Sempat viral, karena kenekatannya untuk meninggalkan rumah demi ingin bertemu sang idolanya. Itulah I Gede Deny Sanjaya, bocah 13 tahun asal Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Bagaimana tidak, anak seusia itu memiliki kecintaan yang begitu mendalam kepada idolanya. Seorang Irfan Jaya. Entah, apa yang membuat Deny begitu mencintai mantan winger Timnas Senior tersebut.
Kata “nekat” benar-benar merasuk kepada siapapun pendukung Persebaya Surabaya. Bocah, anak-anak, tua, muda, begitu mendengar nama Persebaya akan bergetar hatinya. Semacam getaran cinta. Cinta yang sangat kuat, mengalahkan logika, dan nalar bagi para penyukanya.
Usia 13 tahun, tapi sudah memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap sang idola bukan hal yang dibuat-buat. Tentu Deny, sadar siapa sosok yang dia kagumi, tim yang menaungi idolanya bermain, semuanya dia mengetahuinya.
Tapi ini benar-benar di luar akal sehat, melintasi dua pulau, mengayuh sepeda onthel sendirian, hanya ingin menemui sang idola. Tentunya, dengan segala resiko yang akan diterimanya di tengah jalan. Itu gila Den.
Tidak berlebihan usaha yang dilakukan Deny untuk bisa bertemu dengan sang idolanya. Tapi bagaimana menanamkan kecintaan pada anak seusia tersebut, untuk bisa menggerakkan ‘kenekatan’ yang luar biasanya tersebut. Cuman Tuhan dan Deny yang tahu.
Tidak berlebihan jika slogan-slogan yang digaungkan Bonek selama ini. Mulai dari kalimat “Persebaya Sampek Kiamat,” “Persebaya Emosi Jiwaku,” “Persebaya Dunia Akhirat,” “Persebaya Harga Diri Kami,” serta banyak slogan-slogan penyemangat lainnya. Slogan tersebut memang benar adanya, semua diciptakan dari hati dan kecintaan yang mendalam terhadap tim kebanggaan. Persebaya Surabaya.
Terima kasih Den,
Darimu kami belajar bagaimana mencintai sang idola dengan cara yang luar biasa. Sampai ketemu di Surabaya. (*)
Bangkalan 2019