Jabatan pelatih Persebaya Surabaya masih lowong. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda Green Force menggaet pengganti definitif Angel Alfredo Vera. Tugas sementara yang diemban Bejo Sugiantoro pun telah tuntas.
Beberapa nama menguat sebagai kandidat baik pelatih asing maupun lokal. Namun, di sejumlah media tampaknya manajemen Bajol Ijo lebih tertarik pada pelatih lokal. Konon, bidikan Persebaya mengerucut pada tiga sosok yang masih dirahasiakan.
Siapapun itu, Persebaya tidak hanya harus mengambil langkah tepat, tetapi juga harus bergerak cepat. Kompetisi memang tengah jeda bersamaan dengan berlangsungnya Asian Games 2018. Meski begitu, Persebaya tidak boleh bersantai karena banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan.
Walau tergolong sebagai tim dengan produktivitas gol tinggi dan selalu menguasai ball position, namun poin yang dikumpulkan Persebaya belum meyakinkan. Tim kebanggaan Green Force ini juga masih kerap dihantui bayang-bayang zona merah.
Sejauh ini, Persebaya mengoleksi 25 poin, terpaut sepuluh angka dari pemimpin klasemen sementara, Persib Bandung dengan 35 poin. Di sisi lain, Persebaya hanya memiliki selisih empat angka dari PS Tira yang terperosok di zona degradasi.
Persebaya juga tidak pernah luput dari terpaan cedera pemain. Bahkan seolah ada jadwal khusus para pemain secara bergiliran untuk mengambil ‘jatah’ cedera. Karena itu, kecakapan tim pelatih untuk menjaga kondisi pemain patut dipertanyakan.
Apalagi, Persebaya tidak memiliki pelatih fisik secara khusus sejak era Angel Alfredo Vera. Kehadiran Bejo Sugiantoro sebagai caretaker pelatih, sempat mengikutsertakan seorang asistennya bernama Roffy Wikongsinarjo. Nama tersebut dalam laga menghadapi Barito Putera tercatat sebagai pelatih fisik.
Meski demikian, belum ada kepastian adanya sosok yang berperan sebagai pelatih fisik dalam latihan Persebaya selanjutnya. Karena itu, perlu langkah cepat Persebaya untuk segera mengumumkan pelatih baru.
Biasanya, pelatih baru selalu membawa serta seorang asisten untuk mendampingi tugasnya. Dengan demikian, jika nama yang ditunjuk belum memiliki pemahaman menyeluruh soal tim, maka tentu butuh waktu untuk menyesuaikan diri.
Tidak hanya menyesuaikan diri dengan para pemain dan segenap ofisial, pelatih Persebaya juga perlu memperhatikan ‘iklim’ sepakbola Surabaya. Jangan sampai, niat baik memperbaiki performa tim di sisa kompetisi, justru gagal akibat kurangnya kecakapan dalam menjawab keinginan publik Surabaya.
Salam Redaksi!