Ber93rak Bersama

Foto: Rizka Perdana Putra/EJ
Iklan

Lebih dari sekadar angka     

Hampir satu abad tim kebanggaan kita semua, Persebaya Surabaya dilahirkan. Tepat pada 18 Juni 2020, Persebaya menginjak usia ke-93 tahun. 93 tahun bukan hanya sekadar hitungan matematis semata, tentu diwarnai banyak suka duka yang tercipta di dalamnya. Selama perjalanannya, kita yakini bersama bahwa Persebaya menyimpan beribu kenangan manis maupun pahit yang sulit dilupakan dari generasi ke generasi. Alasan itulah yang kita amini dan imani bersama sebagai tolak ukur capaian di masa yang akan datang. Karena sejatinya harapan berawal dari proses pembelajaran kenangan dan pengalaman yang tercipta pada masa silam.

Kehormatan Kota Surabaya

Persebaya adalah simbol sebuah kebanggaan arek-arek Suroboyo. Persebaya merupakan tim yang memiliki sejarah panjang di dunia si kulit bundar tanah air. Tentu sudah sepatutnya seluruh elemen tim memantaskan diri untuk memaknai hal tersebut. Dalam realitanya, progres tersebut perlahan namun pasti terlihat hasilnya.Kita semua masih ingat bagaimana Persebaya ‘dilemahkan’ oleh federasi sehingga terkena larangan berlaga di kompetisi tertinggi. Akan tetapi mukjizat itu datang menyapa silih berganti hingga detik ini.Persebaya kembali menjadi tim yang disegani, baik oleh lawan maupun kawan.

Iklan
BACA:  Corona Men-Zona Hitamkan Surabaya, Persebaya Kembali menghijaukannya

Metamorfosis Bonek

Bonek adalah manifestasi suporter yang fanatik baik di dalam ataupun di luar stadion. Metamorfosis Bonek kental terasa. Bonek mulai berproses lebih baik dari masa masa silam. Tentu semua dilakukan untuk mengurangi stigma stigma negatif tentang Bonek. Bonek merupakan contoh suporter tradisional yang mampu beradaptasi dengan suporter modern. Dengan kata lain Bonek merupakan asimilasi budaya tradisional dan modern dalam perspektif suporter sepak bola.

Bukan menjadi rahasia umum lagi, bagaimana militansi Bonek dalam mendukung tim kebanggaannya. Bagaimana Bonek selalu berusah untuk datang dalam setiap laga Green Force dengan segala daya dan upaya. Bagaimana Bonek melakukan sikap protes terhadap tim, manajemen, dan siapapun itu jika memang melakukan kesalahan. Dan bagaimana Bonek tetap bisa bertahan walaupun diguncang oleh federasi sepak bola negeri ini. Mungkin poin-poin tersebut yang diilhami oleh suporter lain di Indonesia dan secara tidak langsung menjadi Bonek sebagai trendsetter suporter yang kritis dan kreatif. Ambil contoh saja dari sisi chants ,banyak suporter lain yang mencoba mereduplikasi lagu-lagu dari Bonek.

BACA:  93 Tahun Persebaya untuk Bonek dan Masyarakat Surabaya

Bergerak Bersama Meraih Kejayaan

Sejatinya Bonek hanya ingin bersinergi dengan Persebaya. Karena bagi Bonek, ”ketika Persebaya hanya memberi 90 Menit, Bonek memberikan seumur hidup secara lahir dan batin hanya untuk Persebaya”. Seluruh senyum bahagia dan air mata Bonek merupakan ejawantah rasa cinta yang batiniyah kepada Persebaya. Sinergitas antar lini sangat diperlukan. Kita semua perlu bergerak bersama demi kemajuan kehormatan kota Surabaya tercinta.

Salam Satu Nyali, Wani!

*) Tulisan ini adalah salah satu tulisan yang diikutkan dalam “EJ Sharing Writer Contest” edisi Juni 2020. Dengan tema Arti Ultah 93 Persebaya Bagimu, kontes dibuka hingga 30 Juni 2020. Kirim tulisanmu ke email: [email protected].

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display