gol Tertinggal dan Pemain Dipaksa Bermain di Posisi Baru

Grafis: Arvian Bayu/EJ

Turun dengan formasi 4-4-2 Persebaya tampaknya akan meladeni kolektivitas Persib. Tetapi faktanya malah sebaliknya. Persebaya di berbagai sektor kalah jauh dengan anak asuh Robert Rene Alberts. Meski di atas kertas yang digunakan adalah 4-4-2, tapi Persebaya tak sepenuhnya berpatokan pada pola tersebut. Persebaya justru memainkan 4-2-1-3. Aryn Williams terlihat beberapa kali berada di belakang Da Silva untuk ikut membantu serangan. Tetapi hampir pergerakannya selalu salah dan terkesan terlambat. Alih-alih atur tempo lini tengah, ia tampak kebingungan di tempat barunya tersebut. Sedangkan peran vital malah diambil oleh Abu Rizal. Ia bermain cukup jauh naik ke depan membantu Diogo Campos yang bermain lebih melebar ke flank kanan.

Grafis: Arvian Bayu/EJ

Dalam gambar di atas, terlihat jelas Abu Rizal menjadi pemain yang pegang kendali serangan Persebaya dari flank kanan. Ia juga tak lupa untuk bantu perthanan karena ia berhadapan langsung dengan Frets Butuan, pemain dengan dribling baik dan cepat. 10 menit pertama, Abu Rizal menjadi dalang serangan Persebaya, bukan Aryn atau pun Oktafianus di flank kiri.

Iklan

Persebaya kontrol permainan dalam 10 menit jalannya laga. Bahkan ketika pertandingan baru berjalan 3 menit, Oktafianus mendapatkan peluang emas. Tinggal berhadapan dengan Made Wirawan, tetapi tendangannya masih melambung. Hingga menit ke 20 Persebaya masih kontrol permainan, hanya saja mereka lebih sering bermain di area sendiri. Lini tengah yang diisi oleh Andri Muliadi, Hidayat, dan Aryn tidak bisa mencari ruang. Tiga pemain tengah Persebaya kalah dengan dua defensive midfielder Persib. Omid Nazari dan Abdul Azis bermain cukup baik.

BACA:  Kalah Telak, Robert Alberts Ucapkan Selamat untuk Persebaya

Hal yang menarik adalah Persebaya seperti tidak jelas dalam pembagian tugas. Siapa ambil bola, siapa atur tempo, siapa yang lari, atau pun siapa yang cari ruang kosong. Baik lini tengah atau pun pemaian belakang ketika pegang bola maka akan langsung cari posisi Da Silva atau pun Campos. Kedua pemain Brasil tersebut harus naik turun ambil bola, buka ruang ke flank. Ini terlihat jelas di menit ke 19, Da Silva yang dapat bola terlihat kebingungan karena tak ada satu pun pemain dari lini kedua yang membantu serangan.

Grafis: Arvian Bayu/EJ

Lepas menit ke 20, kedua tim lalu memperlambat tempo sambil sekali-kali serang balik. Keseimbangan lini kedua Persib nyatanya tidak mampu ditembus oleh pemain-pemain Persebaya. Mereka masih sering long ball ke arah Da Silva atau pun Campos. Taktik ini tak berjalan sama sekali. Menit ke 32, justru Persib unggul lebih dulu melalui Febri Hariyadi. Ia mendapat bola liar dan sempat menipu Andri Muliadi. Celakanya ia melakukan hal tersebut di kotak enam belas. Artinya ada lubang atau kelengahan serius di lini pertahanan Persebaya.

Menit ke 39 Persib mampu menggandakan keungguluan. Kali ini melalui skema free kick. Kuippersluis memberikan umpan ke kotak enam belas lalu Nick Kuipers menyambutnya, mengetahui Jufriyanto dalam posisi tanpa kawalan, Kuipers kemudian memberikan bola melalui kepalanya kepada Jufriyanto. 2-0 Persib unggul. Persib yang sudah unggul 2 gol, beberapa pemainnya kemudian baru bisa bermain lepas. Ini terlihat ketika Ardi Idrus sering naik bantu serangan dimenit yang tersisa, hal ini jarang dilakukan oleh Ardi sebelumnya.

