EJ – Loyalitas dan kecintaan seorang penggemar kepada klub sepakbola kebanggaan merupakan hal wajar di dunia suporter. Namun, sulit menjelaskan hal tersebut ketika ada dua klub yang sama-sama dicintai. Ya, itulah yang dirasakan Ayu Puspa Anggraeni Putri.
Hati perempuan yang akrab disapa Puspa ini terjebak dalam dua cinta, antara Persebaya dan Bali United. Kondisi ini tidak lepas dari perjalanan hidup Puspa sejak kecil hingga dewasa. Dara berparas manis itu memiliki kenangan di Surabaya dan Bali.
Lahir di Surabaya, 15 November 1994, Puspa melalui masa taman kanak-kanak (TK) di Bali. Selanjutnya, saat duduk di bangku SD hingga SMK, Puspa tinggal di Surabaya sebelum akhirnya kembali bermukim di Bali setelah lulus sekolah.
Sayangnya, saat masih bermukim di Surabaya, perkenalan Puspa dengan sepakbola belum begitu intensif. “Sekarang baru intens banget sama dunia bola sejak tinggal di Bali. Dulu karena sibuk sekolah, jadi nggak ada waktu. Sebenarnya dari dulu sudah ingin nonton (Persebaya) langsung di stadion, cuma sama ayah nggak dikasih. Katanya bahaya masih kecil,” paparnya kepada EJ.
Di sisi lain, saat tinggal di Bali, bermula dari keisengan menerima ajakan teman menyaksikan Bali United, Puspa justru merasakan kenyamanan. Apalagi, dia sempat memiliki kedekatan dengan salah seorang pemain Bali United.
“Dari situ Puspa mendadak langsung love sama Bali United, langsung tertarik dengan yang namanya bola, jadi kepo sama dunia bola, khususnya Bali United,” tambahnya.
Meski demikian, keterlibatan Puspa sebagai penggemar Bali United tak lantas menjadi penghalang untuk juga mencintai Persebaya. Perempuan yang kini tinggal di Denpasar ini bahkan menegaskan bahwa dia tak keberatan jika disebut sebagai fans dua tim, Persebaya dan Bali United.
“Suka disebut sebagai fans kedua-duanya. Menurutku adem didengarnya, karena keduanya adalah kebanggaanku,” tegas gadis yang mengidolakan Irfan Bachdim dan Irfan Jaya ini.
Karenanya, perjumpaan Persebaya dan Bali United di Gelora Bung Tomo pada awal Juli 2018 lalu, menjadi momentum berharga bagi Puspa. Meski dilanda kegalauan dalam melampiaskan doa dan dukungan, namun dia merasakan kegembiraan saat berada di tribun.
“Di stadion kemarin aku di VIP dan bernyanyi untuk Bali United, karena belum terlalu hafal dengan lagu-lagu untuk Persebaya. Tapi pas mereka (Bonek) nyanyi, aku ikutan ribut. Ributnya tepuk tangan bikin ramai gitu. Meskipun satu-satunya yang merah di antara hijau yang lain disana, tapi nggak peduli yang penting happy. Sebenarnya aku berharap seri sih kemarin, biar adil,” kelakarnya, sambil mengakhiri dengan tawa. (rul)