Bandung Home Sweet Home

Bonek di GBLA. Foto: Chandsoe/EJ
Iklan

Oleh Achmad Januar (@ach_januar)

Kota Bandung yang merupakan ibukota provinsi Jawa Barat tentunya tidak bisa dipisahkan dari sepakbola nama Persib Bandung. Begitu mudah terlintas di ingatan kala pertama kali menyebutkan kata “Bandung”.

Namun Bandung nampaknya bukan hanya punya cerita indah nan heroik bukan saja untuk Persib namun jauh dari itu kota ini juga punya momen yang berkesan untuk klub asal kota pahlawan Persebaya Surabaya.

Lebih jauh koneksi antara Bandung dan Surabaya diawali dari kedua belah suporter kedua kesebelasan bobotoh dan bonek keduanya bahkan seperti ditakdirkan untuk saling mengisi.

Iklan

Berikut adalah beberapa momen spesial bagi Persebaya yang tentunya perlu kita ingat.

  1. Promosi degradasi ISL musim 2009

Persebaya yang kala itu berada di peringkat 4 divisi utama berhak untuk menghadapi PSMS medan yang berada di posisi 15 dan harus melalui play-off untuk menentukan siapa yang berhak untuk mengisi satu slot tersisa di ISL.

Partai ini sendiri berlangsung di stadion Siliwangi kota Bandung. Pertandingan ini berakhir melalui drama adu penalti skor 1-1 sama kuat terjadi di waktu penuh dan babak tambahan sehingga untuk menentukan pemenang diadakan babak adu penalti.

Dari pertandingan ini kota Bandung seakan menunjukkan “keramahannya” untuk Bajul Ijo. Sepakan kapten sekaligus algojo terakhir Bajul Ijo Anderson da Silva meluncur deras ke gawang PSMS tidak dapat dihentikan oleh penjaga gawang PSMS.

Gol penalti tersebut menandai comeback Persebaya ke kasta tertinggi sepakbola nasional. Anderson da Silva memanjat pagar tribun stadion Siliwangi dan menghampiri bonek yang datang langsung ke stadion Siliwangi.

 

  1. Partai ISL 2009 melawan tuan rumah Persib Bandung

Di musim perdananya mentas di kasta tertinggi, pemberitaan akan datangnya bonek ke Bandung menghiasi beberapa headline pemberitaan nasional hampir satu minggu.

Kolom kolom berita dipenuhi oleh pemberitaan mengenai bonek baik saat kedatangan ke Bandung maupun saat kepulangan mereka ke Surabaya. Saya pribadi waktu itu menemui beberapa kawan bonek di sekitaran Cirebon sembari memberikan beberapa botol air mineral dan sedikit camilan.

Untuk mereka saya sedikit berinteraksi dengan menanyakan beberapa hal seperti dari mana saja mereka berasal, menggunakan transportasi apa ke Bandung, dan tentu saja skor pertandingan antara Persib dan Persebaya.

BACA:  Tak Lakukan Banyak Perubahan, Bejo Mantapkan Strategi Tim

Mayoritas mereka berasal dari Surabaya dan luar Surabaya berangkat ke Bandung secara “tret-tret” dan menjadi rombongan besar ketika memasuki Jawa Barat. Sepanjang perjalanan saya menuju tempat pertandingan di stadion Si Jalak Harupat skor pertandingan kala itu adalah 4-2 untuk keunggulan tim tuan rumah.

Lagi-lagi selepas pertandingan saya menemui beberapa kawan bonek dan membagikan bekal makanan dan air minum  yang kami punya untuk mereka. Saya pun iseng bertanya “piye lur hasil pertandingane? Sepurane Bandung masih urung bersahabat ambe Persebaya”.

Tri Laksono Nugroho dan keluarga di depan GBLA. Foto: dok. Tri Laksono Nugroho

Mayoritas teman-teman bonek tidak mempermasalahkan hasil pertandingan “ga popo rek 3 poin kanggo dulur dewe (re: Persib), sek penting partai selanjut e iso menang”.

Sesudah itu mereka menghaturkan terima kasih atas sambutan hangat dari warga Bandung dan sekitarnya. Satu yang masih ku ingat adalah undangan dari kawan bonek untuk berkunjung ke Surabaya (ajakan yang belum bisa dipenuhi oleh saya sampai sekarang).

