Andik Vermansah, Romantisme atau Prioritas?

Koreo Bonek Tribun Timur /Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

Hingar-bingar gelaran Liga 1 edisi 2018 telah selesai. Dengan segala macam carut-marut yang masih terjadi, berbagai drama dan ”dagelan” di saat-saat terakhir, akhirnya bisa tuntas juga kompetisi ini dengan melahirkan juara dan tim-tim yang harus angkat koper dari strata tertinggi kompetisi di tanah air. Pun demikian para pengganti dari Liga 2 juga sudah didapatkan, dan mereka akan menjadi lawan dari Persebaya di musim depan.

Green Force kebanggaan arek-arek bonek berhasil finish di peringkat top 5. Suatu pencapaian yang menurut saya, luar biasa! Baru saja mentas dari Liga 2 musim lalu, Persebaya berhasil meraih posisi lebih tinggi dari tim-tim lain yang sudah lebih mapan di kompetisi ini. Torehan golnya yang lebih istimewa, Bajul Ijo adalah yang paling produktif di edisi kali ini dengan total 60 gol! (rata-rata 1,76 gol per match). Buat saya, satu catatan istimewa lainnya adalah, Persebaya menjadi yang terbaik di Jawa Timur. Tengok saja di    klasemen terakhir, tidak ada tim lain dari Propinsi di ujung timur pulau jawa ini yang posisinya lebih tinggi dari tim yang berkandang di Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Mengakhiri musim 2018 dan menyongsong Liga 1 musim depan, ada topik yang selalu diulang selama 3 sampai 4 tahun terakhir, membawa kembali pulang si anak hilang Andik Vermansah. Andik yang kontraknya tidak lagi diperpanjang Kedah FA, menjadi 1 diantara 4 pemain yang ditampilkan di koreo 3D pada match terakhir kemarin (bersama Taufik, Hansamu dan Evan Dimas).

Penampilan di Malaysia

Iklan

Di antara berbagai pendapat pro dan kontra, saya pribadi juga punya pendapat sendiri. Semenjak pindah dari Persebaya ke Selangor pada 2013 lalu, saya selalu rutin memantau tentang  kabar Andik Vermansah berkiprah di Malaysia. Sepak terjangnya di tim yang berjuluk ”Gergasi Merah” tidak semengkilau pendahulunya sesama kompatriot asal Indonesia, Bambang Pamungkas dan Elie Aiboy. Sempat dibekap cedera cukup lama, dan juga persaingan yang ketat di posisi sayap, membuat Andik tidak terlalu menonjol di tim yang bermarkas di stadion Shah Alam ini. Pun setelah pindah ke Kedah FA, rata-rata menit bermainnya juga tidak sebanyak di Selangor. Namun, pemain yang pernah di-tackle keras oleh David Beckham ini tetap menjadi langganan masuk ke tim nasional. Yang terbaru Andik ikut serta di Piala AFF 2018, meski sempat dicoret dan ditarik kembali (menggantikan Sadil Ramdhani yang tersangkut kasus), tapi gagal membawa timnas untuk berbicara lebih jauh di kompetisi Asia Tenggara ini.

Secara statistik selama 5 tahun di Selangor, pemain bertinggi badan 163 cm ini bermain total sebanyak 68 dengan raihan gol 15 dan setelah pindah ke Kedah FA, bermain sebanyak 14 dengan mencetak 2 gol (sumber catatan wikipedia). Ini tentu saja bukan sebuah torehan rekor yang fantastis. Sama halnya dengan penampilan terakhir bersama timnas yang juga tidak terlalu spesial, walaupun juga tidak buruk, terbukti pemain yang pernah menggunakan nomer 3 di Persebaya ini berhasil tampil sebanyak 3 kali dan hanya absen ketika timnas menghadapi Singapura di pertandingan perdana.

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display