Kemenangan Persebaya tiga gol tanpa balas atas “Sang Juara Liga” Bali United membuat publik kota Surabaya menjadi sumringah. Gol penalti dari Bruno Moerira dan dua gol dari Samsul Arif Munip tidak mampu dibalas oleh Bali United. Hasil ini mempertegas superioritas Persebaya atas Tim yang berhomebase di pulau Dewata itu Di Putaran pertama, Persebaya juga berhasil menang 3-1 atas Bali United.
Sebagai pendukung Persebaya, saya tentu saja menginginkan tim ini untuk menjadi juara liga di musim ini. Namun keinginan harus dikalahkan oleh kenyataan, menurut saya Persebaya masih belum layak untuk menjadi juara di Liga 1 (Meskipun Persebaya selalu juara di hati saya selamanya *cieilah). Beberapa hal teknis yang harus dimiliki agar tim ini menjadi juara secara sustain.
- Mentalitas Juara
Performa Persebaya yang cenderung angin-anginan tergantung situasi dan perasaan. Persebaya begitu superior ketika berhadapan dengan tim yang berada di 5 besar, namun terlihat begitu kesulitan ketika menghadapi tim yang secara klasemen berada dibawah mereka. Kebiasaan meremehkan lawan, membuang peluang dan tidak segera “kill the game” membuat mental lawan menjadi percaya diri dan sering menjadi petaka di menit akhir. Bagi saya, setiap peluang yang gagal dikonversi menjadi gol, merupakan pelajaran bagi tim lawan untuk menganalisa permainan kita. Tim lawan tentu berusaha untuk tidak kecolongan dengan cara yang sama lagi. Saya tidak bisa menyalahkan Pemain, Tim Pelatih, Manajemen ataupun kami sebagai kelompok supporter. Kita sudah melakukan yang terbaik dari yang kita punya. Namun mengapa Persebaya begitu medioker? Ada yang hilang dari diri kita.
Sebelum dan saat pertandingan, Para punggawa perlu menjaga motivasi agar tetap dalam kondisi prima, bahkan sesudah pertandingan. Hal ini tentu tidak mudah. Diperlukan peran antar pemain, manajemen tim, bahkan kelompok supporter. Di sisi pemain yang berlaga, Mereka sudah wajib untuk menjaga performa dirinya serta rekan. Di pihak kelompok supporter, Bonek selalu memberikan dukungannya kepada tim, baik secara positif seperti membeli merchandise, membuat artikel di ejsharing seperti ini, hingga menginisiasi podcast, ataupun secara negatif dengan memberikan paido kepada pemain dan psywar untuk pemain lawan.
Di sisi yang lain, manajemen Persebaya kurang turut ikut serta dalam memberikan spirit mental juara itu, meskipun mempunyai waktu pembentukan tim yang lebih lama dari tim liga 1 yang lain, Manajemen Persebaya malah terlambat mendaftarkan pemain asingnya untuk vaksin. Hal ini menyebabkan persebaya terseok-seok di pekan pertama liga, sungguh professional sekali. Persebaya juga tidak memiliki tim Psikolog untuk kompetisi kali ini. Padahal, tim Psikolog memiliki peran untuk menjaga motivasi tim untuk tetap menang dan berada di jalur juara. Saya tahu Coach Aji Santoso dapat memotivasi para pemain untuk mencapai kondisi terbaiknya, tetapi apabila dalam situasi buntu dan kondisi pemain penuh frustasi, peran psikolog bisa jadi pembeda yang dapat mengubah situasi.
- Kedalaman tim yang berkarakter
Persebaya di tahun kompetisi 2021/2022 dikenal sebagai tim yang hobby mengorbitkan para pemain muda didikan kompetisi internal. Ada nama-nama seperti Marselino Ferdinan, Akbar Firmansyah, Koko Ari Araya, Andhika Ramadhani, Dicky Kurniawan, hingga Ruy Arianto. Hal ini tentu sebuah prestasi untuk sebuah klub di Indonesia. Tapi merupakan hal yang biasa saja bagi tim yang reguler bermain di kancah Internasional. Kedalaman tim reserve berguna ketika pemain yang reguler bermain startup harus menepi karena akumulasi kartu, cedera ataupun hal mengejutkan lain seperti ini dan ini.
Pemain reserve bukan hanya jangkep-jangkepan dan sebagai ban serep saja. Pemain reserve harus bisa menganalisa jalannya pertandingan selama di bangku cadangan serta menjadi kartu truf ketika dimainkan. Treatment untuk melawan tim yang kolektif dengan tim yang cenderung bertahan tentu berbeda, termasuk komposisi tim. Memiliki banyak opsi pemain dengan karakter yang berbeda-beda merupakan berkah bagi tim pelatih untuk memberikan racikan terbaik sesuai dengan karakter bermain lawan. Belum lagi ketika jadwal Liga 1 harus ditabrakkan dengan piala liga, dan liga regional seperti AFC Cup atau bahkan Asian Champions League.
Kedalaman tim yang baik harus didukung oleh kompetisi internal, kurikulum berkarakter, serta direktur Teknik dan agen pemain asing yang kompeten. Sebagai klub yang pernah mencicipi era perserikatan, Persebaya memiliki kompetisi internal yang berjenjang mulai dari U-13, U-15, hingga U-20. Kompetisi internal ini merupakan ajang calon pemain muda Persebaya untuk mengasah skill bermain sepakbola dengan reguler.
Klub Profesional yang baik selalu memiliki karakter yang khas, karakter ini bisa dibentuk melalui kurikulum yang sudah diajarkan di kompetisi internal sejak usia tinggi. Kurikulum yang jelas dan berkarakter akan mempercepat adaptasi pemain yang akan naik ke tim senior dan mempermudah transfer ilmu tim inti ke pemain muda. Kurikulum ini disusun oleh seorang Direktur Teknik.
Direktur Teknik bertugas meramu sebuah kurikulum untuk menjadi kerangka permainan yang kemudian menjadi Karakter bermain khas Persebaya. Kurikulum ini diajarkan sejak jenjang termuda yaitu U-13 hingga Senior. Meskipun PSSI telah menerbitkan Filanesia yang dibuat oleh Danurwindo dkk. Kurikulum tersebut sangat bagus, namun hanya mencakup sisi teknis dasar yang global dengan kondisi seimbang seperti 4v4, 7v7, dan 11v11. Tidak ada materi mengenai bagaimana jika tim kita kalah atau unggul pemain hingga bagaimana mempertahankan angka, dll.
Seorang Direktur Teknik juga harus bisa menentukan pemain dengan karakter seperti apa yang dibutuhkan tim. Dialah yang memberikan opsi pemain mana yang berpotensi untuk naik ke tim utama, pemain asing atau lokal yang akan direkrut dari tim lain, hingga pemain mana yang berpotensi dipinjamkan di tim yang lain. Pembelian pemain yang salah di saat yang salah merupakan petaka bagi tim yang berada di jalur juara.
Saya tahu menjadi juara bukanlah merupakan hal yang mudah. Meskipun kita sudah melakukan yang terbaik, namun hal itu belum tentu cukup untuk menjadikan kita seorang Juara. Diperlukan mentalitas pemenang dan hati yang mau belajar untuk mendapatkan itu semua. Saya percaya juara hingga menunggu waktu saja. Salam Satu Nyali! WANI!!
Tugas Hutomo Putra,
Mas-mas wibu yang sulit turu kalau besok Persebaya berlaga. Dapat ditemui secara online melalui akun @citenjin