Dari Minta Bascamp, Masuk Stadion Gratis, Sekarang Minta Jatah Tiket
Klarifikasi (Lagi). Ya, dengan terpaksa saya harus membuat tulisan ini sebagai pencerahan, atau ikhtiar terendah saya untuk menjernihkan informasi yang gelap, meluruskan yang sesat, biar kita semua tidak terjebak dalam sebuah framing buruk oleh orang-orang yang tidak rela melihat bonek memiliki sistim yang baik dan kuat. Terutama dan paling utama tentang nama saya yang sudah sengaja dicitrakan negatif di media sosial oleh salah satu akun “Bonek For Persebaya”.
Ada dua isu yang mereka hembuskan. Pertama, tentang “foto layar” atau screnshot percakapan yang disitu tidak mendapatkan respon dari saya. Sementara yang kedua, tentang tuntutan agar mereka diberikan jatah tiket. Padahal oficial sudah menegaskan bahwa, jatah tiket ofline hanya tersedia lewat komunitas-komunitas yang tergabung di empat tribun, Green Nord, Tribun Timur, Tribun Kidul dan Gate Jhoner 21. Permintaan jatah tiket oleh PLAB (Pembangkang Liar Arus Bawah) ini ditegaskan dalam caption dari screnshot percakapan di isu yang pertama tersebut.
Kesimpulan pribadi saya, dari dua isu itu, PLAB sengaja memosisikan diri sebagai orang-orang yang dikorbankan, atau lebih tepatnya adalah “Playing Victim” atau berlagak korban karena haknya sedang terpasung, alias sedang berpura-pura menjadi orang yang teraniaya. Entah teraniaya oleh siapa.
Jadi begini, screnshot tersebut adalah sejumlah pesan lewat aplikasi watsap yang dikirimkan ke saya oleh Azis, salah satu bonek tua yang yang selalu memosisikan dirinya sebagai pimpinan Pembangkang Liar Arus Bawah (PLAB). Azis memang beberapa kali watsap ke saya, juga melakukan panggilan telpon. Tapi, jujur, saya sengaja tidak mau menanggapi itu semua. Karena kekhawatiran saya, percakapan kita berpotensi dipelintir lagi, yang itu membuat bias informasi di komunitas Bonek.
Memang, Azis punya track record tersebut. Masih ingat, pada tanggal 7 Februari lalu, saya pernah ketemu Azis di tempat kerjanya di salah satu parkiran warung kopi di daerah Ngagel, setelah pertandingan PSIS vs Persebaya di Semarang yang harus dibatalkan karena tidak adanya izin keamanan. Dari pertemuan itu, kemudian Azis membuat tulisan, yang itu sangat jauh dari pembicaraan kami ketika itu. Distorsi.
Ketika itu, saya pun akhirnya harus membuat klarifikasi untuk menjernihkan informasi dari Azis tersebut. Karena mendapat pengalaman tidak mengenakan itu, saya kemudian membatasi komunikasi dengan Azis, karena khawatir akan mendapatkan pelintiran yang negatif lagi. Menurut saya, kalau memang harus ada komunikasi lagi dengan Azis, sebaiknya melibatkan pihak ketiga dari orang lain. Sehingga kalau ada distorsi informasi ke publik, maka kemudian bukan saya yang mengklarifikasi, melainkan pihak ketiga yang menjadi saksi perbincangan kami tersebut.
Belakangan ini, dengan adanya framing negatif seolah-olah saya tidak menanggapi permintaan komunikasi dari pihak Azis, saya maklumi saja. Karena toh, itu sudah menjadi karakter Azis.
Selain itu, saya merasa urusan dengan PLAB ini sudah selesai setelah perwakilan Azis dan teman teman diterima oleh pimpinan kami di Sutos, 5 Juni lalu. Semua aspirasi mereka telah disampaikan, bahkan ke salah satu atasan Persebaya langsung.
