Derby Jatim telah usai, satu hasil yang dimaknai berbeda oleh kedua kubu maupun suporter. Laskar Joko Tingkir berhasil memberikan senyuman kepada Lamongan Fans yang hadir di stadion. Sedangkan dengan Persebaya yang memberikan raut wajah kecewe dan sedih. Laga antara Persela menghadapi Persebaya berhasil dimenangkan oleh tim tuan rumah. Persela berhasil menaklukan Bajol Ijo dengan skor tipis 1-0 lewat sontekan dari Malik Risaldi pada menit 63. Membawa Persela sementara beranjak ke posisi 15 dengan koleksi 23 poin. Untuk Persebaya masih tertahan di peringkat 8 dengan koleksi 31 poin.
Di luar hasil tersebut ada hal yang patut di apresiasi kepada kedua suporter yang datang ke stadion. Menjaga hubungan baik tanpa adanya gesekan antara suporter Persela maupun Bonek. Pertandingan kemarin mungkin bisa di bilang sangat menguras emosi. Bagaimana tidak, permainan keras yang diterapkan kedua tim. Dan wasit yang memimpin kerap kali merugikan kedua kubu. Alhasil ada beberapa nyanyian dan lemparan ke wasit yang memimpin. Namun, Kedua suporter masih bisa duduk maupun berdiri berdampingan. The Real Derby Jatim, Kalimat ini pantas disematkan untuk laga kemarin.
Sejak pagi hingga menuju Kick-off pertandingan animo suporter Bonek yang hadir mulai memenuhi Stadion Surajaya. Suasana membaur dengan suporter Persela menjadi gambaran yang indah. Tak cukup di situ, kerap di temui pasangan suporter yang memakai kaus kedua kubu. Perdamaian yang beberapa waktu lalu cukup intens menghasilkan hal yang positif bagi kedua suporter.
Memasuki stadion Surajaya, Curva Boys dan La Mania saling memberikan chants positif kepada Bonek, begitupun sebaliknya. Tribun timur Stadion Surajaya menjadi gambaran bahwa untuk mendukung tim sepak bola tak perlu ada pembatas. Warna biru langit dan Hijau bercampur bukan lagi dipisahkan. Bagi Bonek laga kemarin bisa di katakan laga away terdekat selama mengarungi Liga 1 2019. Jarak antara kota Surabaya dan Lamongan sekitar 46 Km. Tak ayal kapasitas stadion Surajaya terpenuhi. MC stadion mengatakan 17 ribu penonton yang hadir di stadion sesuai dengan kapasitas.
Tak sampai di situ, bubaran pertandingan juga berjalan dengan lancar. Meskipun dari sempat ada yang turun ke dalam lapangan karena kecewa dengan tim kesayangannya. Suporter kedua kubu mampu berjalan berdampingan. Jelas sebuah derby yang memang harus berjalan sesuai dengan makna sepak bola sebagai hiburan masyarakat. Tanpa memandang masa lalu yang harus di kubur dengan rasa saling menjaga dan menghargai. Demi sepak bola Indonesia yang mengedukasi.