 

  1. Pengakuan kembali Persebaya oleh PSSI

Peristiwa berikutnya adalah disaat kawan-kawan bonek menuntut untuk pemulihan status Persebaya yang sempat dibekukan oleh PSSI.

Aksi bonek ini juga mendapatkan simpati dari beberapa kelompok suporter seperti dari Brigata Curva Sud (BCS) dengan memboikot partai antara persita dan ps sleman di Karawang.

Dan beberapa kelompok suporter yang memberikan support  dan solidaritasnya untuk pergerakan yang dilakukan oleh kawan-kawan bonek dan Persebaya.

Masih segar dalam ingatan kedatangan bonek ke Bandung pun diterima dengan tangan terbuka oleh pejabat setempat dalam hal ini walikota Bandung.

Saat itu kang Emil bahkan menyiapkan gedung olahraga (GOR) untuk menampung kawan-kawan bonek dan bu Cinta yang secara langsung membagikan nasi bungkus untuk kawan-kawan bonek yang hendak menyerukan aksinya agar PSSI mencabut status pembekuan Persebaya.

Lagi-lagi Bandung menunjukkan magisnya untuk Persebaya melalui rapat yang alot akhirnya PSSI mencabut status pembekuan terhadap beberapa klub yang bernasib serupa seperti Persebaya yakni Persema dan Persibo.

Hasil putusan rapat tersebut menyebutkan bahwa Persebaya akan memulai kompetisi dari liga 2 sedangkan dua klub terakhir akan memulai kompetisi dari liga 3 Jawa Timur.

 

  1. Promosinya Persebaya ke Liga 1

Setahun berselang Persebaya dan bonek pun ditakdirkan untuk datang kembali ke Bandung  kali ini pun posisinya hampir sama seperti setahun kebelakang untuk melihat Persebaya kembali ke kasta teratas sepakbola indonesia mengambil tempat di stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) kota Bandung.

BACA:  Persebaya Bawa 22 Pemain Untuk Hadapi Bhayangkara FC

Persebaya yang kali ini lolos ke babak 4 besar bersama dengan nama-nama lawas perserikatan seperti PSIS, PSMS, dan satu nama baru yakni Martapura FC.

Di babak semifinal tersebut Persebaya yang menghadapi Martapura FC secara meyakinkan mampu mengalahkan Martapura FC 3-1 melalui sumbangan dua gol dari Irfan Jaya dan Rishadi sedangkan Martapura FC hanya mampu membalas satu gol melalui Reza.

Dari hasil ini Persebaya dipastikan lolos ke liga 1 musim 2018 sekaligus melangkah ke babak final untuk menghadapi PSMS Medan yang kala itu ditangani oleh Djajang Nurjaman putra asli Pasundan yang tentu tidak asing dengan atmosfer stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

PSMS sendiri melaju ke babak final setelah mengalahkan PSIS Semarang dengan skor 2-0 melalui babak perpanjangan waktu.

Duel klasik era perserikatan tersaji antara Bajul Ijo dan Ayam Kinantan pertandingan yang disaksikan oleh 13.895 pasang mata ini berlangsung alot dan berujung kepada hujan gol. Total lima gol pun bersarang ke gawang masing-masing kesebelasan pertandingan berakhir dengan kedudukan 2-3 untuk keunggulan Persebaya melalui babak perpanjangan waktu.

Gol-gol dari masing-masing kesebelasan diciptakan oleh Wirahadi dan Roni untuk kubu PSMS dan gol dari Irfan Jaya yang mecetak dua gol dan Rishadi menghantarkan Persebaya sebagai yang terbaik di liga 2 tahun 2017. Penampilan ciamik yang ditunjukkan oleh Irfan Jaya menjadikannya sebagai pemain terbaik liga 2 2017.

 

Bandung dan Surabaya memang sebenarnya kota yang saling bertolak belakang satu berada di wilayah utara jawa yang terkenal akan teriknya matahari  dan hawa yang tidak terlalu sejuk khas wilayah pesisir laut sedangkan Bandung berada di jalur selatan Jawa yang dilingkung ku gunung sehingga berhawa sejuk khas tatar Pasundan.

Namun keduanya mempunyai kesamaan dalam hal perjuangan (peristiwa 10 November dan Bandung Lautan Api). Dan Bandung menjadi rumah yang nyaman untuk Persebaya menemukan ketenangan hati untuk menata kembali kekuatanya (kembali berlaga di kasta tertinggi).

 

 

 

 

 

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display