Sudahi Permusuhan, Musuh Kita Adalah Sistem Yang Tidak Manusiawi

Doa bersama untuk tragedy Kanjuruhan/Foto : Official Persebaya
Iklan

Momen Kanjuruhan disaster adalah tragedi paling kelam dalam sejarah sepakbola Indonesia. Ratusan nyawa yang pergi tidak boleh sia-sia. Mereka semua, anak-anak, para pemuda, perempuan, aparat penegak hukum yang telah purna di dunia, adalah para pejuang perdamaian yang harus diteruskan perjuangannya oleh kita yang hidup dan mengaku mencintai sepakbola.

Walaupun dunia harus membayar mahal dengan gugurnya ratusan nyawa di Kanjuruhan, tapi harga itu harus bernilai untuk hari ini dan hari-hari ke depan. Bencana Kanjuruhan secara tragis telah memberi ruang kemanusiaan pada rivalitas antar suporter di Indonesia.

Hari-hari berkabung bukan hanya milik Aremania, tapi seluruh insan sepakbola di seluruh dunia. Bahkan di Israel, negara yang kerap kita bingkai dengan kebiadaban.

Hari ini dan seterusnya, peristiwa Kanjuruhan 1 Oktober 2022 akan menjadi pengingat bersatunya hati para suporter untuk kemanusiaan. Tidak ada perbedaan warna, bendera atau lagu-lagu. Tidak ada yang merasa lebih baik dari yang lain.

Iklan
BACA:  Belum Dua Musim, Denda Persebaya Dekati Market Value Andik Vermansah

Momen berkabung seluruh suporter di Indonesia hari-hari ini setidaknya telah berhasil mengidentifikasi siapa saudara yang dibela dan musuh yang sebenarnya yang harus dilawan. Kegagalan sistem yang tidak diperbaiki hanya akan mengulang tragedi-tragedi lain di kemudian hari.

Maka para suporter harus bersuara untuk mengeliminasi elemen-elemen sistem yang tidak manusiawi.

Nyawa-nyawa yang telah tiada telah memberi kesadaran dan keberanian pada kita semua bahwa sesama manusia adalah saudara, sesama suporter saling berbagi rasa.

Semoga hari-hari ke depan para suporter bisa duduk bersama, berdiskusi dan sama-sama berjuang untuk memperbaiki sistem penyelenggaraan sepakbola. Kekuatan sepakbola ada pada loyalitas suporter.

Kekuatan itu akan menghasilkan perubahan apabila para suporter saling menjaga satu sama lain, saling beradu kreativitas tanpa menyinggung hal-hal lain di luar sepakbola. Serentak saling berpegang tangan untuk gerakan-gerakan yang memang diperlukan demi sepakbola Indonesia yang lebih baik.

BACA:  Bonek Se-Magetan Galang Dana untuk Korban Tsunami Banten-Lampung

Tidak ada yang layak mati untuk kebencian, tidak ada sepakbola yang setara dengan nyawa manusia. Sudah saatnya kita berhenti mewariskan kebencian apapun kepada siapapun. Untuk para pejuang cinta dan persatuan yang telah gugur, kita layak untuk mengenang mereka dengan saling merangkul dan mencintai yang tetap hidup.

Buktikan kalau kekuatan suporter bukan hanya ditunjukkan dengan loyal kepada loker tiket atau toko merchandise. Kekuatan suporter adalah persatuan untuk saling memberi ruang hidup dan sepakbola Indonesia lebih baik.

 

 

 

 

 

 

 

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display