Rachmat Irianto Sang Pembeda

Rachmat Irianto /Foto : Official Persebaya
Iklan

Rachmat Irianto siapa bonek yang tidak kenal dengan pemain yang satu ini, segala atribut Persebaya ada di pemain yang satu ini, mulai dari jebolan klub Indonesia Muda salah satu klub anggota Persebaya yang banyak melahirkan pemain handal nasional, anak dari legenda Persebaya Bejo Sugiantoro, menjadi kapten klub di usia yang sangat muda bahkan sampai nama pun merupakan nama dari legenda Persebaya Eri Irianto yang merupakan dedikasi sang ayah kepada rekan dan sahabat satu angkatan di klub Persebaya terdahulu.

Untuk urusan skill individu pemuda kelahiran 3 September 1999 ini juga tidak usah diragukan, selalu menjadi pilihan utama di Persebaya dan selalu terpilih untuk memperkuat timnas Indonesia di berbagai level umur, terakhir di timnas senior piala AFF 2020 yang di selenggarakan di Singapura pada bulan Desember 2021 pemain yang satu ini juga tidak tergantikan posisinya di pemain inti timnas Indonesia. Salah satu kelebihan Rian demikian biasa dipanggil adalah tipe pemain modern yang bisa menempati beberapa posisi dengan sama baiknya, beberapa posisi yang biasa ditempati adalah center back, fullback kiri dan juga gelandang bertahan yang merupakan posisi yang paling sering ditempati sekarang.

Rian di beberapa pertandingan terakhir bersama Persebaya penampilannya menjadi sorotan karena banyak yang menilai performa dari pemuda berusia 22 tahun ini menurun jika dibandingkan dengan penampilannya yang sangat dominan di timnas Indonesia. Banyak tuduhan diarah ke Rian mulai dari dianak emaskan di klub, sudah tidak bermain sepenuh hati hingga hanya menjadi beban buat klub yang dibelanya. Ini sangat disayangkan karena sebagai pemain muda yang masih panjang perjalanan karirnya sebagai pemain bola tentu Rian butuh dukungan dari Bonek sehingga terus bisa berkembang di klub yang dibelanya.

BACA:  Latihan Timnas Mundur Aktifitas Pemain Terbatas

Dari sudut pandang penulis sebenarnya secara performa penampilan Rian tidak menurun tetapi justru performa Persebaya yang meningkat pesat di sisi kecepatan permainan. Jika kita ingat di awal kompetisi Liga 1 2021/2022 digelar, barisan gelandang Persebaya diisi Rian bersama M.Hidayat dan Ricky Kambuaya, dari ketiga nama tersebut Rian dan Ricky merupakan gelandang dengan tipikal stylish atau boleh dibilang gelandang yang tidak begitu mengandalkan kecepatan dalam permainannya tetapi lebih mengandalkan kemampuan membaca permainan dan melihat area kosong di pertahanan lawan.

Iklan

Di Era sepakbola modern sebelas pemain diatas lapangan adalah sebuah kesatuan baik dalam menyerang ataupun bertahan sehingga semua pemain harus berada di level kecepatan yang sama sehingga skema permainan bisa dijalankan sesuai dengan yang diinginkan pelatih.

Titik pembeda itu terjadi ketika Rian dan Ricky Kambuaya dipanggil ke timnas di event piala AFF 2020. Disaat yang sama perubahan juga terjadi di dalam susunan tim inti Persebaya Ricky Kambuaya posisinya digantikan Marselino Ferdinand, posisi gelandang bertahan milik Rian diisi Alwi Slamat dan posisi bek kiri yang sebelumnya diisi Alwi diserahkan ke Reva Adi.

BACA:  Evaluasi 11 Laga Persebaya, Loyo di Kandang, Lumayan di Tandang

Bisa dibayangkan hampir seluruh pemain Persebaya adalah pemain dengan tipikal cepat, mulai dari Taise Marukawa, Bruno, Ady Setiawan, Reva Adi, hingga Samsul Arif adalah pemain yang sering disebut pemain pelari. Tidak heran jika kecepatan transisi dari bertahan ke menyerang ataupun sebaliknya menjadi senjata ampuh Persebaya dalam menghancurkan musuh musuhnya meskipun kelemahan di sisi striker masih menjadi masalah bagi Persebaya.

Ketika agenda timnas sudah selesai dan seluruh pemain kembali ke klub masing masing perbedaan itu semakin terlihat bahwa Rian tidak mampu mengimbangi kecepatan rekan satu timnya, Persebaya yang diperkuatnya secara kecepatan tidak lagi sama dengan Persebaya sebelum dia dipanggil timnas.

Sebenarnya permasalahan ini tidak hanya dialami oleh Rian, Karena kalau kita liat Ricky Kambuaya pun terlihat mengalami permasalahan yang sama bahkan sebelumnya Jose Wilkson pun terlempar dari tim inti karena permasalahan yang sama yakni tidak mampu mengimbangi kecepatan rekan setimnya sehingga sering terlihat lambat dalam permainan tim. Semoga Rian segera mampu bangkit dan bisa nyetel dengan klub yang dia banggakan selama ini.

Semangat Rian…

 

 

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display