Perjuangan Persebaya di semifinal Piala Presiden benar-benar patut diacungi jempol. Pertandingan melawan Madura United (MU) semalam (6/4) menyuguhkan pertarungan mental antar pemain kedua tim. Para pemain MU tak henti-hentinya menggempur pertahanan Persebaya. Bahkan membuat pemain Persebaya seakan terkurung di daerah pertahanannya sendiri.
Hingga kemudian MU menemukan jalan untuk membobol gawang Persebaya. Namun, pemain Persebaya tak menyerah, Bung! Iya, mereka justru semakin bersemangat membalas gol MU itu dengan berbagai macam strategi. Seperti deburan ombak yang berkejaran menuju pantai, mungkin itulah yang bisa menggambarkan pertandingan tadi malam. Seru!
Jika dilihat dari penampilan Persebaya sampai saat ini, pertandingan semalam benar-benar menjadi bukti bahwa mental alias psikis pemain Persebaya mengalami perubahan signifikan. Pemain begitu stabil menjaga fokus dan konsentrasinya, serta emosinya agar tak terpancing permainan lawan yang menjurus keras. Meski kadang masih terlihat marah, mereka masih sanggup mengingatkan satu sama lain. Pengaturan emosi yang baik juga terlihat dari ketenangan pemain ketika dalam kondisi tertekan, mereka tetap berusaha menjalankan strategi dengan tidak terburu-buru.
Mas Afif yang notabene psikolog tim benar-benar patut berbangga dengan capaian ini. Tak salah pula jika Coach Djanur memuji mental pemainnya. Memang itulah yang terlihat dari pertandingan semalam. Stabilnya mental pemain disertai dengan penanaman budaya #KitaPersebaya menjadi salah satu aset besar tim, selain teknik dan skill yang dimiliki para anggota tim.
Eits… Tapi jangan keburu terbang dulu! Bajol Ijo tak boleh terbang dulu, karena masih ada 2 laga final yang akan menguji kestabilan mental mereka, lagi.
Ini boleh hanya sekadar turnamen pra musim, tapi Persebaya tetap tak boleh main-main karena sudah mencapai tahap ini. Nikmati euforia itu hanya semalam, hari ini semuanya dimulai dari nol lagi. Persiapkan teknis dan mental lagi. Perjuangan belum usai.
Wani!
