Hansamu Yama lahir dari keluarga asal Mojokerto Jawa Timur pada 16 Januari 1995. Pria berumur 25 tahun ini berdarah Jawa asli, namun nama yang dimilikinya memiliki kaitan seperti menggunakan bahasa Jepang. Banyak yang berpendapat bahwa Hansamu memiliki darah campuran Jepang. Padahal ketika melihat secara langsung anggapan itu akan lenyap seketika. Karena Hansamu sama sekali tidak memiliki wajah mirip seperti orang Jepang pada umumnya.
Pria bertubuh jangkung dengan ciri khas kulit sawo mateng otentik seperti orang Indonesia pada umumnya. Logat Jawa medok yang selalu ia gunakan ketika berbicara menjadi ciri khasnya sebagai orang Jawa asli. Hasamu Yama merupakan anak pertama dari pasangan Puji dan Endang Riwayati memiliki seorang adik yang bernama Gatsuya. Alasan Puji memberikan nama kedua anaknya menggunakan bahasa Jepang karena dulu ia pernah bekerja di Jepang. Ayah Hasama Yama menjelaskan bahwa, “Saat itu saya bekerja di pabrik tekstil dan ditugaskan ke Jepang selama beberapa tahun, walaupun tidak terlalu lama namun Jepang memberikan kesan mendalam bagi untuk saya”. (Dilansir dari Jawa Pos).
Awal perjalanan karier Hansamu Yama sebagai pemain bola dimulai sejak ia duduk di bangku kelas 2 SMA. Saat itu ia harus merelakan pendidikannya demi bergabung dengan tim Deportivo Indonesia. Saat usia 17 tahun, Hansamu Yama menempuh pendidikan sepak bola di Uruguay selama setahun penuh. Dengan skill yang apik membuat beberapa pelatih bola tertarik kepadanya. “Banyak sekali pengalaman yang saya dapat, terutama menjadi seorang pribadi yang mandiri di sana kami diajarkan hidup mandiri, disiplin, dan kekeluargaan antar pemain,” tukas Hansamu Tama. (Bola.com)
Hansamu Yama sering tampil bersama Timnas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Dengan postur tubuh yang ideal membuatnya leluasa saat berduel dengan lawan. Hansamu Yama dipanggil untuk membela Timnas U-19 di Piala AFF 2013. Pada pertandingan tersebut ia menunjukan kebolehannya sehingga menjadi andalan Indra Sjafri di jantung pertahanan Timnas. Berkat kebolehannya serta kekompakan pemain-pemain lain, Timnas meraih tiket semi final Piala AFF dengan status runner-up. Walaupun harus kebobolan beberapa kali namun memiliki hasil cukup memuaskan. Pada saat final dan semifinal Hansamu Yama tampil sangat apik dengan menjaga pertahanan Timnas tanpa goyang oleh lawan. Akhirnya Timnas menjadi juara Piala AFF U-19 2013 setelah menang 7-6 atas Vietnam setelah adu pinalti.
Hansamu Yama bergabung dengan Persebaya pada 2019. Tidak banyak pemain lokal biasanya menjadi benteng tangguh untuk klub bola sekelas Persebaya. Sejauh ini pemain berusia 25 tahun tersebut sudah tampil sebanyak 22 kali untuk Persebaya. Ia mengawali debut pertama kali untuk Timnas pada 3 Desember 2016, sebagai lini belakang di Piala AFF 2016. Sepanjang Piala AFF 2016 Hansamu Yama tercatat tampil sebanyak empat kali dan sukses mencetak dua gol. Hansamu Yama semakin sering dipanggil oleh Timnas ketika dilatih oleh Luis Milla. Ia dijadikan sebagai kapten pada SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Pesona Hansamu Yama membuat Simon memanggilnya ke Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022. Di usia yang masih sangat muda yaitu memasuki usia 25 tahun memiliki skill dan kebolehan yang sangat apik membuat Hansamu Yama menjadi salah satu aset berharaga untuk Indonesia. (*)
*) Dwiyan Mayangsari, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan