EJ – Tribun stadion bukan lagi tempat asing bagi Devina Putri Ningtyas. Bonita yang akrab disapa Devina ini sudah menjadikan tribun sebagai ‘habitat’ sejak Persebaya masih bermarkas di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambak Sari.
Perkenalannya dengan Green Force tidak lepas dari sosok Noer Miranti Hasana (almarhum), ibu angkat Devina yang juga penggagas Ratu Bonek. Di era 2000-an, Ratu Bonek merupakan wadah bagi para kaum hawa yang mencintai Persebaya.
Kala itu, sebutan Bonita belum begitu familiar di kalangan suporter Persebaya. Sejalan dengan itu, sepakbola juga masih begitu asing bagi perempuan, sehingga keberadaannya di tribun merupakan pemandangan sangat langka.
Di bawah komando Noer Miranti Hasana yang akrab disapa Tante Mira, Ratu Bonek lantas gencar memperkenalkan paradigma baru. Bagi Tante Mira dan rekan-rekannya, tidak ada yang salah jika seorang perempuan menjadi pendukung tim sepakbola.
Dedikasi Tante Mira untuk Persebaya itu pada akhirnya menular kepada Devina yang sejak kecil tumbuh di bawah asuhan Tante Mira. Devina bahkan tak mampu mengingat pengalaman pertamanya menginjak tribun stadion.
“Waduh lupa aku mas, masih kecil banget. Kayaknya pas baru bisa jalan sudah langsung diajak mama (Tante Mira) ke stadion,” urai gadis berparas manis itu, sambil berupaya keras mengingat kenangan masa kecilnya.
Meski begitu, ada satu pertandingan yang sampai saat ini masih melekat tajam pada ingatannya. Laga yang dimaksud adalah Persebaya vs Arema di Stadion Gelora 10 Nopember, pada awal tahun 2010 silam.
Saat itu, Bajol Ijo mengandaskan Singo Edan dengan skor 2-0 melalui gol yang dicetak M Taufiq dan Andi Oddang. Devina yang saat itu masih duduk di bangku SD, hadir langsung ke stadion bersama Tante Mira dan sejumlah kerabat lain.
Bagian yang paling terkenang di benak Devina adalah kericuhan di luar stadion sebelum laga berlangsung. Kondisi mencekam yang sempat terjadi itu seketika membuat Devina kecil panik dan ketakutan.
“Waktu rusuh, aku sama yang lain disuruh sembunyi di bakso urat, dulu letaknya di seberang stadion. Mama sempat pergi nggak tau kemana, itu yang bikin takut,” urainya.
Dia pun terheran dengan keberanian Tante Mira yang tidak pernah kapok Mbonek meski ada potensi kericuhan. Keheranan itu lantas diungkapkan setelah pertandingan berakhir, dan respon Tante Mira sampai saat ini selalu dikenang Devina.
“Nggak usah wedi, Bonek iku wani. Nek kamu wedi bukan anake mama,” kata Devina menirukan ucapan Tante Mira. “Di situ aku selalu ingat, tiap ada apa -apa, dalem hati membatin aku anak mama, wani. Sampai sekarang tidak takut ke stadion,” ujarnya. (rul)