Dilukai Aremania, Bonek Balas dengan Kebaikan

Bonek saat menonton laga Persebaya vs Arema FC di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (23/9)/Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Sabtu (23/9/2023), menjadi saksi bisu sejarah baru yang lahir dalam orbit sepak bola nasional. Untuk pertama kalinya, tim Arema FC datang ke Stadion GBT tanpa menggunakan kendaraan rantis, tapi menggunakan bus. Tidak ada aksi lempar batu yang dilakukan Bonek. Semuanya aman dan terkendali.

Rivalitas Persebaya Surabaya dan Arema FC memang terkenal panas, di dalam dan di luar stadion. Tragedi Kanjuruhan menjadi puncak dari rivalitas tersebut. Aremania yang tak puas dengan kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya 2-3 di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022 silam, meluapkan emosinya dengan cara turun ke lapangan. Bermula dari situlah, tragedi meletus hingga menewaskan 135 korban jiwa.

Di luar Stadion Kanjuruhan kala itu, ketika pemain dan official Persebaya pulang meninggalkan venue pertandingan, kendaraan rantis yang ditumpangi Bajul Ijo pun dihadang, bahkan dilempar batu hingga nyaris memecahkan kaca mobil rantis. Bukankah itu sudah masuk ke dalam pasal percobaan pembunuhan?

Kemudian, pada peringatan ulang tahun Arema FC, 11 Agustus 2023 lalu, sekelompok Aremania merayakannya dengan menyanyikan lagu-lagu berisi ujaran kebencian kepada Bonek. Sungguh keterlaluan, di kala banyak suporter menyuarakan perdamaian, Aremania justru memupuk pertikaian. Padahal, sebelumnya, Bonek telah menyambut baik Aremania Sam Midun yang mencari keadilan atas Tragedi Kanjuruhan dengan cara gowes ke Jakarta. Sam Midun disambut baik oleh Bonek di Surabaya, bahkan dikawal hingga luar kota.

Iklan
BACA:  Apa Kabar Psikolog Persebaya?

Kembali ke konteks Stadion GBT, Sabtu (23/9/2023), Persebaya dan Bonek tak ingin mengulangi peristiwa serupa seperti yang terjadi pada malam kelabu Tragedi Kanjuruhan. Persebaya tak ingin membalas perlakuan yang diterimanya pada 1 Oktober 2022 silam itu.

Sebaliknya, Persebaya memberikan ‘layanan VIP’ kepada Arema FC; memberikan rasa aman dan nyaman dengan mengendarai bus pariwisata. Sekali lagi, tidak menggunakan kendaraan rantis dan tidak ada aksi anarkis oleh Bonek. Pabila ada teror dan psywar kepada pemain Arema FC di dalam stadion, itu pun hanya sebatas verbal dalam koridor kewajaran, sudah lumrah terjadi di jagat sepak bola. Bonek lebih fokus menyanyikan kidung-kidung penyemangat untuk Reva Adi Utama dkk.

Tak hanya itu, Persebaya juga melakukan aksi kemanusiaan di sela laga menjamu Arema FC itu. Sesaat menjelang kick off, CEO Persebaya Azrul Ananda menyerahkan donasi dari Persebaya dan Bonek senilai Rp 100 juta kepada Perkumpulan Keluarga Korban Kanjuruhan. Bahkan, jauh-jauh hari sebelumnya, Bonek melakukan ‘sweeping kasih sayang’ terhadap pengendara kendaraan berplat N di Surabaya. Dalam aksi ini, Bonek memberikan bunga mawar kepada pengendara kendaraan plat N (Malang dan sekitarnya).

BACA:  Secara Matematis, Persebaya Belum Lolos 8 Besar

Alhasil, Derby Jatim pada pekan ke-13 Liga 1 2023, Sabtu 23 September itu berakhir dengan skor 3-1 untuk kemenangan Persebaya atas Arema FC. Rivalitas hanya 90 menit, selebihnya mari kita menjalani aktivitas masing-masing; sekolah, kuliah, bekerja, ngopi, guyonan, mancing, gantangan, dll.

Demikianlah langkah kecil Bonek untuk membenahi citra di masyarakat dengan menebar kebaikan dan menjunjung tinggi kemanusiaan. Persebaya memang selamanya, tapi memperbaiki sumber daya manusia adalah kewajiban seluruh kaum, termasuk suporter bola. Bonek memang belum sempurna dalam hal kebaikan. Masih ada kekurangannya, sebagaimana manusia pada umumnya.

 

Salam satu nyali. Wani.

Oleh: Eko Darmoko (Penulis Novel member Bonek Writers Forum)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display