EJ – Di sela-sela kesibukannya sebagai Presiden Persebaya, Azrul Ananda terjun sebagai produser eksekutif film Mata Dewa, sebuah film garapan Sinema Imaji bekerjasama dengan PT DBL Indonesia dan Shanaya Films.
Mata Dewa merupakan sebuah film drama olahraga yang bercerita tentang siswa dan pemain basket bernama Dewa yang ingin membawa sekolahnya, SMA Wijaya menjadi juara DBL (Developmental Basketball League) untuk yang pertama kalinya. Dewa dan timnya harus berjuang sendiri karena mereka minim dukungan dari teman-teman dan pihak sekolah. Film ini terinspirasi dari kisah nyata pertandingan DBL, sebuah liga basket pelajar terbesar se-Indonesia.
Film ini disutradarai Andi Bachtiar Yusuf dan dibintangi oleh Kenny Austin, Chelsea Agatha, Brandon Salim, Valeria Tifanka, Nino Fernandez, Ariyo Wahab, Dodit Mulyanto, serta penampilan khusus Augie Fantius dan Udjo Project Pop. Azrul sendiri juga muncul sebagai kameo di film Mata Dewa dengan memerankan dirinya sendiri.
Ditanya terkait keterlibatannya dalam film ini, Azrul mengaku jika Mata Dewa merupakan obsesinya sejak dulu. “Obsesi saya membuat film sebelum usia 30 tahun. Ternyata saya baru bisa mewujudkannya waktu usia 40 tahun,” ungkap Azrul kepada EJ usai Persebaya menjalani latihan di lapangan Polda Jatim, Senin (19/2) sore.
Film Mata Dewa adalah pengalaman kali pertama bagi Azrul, maupun DBL, bekerjasama dalam sebuah produksi film. Tidak tertutup kemungkinan akan muncul kerjasama-kerjasama lainnya di dunia sinema kemudian hari. Termasuk menggarap film tentang Persebaya.
Saat ditanya apakah project film berikutnya adalah film tentang Persebaya, Azrul menjawab diplomatis. “Saat konperensi pers film Mata Dewa di Jakarta, ada yang tanya kepada saya apakah bakal garap film setelah ini. Teman saya di belakang langsung menjawab: Film Persebaya!” kata Azrul. “Saya hanya bilang kenapa tidak?” lanjutnya.
Azrul masih harus melihat respon masyarakat dengan film Mata Dewa sebelum menggarap film Persebaya. Jika responnya bagus, keinginan membuat film tentang Persebaya bisa lebih mudah terealisasi. “Kita lihat saja bagaimana tanggapan masyarakat tentang film ini. Terus terang saya sangat deg-degan menanti tayangan perdana. Lebih deg-degan dibanding pertama kali menjadi Presiden Persebaya,” ujar pria yang akrab disapa Ulik sambil tertawa.
Jika nantinya film Persebaya jadi dikerjakan, Azrul ingin tema filmnya berlatar belakang Persebaya, bukan tentang timnya. Seperti halnya Mata Dewa di mana filmnya tidak menceritakan perjalanan kompetisi basket DBL namun ada tokoh dengan drama yang berlatar belakang kompetisi DBL.
Film Mata Dewa yang banyak mengambil lokasi syuting di Surabaya akan tayang serentak di bioskop tanah air mulai 8 Maret 2018. (iwe)