Menjelang berakhirnya putaran awal Liga 2 Indonesia, Persebaya Surabaya sudah memastikan lolos ke babak 16 besar. Selain sebagai pemimpin klasemen sementara, tim berjuluk bajol ijo ini juga menjadi tim dengan jumlah kemasukan gol paling sedikit (11 gol) di antara seluruh kontestan di grup 5. Sebuah pencapaian yang cukup istimewa mengingat di awal musim persebaya sempat berada di dasar klasemen. Kesuksesan menjadi tim dengan rekor kemasukan paling minim ini tidak lepas dari kerja keras para pemain Persebaya terutama pada sektor penjaga gawang.
Di musim ini, Persebaya telah memainkan dua dari tiga penjaga gawang yang dimiliki yaitu Dimas Galih dan Miswar Saputra. Mereka berdua berhasil menampilan performa terbaik saat ditunjuk untuk mengisi starting eleven.
Pada awal-awal kebangkitan Persebaya, Dimas Galih yang lebih memiliki pengalaman dikarenakan pernah memperkuat PSM Makasar dan Persegres Gresik United lebih di percaya mengisi pos penjaga gawang utama. Mulai dari laga uji coba dan Dirgantara Cup pemain ini selalu menjadi pemain inti. Dan selama memperkuat Persebaya di laga resmi, pemain kelahiran Surabaya ini mencatatkan 9 pertandingan, 845 menit dan kemasukan 8 gol.
Penampilan Miswar Saputra pun tak kalah gemilang, pada dua laga terakhir sukses mencuri perhatian Alfredo Vera. Pemain yang kerap menjadi sweeper keeper dan mempunyai gaya main yang cukup nyeleneh ini selalu memberikan penampilan yang juga baik saat ditunjuk pemain inti. Di usia yang cukup muda, Miswar masih bisa belajar dan meningkatkan performa di lapangan khususnya pada menit akhir pertandingan. Pada Liga 2, Miswar telah melakoni 4 pertandingan, 377 menit dan kemasukan 3 gol.
Dengan memiliki kedalaman skuad di sektor penjaga gawang, semoga bisa membuat persaingan yang positif antar penjaga gawang yang bisa berguna buat Persebaya Surabaya di laga-laga selanjutnya. Pemilihan pemain ada di tangan pelatih, Dimas atau Miswar, coach Vera?
*) Novan Andi, fans Persebaya dari UB Malang