Mengejar Happy Ending, Mau Peringkat Berapa, Persebaya?

Selebrasi gol Irfan Jaya ke gawang Madura United. Foto: Joko Kristiono/EJ
Iklan

EJ – Secara matematis Persebaya Surabaya masih memiliki peluang untuk finish di posisi papan atas Liga 1, atau bahkan menuju zona play-off AFC. Tapi, apa target paling realistis yang bisa diraih?

“Kalau ada bintang mungkin kami tidak perlu menarget bintangnya tapi sedekat mungkin dengan bintang, sehingga kalau ada kesempatan, ada peluang, kami berada di posisi untuk bisa meraihnya.”

Begitulah yang diucapkan Presiden Persebaya, Azrul Ananda seusai pertemuan stakeholder tepat satu tahun yang lalu. Finish di posisi 5 klasemen akhir Liga 1 2018 menumbuhkan optimisme Azrul melihat Persebaya yang lebih baik di tahun 2019.

Tapi, alih-alih mengejar bintang, Persebaya malah sempat terancam degradasi musim ini. 

Iklan

Pergantian pelatih dari Djadjang Nurdjaman menuju Alfred Riedl -dan kemudian akhirnya Wolfgang Pikal- malah semakin memperburuk kondisi. Persebaya era Pikal mencatatkan hasil 6 laga tanpa kemenangan, capaian yang lebih buruk jika dibandingkan dengan era Djadjang ataupun Angel Alfredo Vera.

Rentetan hasil negatif, ditambah dengan permainan menjemukan tanpa pola dari Pikal membuat suporter frustrasi. Puncaknya, aksi Bonek turun lapangan dilakukan seusai laga melawan PSS Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo (28/10/2019).

Seusai malam tak terlupakan itu, keesokan harinya, Pikal resmi mengundurkan diri.

pergerakan peringkat persebaya
Grafis: Iwan Iwe/EJ

Manajemen pun langsung bergerak cepat. Aji Santoso yang sebetulnya menjadi opsi utama pengganti Djadjang, kembali dikontak. Beruntung, di pinangan kali kedua, Aji sudah tidak terikat dengan tim manapun. Kapten Persebaya ketika juara Liga Indonesia 1996/1997 itu seakan ditakdirkan untuk kembali ke “rumah”.

Manajemen Persebaya kemudian mengubah target tim. Green Force tak lagi berambisi mengejar bintang seperti yang dicanangkan Azrul di awal musim, tapi cukup sekadar lolos dari zona degradasi.

“Pertama jelas menyelamatkan Persebaya dari degradasi. Karena secara matematis kami terus turun dengan hasil buruk di enam pertandingan terakhir,” kata manajer Persebaya, Candra Wahyudi seusai penunjukan Aji sebagai pelatih.

“Kedua, harus ada upaya lebih keras lagi untuk membangkitkan mental pemain, karena situasi tim tidak bagus di sisa pertandingan ini. Siapa tahu nanti hasilnya lebih baik dari sekarang,” tambahnya.

Saat kedatangan Aji, posisi Persebaya memang lebih dekat dengan tim zona degradasi daripada tim posisi 2. Menyisakan 9 laga, Persebaya hanya unggul 8 poin dari Kalteng Putra yang berada di batas zona degradasi dan tertinggal 13 poin dari tim posisi 2, Madura United. 

Bagaimana selisih dengan dengan pemuncak klasemen? Jelas, peluang Persebaya meraih gelar juara hampir pasti tertutup. Bajol Ijo tertinggal hingga 23 poin di pekan ke-25 Liga 1. 

Lupakan target “mengejar bintang”, Persebaya bersama Aji lantas fokus sepenuhnya untuk menyelamatkan tim dari degradasi.

Di luar ekspektasi, pelatih asal Kepanjen, Malang itu mampu mengantarkan Persebaya tak terkalahkan dalam 5 laga. Meski masih ada kekurangan di berbagai sisi, mental para pemain Persebaya dianggap menunjukkan peningkatan berarti. 

“Alhamdulillah, pemain sudah menemukan kepercayaan diri yang sempat hilang. Sekarang kami cukup positif, mudah-mudahan di sisa pertandingan ini kami bisa maksimal,” kata Aji merespon hasil 3 kali kemenangan dan 2 kali imbang yang diraihnya bersama Persebaya.

Hasil positif sejak kedatangan Aji akhirnya menumbuhkan optimisme baru. Didukung dengan performa beberapa tim papan atas yang angin-anginan, peluang Persebaya untuk selesai di papan atas terbuka lebar. 

Persebaya kini hanya terpaut 2 poin dari Bhayangkara FC yang berada di posisi ke-5, tertinggal 5 poin dengan Persipura Jayapura di peringkat 3, serta minus 7 poin dari Borneo FC yang berada di posisi runner-up.

Menyisakan 4 laga, ada 12 poin yang bisa dimaksimalkan oleh Persebaya. Secara hitung-hitungan, peluang Ruben Sanadi untuk lolos play-off AFC Cup (peringkat 2 Liga 1) masih cukup terbuka.

“Manajemen ingin kami berusaha semaksimal mungkin. Kalau memang kami bisa nomor 2 nomor 3 kenapa tidak,” kata Aji kepada EJ, Kamis (5/12/2019).

“Tetapi manajemen juga menyampaikan bahwa kami sudah aman di Liga 1. Itu merupakan satu poin yang penting, karena kemarin semua pengurus sempat was-was kalau Persebaya hanya numpang lewat saja di Liga 1,” tambahnya.

Ya, Aji tampaknya tetap berusaha realistis. Meski Persebaya masih berpeluang finish di posisi 2, tapi itu bukan hal yang paling penting. Mantan pelatih Persela Lamongan dan PSIM Magelang itu hanya ingin fokus menghadapi satu persatu sisa laga di Liga 1.

“Kami dengan nomor 2 masih selisih angka, kami juga tergantung dengan hasil pesaing di sisa laga mereka. Jadi saya tidak memperdulikan itu (peluang lolos play-off AFC), yang penting bagaimana 4 pertandingan sisa ini kami bisa happy ending,” ucap Aji. 

Bahkan, Aji membuka opsi “eksperimen” di 4 laga terakhir untuk melihat seluruh potensi pemain Persebaya. Pelatih berkacamata itu ingin menilai secara lebih dekat kualitas beberapa pemain untuk persiapan menghadapi kompetisi Liga 1 2020.

“Dengan 42 poin yang dimiliki kami sudah aman (di Liga 1) musim depan. Tetapi kami tetap berusaha maksimal. Walaupun memang ada pemikiran dari saya untuk memberi kesempatan kepada semua pemain. Harapannya agar musim depan lebih siap,” harap Aji. (riz)

Komentar Artikel

Iklan

No posts to display