Kedua, terkait masalah tiketing. Di caption screnshot soal percakapan dengan Azis tersebut, tertulis bahwa saya menjanjikan jatah tiket mereka ke Cak Chonie dan Bang Jack. Cak Chonie adalah salah satu koordinator Gate -21 yang akhir-akhir ini lebih sering gabung dengan komunitas PLAB. Saya memang ketemu dengan dua orang tersebut, ketika pertandingan melawan Persija Jakarta 18 Juni lalu di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya. Namun, bukan dalam konteks saya menjanjikan jatah tiket ke PLAB seperti isu yang mereka hembuskan saat ini.
Ketika itu, saya bilang ke Cak Chonie, “Mas, kalau memang PLAB ini minta jatah tiket, mengapa tidak disampaikan sejak dulu. Mengapa harus ngalor-ngidul dengan tuntutan aneh-aneh. Harus diperlakukan sejajar dengan tribun lah, kalau ada undangan dan kegiatan dari instansi pemerintah harus diajak lah, pintu stadion dibuka untuk masuk gratis lah,” kata saya ke Cak Chonie terkait begitu agresifnya Azis dengan PLAB yang ingin diakui eksistensinya mereka itu.
Pernyataan saya ke Cak Chonie tersebut sejatinya hanya untuk menindaklanjuti pertemuan perwakilan PLAB bersama Danrem 084 Bhaskara Jaya di Makorem Bhaskara Jaya 15 Juni lalu. Dalam pertemuan itu, PLAB meminta kepada Pak Danrem untuk difasilitasi jatah tiket ke manajemen Persebaya, sebuah permintaan yang sangat terbalik dengan prinsip mereka selama ini.
Sebab, ketika bertemu saya di salah satu warkop di Ngagel 7 Februari lalu, Azis dengan tegas mengatakan bahwa PLAB tidak butuh jatah tiket Persebaya (pernyataan ini bisa dilihat dalam rilis PLAB setelah pertemuan tersebut). Bahkan, setelah itu, dalam pertemuan perwakilan Bonek dengan Kapolrestabes Surabaya yang baru, 28 Maret, Azis sendiri meminta agar panitia pelaksanaan pertandingan membuka pintu stadion bagi anggotanya untuk masuk stadion secara gratis (ada bukti video).
Oh iya, satu hal lagi. Azis ini juga pernah meminta kepada manajemen Persebaya untuk menyediakan atau lebih tepatnya manajemen menyewakan tempat bagi mereka untuk dijadikan sebagai basecamp PLAB. Jadi, lengkaplah sudah, minta difasilitasi basecamp (gratis) dan juga masuk stadion gratis, hmm setelah itu apalagi, entahlah. Mungkin mereka pikir Persebaya ini harta warisan.
Bahkan, sampai pertemuan terkahir dengan perwakilan manajemen Persebaya di Sutos, 5 Juni lalu, Azis juga tidak meminta jatah tiket apapun. Tapi, anehnya, saat pertemuan dengan Pak Danrem, isu permintaan tiket menguat, bahkan mereka langsung membuka pendataan anggota secara terbuka di media sosial. Kalau memang mencari anggota dengan alasan tiket Persebaya, apalgi saat Big match, saya pikir, siapa saja bisa.
Dari fakta itu lah, saya sampaikan ke Cak Chonie dan Bang Jeck, bahwa Azis nggak usah mbulet membuat isu macam-macam, kalau ujung-ujungnya hanya meminta jatah tiket. Konteksnya, bukan saya menjanjikan mereka akan mendapatkan jatah tiket dari manajemen Persebaya. Dan, saya juga tidak pernah meminta data mereka lewat Cak Chonie.
Tapi, kalau saja mau mendapatkan jatah tiket, monggo bergabung dalam sistem yang sudah ada, seperti yang sudah kami jalankan bersama komunitas-komunitas lain yang tergabung dalam empat tribun selama ini.
Jadi, dalam kesempatan ini, saya dalam kerendahan hati terdalam tetap menyampaikan permohonan maaf kepada PLAB juga admin Bonek For Persebaya bila ada salah kata dan sikap selama ini. Harapannya, cukup sudah membuat isu-isu negatif di media sosial. Sebaiknya mari kita sama-sama memancarkan energi positif agar Persebaya bisa terbang tinggi di musim ini, dan musim-musim berikutnya.
Salam Satu Nyali.. WANI!
Surabaya, 5 Juli 2023
Alex Tualeka
Manager Of Fans Relation Persebaya