EJ Sharing : Analisis Receh Laga Persebaya vs Barito Putera

Sho Yamamoto saat menghadapi Barito Putera/Foto: Joko Kristiono
Iklan

Lanjutan kompetisi Liga 1 2022.2023 dengan system buble, Persebaya harus menghadapi tim juru kunci klasemen Barito Putra.

Secara analisis Persebaya memiliki peluang lebih bagus ketimbang Barito. Kemenangan atas Persis Solo menjadi modal kunci Persebaya menghadapi wakil Kalimantan ini.

Berbicara  soal sisi belakang, Ernando diplot menjadi penjaga gawang Persebaya. Ketenangan  Ernando sangat dibutuhkan untuk menjaga jala gawang Persebaya.

Trisula Barito memang memiliki kemampuan cukup berbahaya, mereka tidak akan melakukan sebuah shooting langsung jika harus menghadapi Persebaya.

Iklan

Maka dari itu akan banyak permaian Barito untuk mengobrak-abrik lini belakang Persebaya dan mengambil kesempatan kecolongan bek Persebaya.

Kunci permainan Barito ada pada kapten mereka Rizky Pora.
Rizky memiliki akurasi umpan matang yang bisa dieksekusi oleh Rafael maupun Rapinha. Mulai dari sundulan maupun shoot. Rizky tahu betul memanfaatkan sebuah celah pada bek Persebaya.

Lelis sering melakukan kesalahan dengan meninggalkan posnya, disisi kanan Persebaya Koko sering  terlambat panas atau telat turun ke kotak pinalti. Bisa dibuktikan dengan gol Rafael memanfaatkan crossing akurat Rizky yang bisa dikonvensikan menjadi  sebuah gol.

Di sisi pertahanan hanya Alta B allah yang memang sulit untuk ditembus. Alta juga sering membantu build up penyerangan Persebaya lewat sisi sayap.

Bahkan jika harus bertarung man to man dengan Rizky Pora atau menghadapi sektor belakang Barito Bagas Kaffi.

Sebuah apresiasi juga ditunjukan bagi Andre Cobra. Andre memberikan garansi bagus untuk menjaga lini tengah Persebaya entah menjadi gelandang pertarung. Maupun turun serta membantu pertahanan, permainan Ngeyel Andre benar-benar akan membuka peluang untuk Persebaya membentuk kesempatan dalam mencuripeluang.

Namun di babak pertama ini, permainan cepat ala Vidal masih belum terlihat. Justru Yamamoto lah yang berusaha untuk mengobrak-abrik sector belakang Barito. Entah dari sisi kanan maupun tengah.

Juniho juga masih sering kebingung untuk mengeksekusi sebuah peluang, sekalipun banyak pemian belakang Barito sering melakukan kesalahan. Beberapa kali Persebaya memainkan bola dengan mengunci lini tengah.

Babak kedua tempo Persebaya meningkat drastic. Dimulai dari Gol Lelis menit 47 yang menjadikan sebuah amunisi untuk membuka kran gol Persebaya.

Permainan Persebaya tidak berubah pada babak kedua, hanya saja  permainan Persebaya lebih taktis untuk membongkar sisi sayap Barito Putera.

Gol  bunuh diripun tercipta dari mantan pemain Persebaya Frank Sokoy yang membuat kiper Barito harus memungut bola dari gawangsendiri. Dan padamenit 70 Lelis berhasil menggandakan gol dan memaksa Barito untuk kembali lagi memungut bola dari jala gawang.

Jelang peluit panjang Barito membuka peluang gol, sebuah sontekan Buyung Ismu memperkecil keadaan menjadi 3-2.

Dalam analisis ini ada dua pemainPersebaya yang memiliki performa flop diantara lain Ernando sebagai penjaga gawang dan Vidal. Ernando mengalami  penurunan performa dalam laga ini, sulit menemukan ketenangan seperti  match terdahulu dimana Ernando bukan kiper yang berani mengambil resiko. Sering sekali konsentrasi buyar apalagi jika harus menghadapi bola-bola atas.

Vidal juga demikian umpan-umpan khasnya juga jarang terlihat dalam match ini. Berbeda ketika Vidal menghadapi Persis Solo. Akurasi kecepatannya sangat memanjakan pemain lain seperti Yamamoto dan Juninhho. Namun jika harus  mengacungkan sebuahjempol, nama Alta Balah berhak masuk list pada lag aini Bersama Yamamoto, Lelis dan Andre Cobra.

Alta berhasil memberikan garansi terbaik sisi kiri Persebaya, mulai dari muncul untuk menyerang dan bertahan. Ditambah Sho Yamamoto yang berhasil menampilkan skill apik, individual skill yang sulit ditemukan semenjak kepergian Marukawa. Andre Cobra juga memiliki  peningkatan performa apik. Lini  tengahPersebaya terasa benar-benar hidup. Komplit sudah tiga gelandang Persebaya yang berani bertarung, melakukan pressing, marking bahkan selalu  menjadipemecah kebuntuan. Dan tentu saja Lelis layak menjadi Man of The Match laga ini.

Selain mencetak gol, applause saya berikan ketika menit terakhir saat pemain Persebaya Riswan Lauhin harus beradu mulut dengan pemain Barito, Lelis melakukan sebuah dorongan untuk meredakan suasana. Sebuah Tindakan bagaimana seorang leader bukan hanya mengatur namun menjadi panutan pemain lainya.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display