Babak Kedua: Beberapa Pemain Diganti, Persebaya Malah Kehilangan Tempo

Merespon ketertinggalan dua gol, Persebaya memasukkan pemain bertipikal menyerang, Rendi Irwan masuk menggantikan wingback Novan Sasongko. Meski masuknya attacking midfielder menggantikan wingback, Persebaya masih menggunakan empat pemain belakang, Andri Muliadi yang sebelumnya bermain sebagai defensive midfielder, kini mengisi post Novan Sasongko.

Grafis: Arvian Bayu/EJ

Rendi kali ini bermain di belakang Da Silva, ia juga punya peran penting dalam mengatur tempo permainan. Tetapi masalah baru muncul. Beberapa kali Persib mampu eksploitasi lini kedua Persebaya. Febri dan Kuippersluis tak kesulitan memasukin area final third Persebaya. Karena tahu lini tengah Persebaya kehilangan satu pemain yang maju dan kedua defensive midfielder Hidayat dan Aryn terkesan lambat menutup daerahnya. Flank kiri Persebaya juga tidak maksimal karena memainkan Andri Muliadi, seorang centre back yang dipaksa main sebagai wing back. Ini terlihat jelas ketika Andri Muliadi yang tak bisa mengimbangi kecepatan Febri Hariyadi pun mendapatkan kartu kuning.

BACA:  Sering Gunakan 4-2-3-1, Persib Mulai Temukan Keseimbangan
Grafis: Arvian Bayu/EJ

Dari titik Andri Muliadi inilah pelanggaran terjadi, Persib mendapat free kick, Kippersluis eksekusi, dan sempurna, tiga gol Bajol Ijo tertinggal. Merespon hal tersebut, pada menit ke 67 Persebaya mengganti Aryn dengan Fandi Eko. Dua menit setelahnya, Andri Muliadi harus keluar, diganti Alwi Slamat. Seorang winger yang harus bermain sebagai wing back.

Persebaya akhirnya mampu memperkecil ketertinggalan ketika mendapatkan hadiah pinalti. Menyusul handsball yang dilakukan oleh Kuippers di kotak 16. Diogo Campos yang didaulat mengeksekusi akhirnya berhasil memperkecil ketertinggalan. Skor sementara 3-1.

Persebaya harus bermain dengan 10 pemain akibat kartu kuning kedua yang diperoleh Campos pada menit 78. Tak ada pilihan lain untuk Wolfgang Pikal, karena sudah menghabiskan jatah tiga pergantian pemainnya. Permainan harus tetap berjalan. Robert Rene merespon dengan memasukkan striker murni, jika sebelumnya mereka bermain fals nine, dengan menempatkan Vizcarra. N’Douassel masuk mengantikan Vizcarra di menit 79. Satu menit setelah Campos mendapatkan kartu merah.

N’Douassel langsung berperan besar pada sisa laga. Ia mampu catatkan assist, setelah umpannya di sisi flank kiri Persebaya berhasil dikonversi Febri Hariyadi menjadi gol. 4-1 Persebaya tertinggal. Persebaya makin kehilangan arah permainan, sedangkan Persib masih bisa memasukkan dua defensive midfielder di lima menit akhir laga, Kim Kurniawan dan juga Erwin Ramdani masuk untuk menjaga keseimbangan lini tengah Persib sambil sesekali melakukan serangan balik.

Catatan Kaki

Tak begitu jelas formasi apa yang diterapkan oleh Wolfgang Pikal dalam laga ini. Yang lebih membuat bingung adalah ia memainkan pemain yang tidak pada posisi aslinya. Meski kehilangan beberapa pemain pilarnya baik yang dipanggil Timnas atau cedera. Mestinya Persebaya sudah punya “Plan B” untuk sebuah kompetisi yang panjang. Kekalahan 4-1 dengan Persib harusnya menjadi catatan penting bagi Persebaya, di mana mereka harus punya “Plan B.” (arv)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display